Warga Muhammadiyah Kota Batam Ramai Ikuti Pengajian Dr.H.Syaifuddin Amin, MA, Dalam Menyambut Ramadhan

Pemerintah531 views

MabesNews.com | Batam – Dr. Asmaldi, M.Pd ketua Majlis Tabliqh Muhammadiyah kota menyampaikan pentingnya sebuah pengajian menyambut bulan suci Ramadan tahun ini.

Terima kasih atas kehadiran bapak ibu sekalian dalam menyambut Ramadhan dengan tema “Menyambut Ramadhan Dengan Ilmu, Hingga Meraih Kemenangan”.

Menghimbau juga agar para warga Muhammadiyah dapat sholat dan buka bersama di mesjid Muhammadiyah Hamka ini dengan penuh rasa kebersamaan dan keikhlasan. Terakhir Asmaldi mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan apa bila ada kesalahan dan kekhilafan baik yang disengaja maupun tidak disengaja dengan penuh isi yang sangat mencerahkan.

Acara selanjutnya adalah tauziah yang dibawakan oleh Ustadz Dr.H.Syaifuddin Amin, MA, dengan “Menyambut Ramadhan Dengan Ilmu, Hingga Meraih Kemenangan.

Beliau dalam tauziahnya mengatakan Ilmu itu adalah mempunyai urusan yang sangat penting dalam menakar dalamnya ibadah seseorang.

Ditambahkannya bahwa menuntut ilmu merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Allah Swt. menjelaskan kewajiban menuntut ilmu pada ayat-ayat-Nya. Beberapa ayat Al-Qur’an yang memuat perintah untuk menuntut ilmu.

Puasa seorang muslim yang tidak hanya sekedar menahan makan, minum, menahan pendengaran dan penglihatan dari perbuatan dosa tetapi hatinya juga berpuasa dari kesibukan-kesibukan dan hal-hal yang bersifat duniawi, (puasanya Anbiya, nabi dan para rosul), jelasnya.

Jika berpuasa tanpa ilmu, kita tidak dapat mencapai tujuan yang semestinya, (tidak dapat mencapai ketagwaan). Begitu pula ibadah-ibadah lainnya, oleh karenanya penting bagi kita umat muslim untuk senantiasa belajar tanpa henti baik untuk ilmu agama maupun ilmu dunia, agar apapun yang kita kerjakan dapat mencapai tujuan sebagaimana mestinya, terakhir beliau mengajak para jamaah untuk terus meningkatkan amal ibadah di bulan yang penuh berkah, bulan suci Ramadhan.

Ustadz Syaifuddin juga dalam tauziahnya menghubungkan antara puasa dan kezaliman. ZALIM (kezaliman) merupakan sebuah perbuatan buruk yang sangat dicela oleh Alquran. Berbuat zalim ketika sedang berpuasa bukan hanya diganjar dosa seperti pada hari-hari lain, tetapi akan menghilangkan pahala puasa. Orang yang berbuat zalim ketika sedang berpuasa akan rugi dua kali. Pertama, berdosa karena melakukan perbuatan buruk yang sangat dilarang, dan kedua kehilangan pahala puasa. Jadi agar pahala puasa (Ramadhan) dapat digapai secara penuh, dan derajat takwa diperoleh secara sempurna, maka perbuatan zalim–sama seperti perbuatan buruk lainnya (misalnya bergunjing, mengupat, memfitnah dan bertengkar) mestilah betul-betul dijauhi.

Dengan kata lain, zalim merupakan perbuatan tercela yang kalau tidak merugikan orang lain maka akan merugikan diri pelakunya sendiri.

Dalam hubungannya dengan ayyaman mahdudat ustadz Syaifuddin menjelaskan Puasa adalah kewajiban yang telah ditetapkan terhadap umat-umat yang lalu. Begitulah salah satu penegasan dari Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183. Arti surat Al-Baqarah ayat 183 adalah, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ayat di atas menyebut kewajiban berpuasa tanpa menyebut siapa yang mewajibkannya. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa seandainya bukan Allah SWT yang mewajibkannya, manusia sendiri akan melaksanakannya setelah tahu besar manfaatnya.

Puasa yang diajarkan Al-Qur’an dapat membuahkan kesucian jiwa, keikhlasan, dan ketulusan. Puasa juga bisa sebagai pengawasan diri dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Apakah kewajiban itu langsung ditetapkan oleh Al-Qur’an selama sebulan penuh, ataukah bertahap? Kalau melihat sikap Al-Qur’an yang seringkali melakukan penahapan dalam perintah-perintahnya, maka agaknya kewajiban berpuasa pun dapat dikatakan demikian.

Ayat 184 yang menyatakan ayyaman ma’dudat (beberapa hari tertentu) dipahami oleh sementara ulama sebagai tiga hari dalam sebutan yang merupakan tahap awal dari kewajiban berpuasa.

Uraian Al-Qur’an tentang kewajiban puasa di bulan Ramadhan dimulai dengan satu pendahuluan yang mendorong umat Islam untuk melaksanakannya dengan baik, tanpa sedikit kekesalan pun.

Perhatikan surat Al-Baqarah ayat 185. Ia dimulai dengan panggilan mesra, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa.” Di sini tidak dijelaskan siapa yang mewajibkan, belum juga dijelaskan berapa kewajiban puasa itu, tetapi terlebih dahulu dikemukakan bahwa, “sebagaimana diwajibkan terhadap umat-umat sebelum kamu.”

Jika demikian, maka wajar pula jika umat Islam melaksanakannya, apalagi tujuan puasa tersebut adalah untuk kepentingan yang berpuasa sendiri yakni “agar kamu bertakwa (terhindar dari siksa).”

Agaknya ia mengisyaratkan bahwa berdoa di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, dan karena itu ayat tersebut menegaskan bahwa, “Allah dekat kepada hamba-hamba-Nya dan menerima doa siapa yang berdoa.” Demikian ustadz Syaifuddin menyampaikan dengan penuh kedalaman ilmu.

Kegiatan pengajian hari ini bertempat di jalan Prof, Dr. Hamka No 3, Kibing, Batu Aji – Batam tepatnya pada hari Ahad, 10 Maret 2024, pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh seluruh pengurus dan simpatisan Muhammadiyah kota Batam. (Nursalim Turatea).