Mabesnews.com.Sarawak, Malaysia – Skandal perdagangan orang (TPPO) kembali mencoreng dunia perladangan di Sarawak. Satgasus Lidik Pro yang dipimpin oleh Riswan Kanro berhasil mengungkap jaringan mafia yang terlibat dalam perekrutan tenaga kerja secara ilegal di ladang Pelita Plantation, Muka Sdn Bhd.
Dugaan praktik culas ini melibatkan cukong, mandor, hingga manajer ladang yang secara sistematis merekrut pekerja secara non-prosedural. Para pekerja yang masuk ke ladang tidak hanya kehilangan hak-haknya sebagai tenaga kerja resmi, tetapi juga menjadi korban eksploitasi sistematis.
Modus Operandi: Suplai Pekerja Ilegal dan Pemotongan Gaji.
Investigasi mengungkap bahwa jaringan mafia ini bekerja dengan cara menyelundupkan pekerja ke ladang tanpa dokumen resmi. Para mandor dan cukong yang terlibat mendapat keuntungan dari pemotongan gaji pekerja setiap bulan, sementara manajer ladang turut menerima fee khusus dari praktik haram ini.
“Ini sudah menjadi modus yang terus berulang di berbagai ladang. Para pekerja yang datang dengan harapan mendapat penghidupan lebih baik justru terjebak dalam eksploitasi. Mereka diperas dengan sistem potongan gaji dan diancam jika mencoba melawan,” ujar salah satu sumber di lapangan.
Selain pemotongan gaji, banyak pekerja yang terjebak dalam kondisi kerja yang buruk, tanpa jaminan kesehatan atau perlindungan hukum. Sistem ini telah berlangsung lama dan terus merugikan para buruh yang hanya mencari nafkah untuk keluarga mereka.
Satgasus Lidik Pro Riswan Kanro mendesak otoritas terkait untuk menindak tegas para pelaku di balik skema ini. Dengan semakin terkuaknya kasus-kasus seperti ini, diharapkan ada tindakan konkret untuk menghentikan eksploitasi tenaga kerja di sektor perkebunan.
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut, dan publik menunggu langkah tegas dari pemerintah serta aparat penegak hukum dalam memberantas praktik TPPO di industri perladangan Malaysia.