Silaturahmi Bersama Penyuluh Agama: Upaya Bersama Menangani Tantangan Sosial Remaja di Kota Batam

MabesNews.com, Batam, 17 Oktober 2024 – Kota Batam yang berkembang pesat sebagai salah satu kawasan industri dan perdagangan di Indonesia, kini juga dihadapkan pada berbagai tantangan sosial, terutama yang berkaitan dengan perilaku dan perkembangan remaja. Dalam upaya untuk lebih memahami dan menanggulangi berbagai persoalan tersebut, Nursalim Turatea, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, bersilaturahmi dengan Nazahati Kosim, S.Ag., seorang penyuluh agama Islam yang berdedikasi di Kementerian Agama Kota Batam.

Pertemuan yang berlangsung pada Kamis, 17 Oktober 2024 pukul 11.00 WIB di ruang penyuluh KUA Kecamatan Sei Beduk, Batam, ini menjadi wadah diskusi terbuka tentang permasalahan sosial yang semakin mengkhawatirkan di kalangan remaja. Nursalim, sebagai pemimpin IWO Kepri yang dikenal karena perannya dalam memajukan jurnalisme digital, berkomitmen untuk menjadikan media sebagai sarana edukasi sekaligus advokasi terhadap isu-isu yang mempengaruhi kehidupan generasi muda. Sementara itu, Nazahati Kosim, atau yang akrab disapa Nazar Kosim, memberikan pandangan dari sisi keagamaan dan penyuluhan yang sangat dibutuhkan dalam merespons persoalan ini.

Permasalahan Sosial Remaja yang Kian Kompleks Nazahati Kosim membuka diskusi dengan memaparkan fakta-fakta terbaru tentang remaja Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah urban seperti Batam. Berdasarkan data yang diperolehnya selama bertugas sebagai penyuluh agama, terdapat empat permasalahan utama yang sering dihadapi oleh remaja saat ini:

1. Pergaulan bebas, seks sebelum nikah, dan pernikahan dini (perkawinan anak) – Masalah ini menjadi tantangan serius, terutama di kota-kota besar seperti Batam. Tekanan sosial dan pengaruh budaya asing, ditambah dengan kurangnya pemahaman agama dan etika, menyebabkan meningkatnya perilaku seks bebas di kalangan remaja. Selain itu, fenomena pernikahan dini juga masih sering terjadi, terutama pada remaja perempuan, yang mengorbankan pendidikan dan masa depan mereka.

2. Masalah narkoba – Nazar Kosim menjelaskan bahwa penggunaan narkoba di kalangan remaja telah menjadi ancaman serius bagi kehidupan mereka. Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda, yang dipicu oleh berbagai faktor, seperti tekanan teman sebaya, masalah keluarga, hingga keinginan untuk mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan risiko yang terlibat.

3. Tawuran, kekerasan, dan bullying – Kekerasan antarremaja, baik dalam bentuk tawuran maupun bullying, juga menjadi permasalahan yang semakin meluas. Batam, sebagai kota yang multikultural, tidak lepas dari permasalahan sosial ini. Perbedaan latar belakang sosial dan budaya sering kali memicu konflik di kalangan remaja, yang berujung pada kekerasan fisik maupun verbal.

4. Geng remaja, pergaulan salah, dan balapan liar – Selain itu, tren geng remaja dan keterlibatan mereka dalam pergaulan yang salah, termasuk kegiatan balapan liar, semakin meningkat di Kota Batam. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya membahayakan keselamatan remaja itu sendiri, tetapi juga meresahkan masyarakat sekitar.

Sinergi Media dan Penyuluh Agama untuk Solusi Sosial.

Dalam diskusi tersebut, Nursalim Turatea menegaskan pentingnya peran media dalam memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat, khususnya para remaja. “Media tidak hanya berfungsi sebagai penyebar informasi, tetapi juga sebagai pemandu moral dan penggerak perubahan sosial. Kami di IWO berkomitmen untuk menggunakan platform digital kami untuk mengangkat isu-isu penting seperti ini dan memberikan pemahaman yang benar kepada generasi muda,” ujar Nursalim.

Sebagai seorang wartawan senior yang memiliki pengalaman luas dalam dunia media, Nursalim melihat bahwa masalah-masalah sosial di kalangan remaja ini memerlukan pendekatan yang komprehensif. “Tidak cukup hanya mengandalkan pendidikan formal. Media, pemerintah, dan para penyuluh agama harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan remaja secara positif. Mereka harus diberi pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral, agama, dan etika sosial,” lanjutnya.

Sementara itu, Nazahati Kosim menambahkan bahwa penyuluhan agama juga memiliki peran strategis dalam mengatasi berbagai masalah sosial yang menimpa remaja. “Dalam tugas saya sehari-hari, saya banyak bertemu dengan remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas, narkoba, dan tawuran. Tugas kami sebagai penyuluh adalah memberikan mereka arahan dan bimbingan agar dapat kembali ke jalan yang benar. Namun, tugas ini tidak dapat kami lakukan sendiri. Sinergi dengan media dan lembaga terkait sangat diperlukan,” ujar Nazar.

Nazahati juga menyoroti pentingnya penguatan peran keluarga dalam membina akhlak remaja. “Pendidikan pertama dan utama berasal dari keluarga. Orang tua harus lebih aktif dalam memantau dan membimbing anak-anak mereka, terutama dalam era digital seperti sekarang ini. Banyak remaja yang mudah terpengaruh oleh konten negatif di media sosial karena kurangnya pengawasan dari orang tua,” tambahnya.

Langkah-Langkah Konkret ke Depan Sebagai langkah konkret, Nursalim dan Nazar sepakat untuk membangun program-program edukatif yang melibatkan kolaborasi antara IWO Kepri dan Kementerian Agama Kota Batam. Program-program ini akan difokuskan pada penyuluhan moral dan keagamaan, baik melalui media daring maupun kegiatan langsung di lapangan. Mereka juga berencana untuk menggandeng pihak sekolah dan organisasi remaja dalam kampanye anti-narkoba, anti-kekerasan, serta promosi gaya hidup sehat di kalangan remaja.

“Ini adalah tugas bersama. Kita tidak boleh menutup mata terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh generasi muda kita. Mereka adalah aset bangsa yang harus kita jaga dan bimbing dengan baik,” kata Nursalim di akhir pertemuan.

Pertemuan ini menandai awal dari kolaborasi yang lebih luas antara media, pemerintah, dan tokoh-tokoh agama dalam menyelamatkan masa depan remaja Indonesia. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan bahwa permasalahan sosial yang kini menjadi momok bagi remaja dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat dan komprehensif.

Kolaborasi untuk Masa Depan Remaja: Penyuluh Agama dan Media Bersatu Hadapi Tantangan Sosial di Batam

 

Batam, 17 Oktober 2024 – Kota Batam, yang terus berkembang pesat sebagai pusat industri dan perdagangan, juga menghadapi tantangan sosial yang semakin kompleks, khususnya di kalangan remaja. Permasalahan seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, kekerasan, hingga tawuran semakin mengkhawatirkan. Untuk menghadapi masalah-masalah ini, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama, lembaga pendidikan, dan media.

 

Dalam rangka memperkuat kerja sama dalam menangani tantangan sosial yang dihadapi remaja, Nursalim Turatea, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, bertemu dengan Nazahati Kosim, S.Ag., seorang penyuluh agama Islam yang juga bertugas di Kementerian Agama Kota Batam. Pertemuan berlangsung di ruang penyuluh KUA Kecamatan Sei Beduk pada Kamis, 17 Oktober 2024. Diskusi ini berfokus pada pembahasan langkah-langkah konkret yang dapat diambil dalam mendukung pembinaan remaja, baik dari segi pendidikan agama maupun penyuluhan sosial.

 

Tantangan Sosial yang Dihadapi Remaja Batam

 

Nazahati Kosim, yang akrab disapa Nazar Kosim, menyampaikan bahwa beberapa isu utama yang mengkhawatirkan adalah pergaulan bebas, seks pranikah, dan pernikahan dini. Di kota seperti Batam, pengaruh budaya luar dan perkembangan teknologi turut menyumbang pada maraknya perilaku menyimpang di kalangan remaja. Nazar juga menyoroti peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba, yang menjadi ancaman serius bagi masa depan generasi muda.

 

Selain itu, kasus tawuran antar pelajar, kekerasan di sekolah, dan bullying menjadi isu besar yang harus segera ditangani. Para remaja kerap terlibat dalam konflik kelompok yang berakhir dengan kekerasan fisik, menimbulkan keresahan di masyarakat. Masalah ini, menurut Nazar, perlu didekati dengan langkah-langkah preventif melalui pendidikan moral dan agama.

 

Peran Ponpes Tahfidz Zam Zam Darussalam dan PKBM dalam Pembinaan Remaja

 

Nazahati juga menekankan pentingnya lembaga pendidikan dalam menangani permasalahan sosial di kalangan remaja. Salah satu lembaga yang memainkan peran strategis dalam hal ini adalah Ponpes Tahfidz Zam Zam Darussalam. Ponpes ini berfokus pada pembinaan remaja melalui hafalan Al-Qur’an dan pendidikan moral yang berlandaskan agama. Dengan bimbingan spiritual yang kuat, para remaja yang menempuh pendidikan di pesantren ini diharapkan dapat menjauhi perilaku negatif seperti narkoba dan pergaulan bebas.

 

Selain Ponpes, PKBM Zam Zam Darussalam juga turut berperan melalui program pendidikan kesetaraan, dari tingkat SD hingga SMA. Lembaga ini memberikan kesempatan kepada anak-anak yang putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan, sekaligus menanamkan nilai-nilai moral yang baik. Program ini sangat membantu para remaja yang tidak mendapatkan pendidikan formal untuk tetap terdidik dan terarah, baik secara akademis maupun spiritual.

 

Sinergi Media dan Penyuluh Agama untuk Masa Depan Remaja

 

Dalam diskusi tersebut, Nursalim Turatea menegaskan pentingnya sinergi antara media dan tokoh agama dalam mengatasi tantangan sosial remaja. Sebagai Ketua IWO Kepri, Nursalim berkomitmen untuk menjadikan media sebagai alat edukasi yang mendukung program-program positif bagi remaja. “Kami di media memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya menyampaikan berita, tetapi juga memberikan informasi yang mendidik dan menginspirasi para remaja untuk menjauhi perilaku negatif,” ungkapnya.

 

Nazahati Kosim menambahkan bahwa kolaborasi antara penyuluh agama, media, dan lembaga pendidikan seperti Ponpes dan PKBM sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral remaja. Menurutnya, tanpa dukungan dari berbagai pihak, sulit untuk mengatasi masalah sosial yang semakin kompleks di era modern ini.

 

Rencana Aksi Bersama

 

Sebagai langkah awal, Nursalim dan Nazar sepakat untuk menginisiasi kampanye kesadaran sosial yang melibatkan sekolah-sekolah, orang tua, dan organisasi kepemudaan. Kampanye ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan terkait bahaya narkoba, pentingnya menjaga pergaulan yang baik, serta mendukung remaja agar lebih aktif dalam kegiatan positif seperti olahraga dan seni.

 

Nazar Kosim juga berencana untuk memperkuat program penyuluhan di Ponpes Tahfidz Zam Zam Darussalam dan PKBM Zam Zam Darussalam, dengan memperluas materi ajar terkait etika sosial dan tanggung jawab pribadi. “Melalui pendidikan yang terintegrasi, kami berharap dapat mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual,” tutupnya.

Dilanjutkannya kolaborasi antara penyuluh agama, media, dan lembaga pendidikan seperti Ponpes Tahfidz Zam Zam Darussalam dan PKBM Zam Zam Darussalam diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan sosial remaja di Batam. Sinergi ini diharapkan dapat membentuk generasi muda yang lebih berakhlak, berwawasan, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.(Nursalim Turatea).