Mabes News.com, Kota Medan – Lhokseumawe sudah sepantasnya menjadi Kota Transit Perdagangan, Industri dan Jasa menyusul program pembangungan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, Aceh Utara yang sudah mendapat persetujuan pemerintah pusat.
Penilaian itu disampaikan, Sopian Adami,SH putra Aceh yang berdomisili di Lhokseumawe saat berbincang-bincang dengan media ini di Medan,.Senin 14/8/2023.
Seperti diketahui katanya KEK Arun Lhoseumawe berfokus pada sektor energi, petrokimia, agro industri pendukung ketahanan pangan, logistik dan industri penghasil kertas kraft.
“Itu sebabnya sudah selayaknya Lhokseumawe diprogramkan sebagai “Kota Transit Perdagangan, Industri dan Jasa bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah ini ke depan,” ujar Sopian Adami.
Dia memprediksikan ke depan Kota Administratif Lhokseumawe yang pernah jaya dan ramai dikunjungi warga luar di masa kejayaan Arun LNG beberapa waktu lalu akan kembali mengalami kemajuan pesat lagi jika program pembangunan KEK Arun terwujud ke depan dengan baik.
“Apalagi sarana pelabuhan sudah tersedia tinggal lagi pemanfaatan pelabuhan Arun tersebut secara.maksimal oleh ekspor-importir sehingga kelancaran arus keluar masuk komoditas berjalan lancar seperti halnya kita lihat di pelabuhan lainnya di tanah air,” sebut Sopian Adami yang juga pemerhati transportasi ini.
Berbicara tentang peranan pelabuhan bagi sebuah kota transit perdagangan, Sopian Adami yang juga pengamat hukum ini menyebutkan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat berada di Lhokseumawe, bulan Februari lalu berharap agar pelabuhan Arun Lhokseumawe dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Dengan sendirinya arus- keluar masuk kapal serta berbagai jenis barang melalui pelabuhan ini terus meningkat termasuk mobilitas masyarakat dan pelaku usaha perdagangan, industri dan jasa bertambah gencar,” kata Sopian Adami, juga pengacara kondang ini.
Dia mengaku tertarik setelah melihat perkembangan beberapa kota transit perdagangan dengan hilir mudik kapal di pelabuhannya baik di dalam maupun di.luar negeri. Begitu gencarnya aktivitas bisnis di pelabuhan laut, udara maupun arus lalulintas darat. Maka, sektor perdagangan, industri dan jasa di sesebuah kota mengalami kemajuan pesat.Contoh paling dekat kota Medan Sumatera Utara dan sejumlah kota lainnya di Indonesia.
“Seperti kita ketahui dengan tersedianya semua moda transportasi tersebut, sangat mempengaruhi kelancaran sektor perdagangan, jasa dan industri di kota Lhokseumawe. Namun, pemerintah setempat perlu menata kembali Kota Administratif Lhokseumawe sebagai Kota Transit Perdagangan ke depan,” pinta Sopian Adami.
Bukan hanya itu menurut pendapat Sopian sebagai kota transit perdagangan, industri dan jasa, Lhokseumawe memerlukan penataan kawasan wisata Islami untuk menarik perhatian wisatawan. Soalnya, Lhokseumawe menyimpan berbagai lokasi wisata. Tinggal lagi bagaimana mengemas menjadi destinasi wisata yang menarik bagi pengunjung.
Setelah melihat data secara geografis lanjut Sopian Adami letak Kota Lhokseumawe sangat strategis karena sebelah Utara berbatas dengan Selat.Malaka. Bahkan Kota Lhokseumawe dikelilingi oleh Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Sumatera Utara serta Sumatera Barat.
Lhokseumawe memiliki luas sekitar 18.106 hektare terbagi empat kecamatan yaitu Kecamatan Banda Sakti, Muara Satu,.Muara Dua dan Kecamatan Blang Mangat. Namun, menurut Sopian Adami untuk sebuah Kota Transit Perdagangan membutuhkan sejumlah pembangunan fasilitas pendukung sudah termasuk penataan kota dan fasilitas publik dengan memperkirakan suatu kemajuan pesat ke depan.
Kenapa tidak, lanjutnya, Kota Lhokseumawe ini berada persis di tengah jalur timur Sumatra. Di antara Banda Aceh dan Medan yang juga kota perdagangan, industri dan jasa. Itu sebabnya pula Kota Lhokseumawe merupakan jalur vital distribusi dan perdagangan di daerah tanah rencong ini.
“Kalau kita melihat sekilas catatan sejarah, keberadaan kawasan Lhokseumawe erat kaitan dengan munculnya Kerajaan Samudera Pasai sekitar Abad 13. Selanjutnya menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh sejak 1524 (zaman kolonial),” kata Sopian Adami.
Sebuah pulau dengan sejumlah desa (Gampong) seperti Kampung Keude Aceh, Kutablang, Mon Geudong, Tumpok Teungoh, Hagu, Uteuen Bayi, Ujong Blang dan Kampung Jawa. Waktu itu jumlah.penduduknya sekitar 5500 jiwa.Itulah disebut Lhokseumawe.
Tak heran, pembangunan secara bertahap mengisi daratan tersebut terwujud sebuah embrio kota yang memilikj pelabuhan, pasar, stasiun kereta api, kantor-kantor.lembaga pemerintahan,” ujar Sopian Adami yang juga pengamat.perbankan ini.
Menyinggung tentang peranan perbankan bagi perekonomian, Sopian Adami menyatakan tak terpisahkan dengan sektor ekonomi, perdagangan, industri dan jasa. Artinya bank harus mencakup semua sektor ekonomi.
“Membutuhkan intermediasi bank sebagai penghimpun dana mauoun penyaluran dana dalam aktivitas perekonomian termasuk di sektor riil.Kegiatan bank memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi maupun konsumsi barang dan jasa. Karena itu perbankan dituntut untuk senantiasa memberi layanan prima bagi nasabahnya dan masyarakat pada umumnya,” pungkas Sopian Adami.
(tiar)
.
We