MabesNews.com, MEMAAFKAN adalah skill hidup. Itulah mengapa tidak semua orang mampu dengan mudah melakukannya. Seperti skill hidup yang lain, memaafkan dan meminta maaf harus dilatih agar mahir.
Guna keahlian ini akan memiliki dampak positif pada kesejahteraan dan kebahagiaan hidup seseorang. Misal mengalami tingkat stres yang lebih rendah, depresi, dan kecemasan.
Mengingat manfaatnya yang sangat besar, memaafkan menjadi ajaran kebajikan universal. Nyaris semua ajaran agama serta kebudayaan menunjukkan bahwa sikap pemaaf menjadi bentuk ideal perilaku orang baik. Atau disebut “orang baik”.
Jika berdampak baik, kenapa orang susah meminta maaf dan memaafkan? Jawabannya, selain masalah ego dan gengsi, ada beberapa tingkatan yang memicunya.
Pertama karena iri, lalu benci, selanjutnya naik jadi dengki: senang melihat orang susah, susah melihat orang senang. Hingga pada puncaknya menjadi dendam.
Dendam inilah yang membuat orang jadi bodoh. Sebab, tiap saat pikiran selalu dihantui orang yang dibencinya. Sehingga hidupnya terganggu.
Menurut Karen Swarts, Direktur The Mood Disorders Adult Consultation Clinic di The Johns Hopkins Hospital, Amerika Serikat, orang semacam ini berada dalam posisi “fight-or-flight”.
Sehingga detak jantung, tekanan darah, dan organ penting lainnya dalam tubuh terganggu. Wajar jika tiap hari marah-marah dan berpikir negatif.
Ini ibarat self destructive: setiap hari makan racun, tapi berharap orang lain yang mati. Atau bagai melempar orang dengan kotoran atau bara api. Belum tentu kena, tangan sendiri sudah berlumur bau atau gosong.
Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea)
______
BERPIKIR POSITIF: Wali Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), menerima potongan tumpeng dari Ketua TP- PKK Kota Batam Hj Marlin Agustina, di acara HKG Ke-52 PKK, dan Hari Kartini Ke-145, Tahun 2024, Tingkat Kota Batam, di Ballroom Hotel Planet Holiday, Jodoh, Batuampar, Batam, Selasa (21/5/2024). Kebahagiaan ada jika selalu berpikir positif.