Mabesnews.com.Bulukumba – Lembaga Gerakan Intelektual Satu Komando (GISK) melontarkan kritik tajam terhadap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bulukumba terkait keputusan mengaktifkan kembali seorang sopir ambulans Puskesmas Bontobahari yang sebelumnya dicopot dari jabatannya atas instruksi Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba.
Keputusan ini memicu kemarahan GISK dan rencana aksi unjuk rasa besar-besaran dalam waktu dekat. Ketua Umum GISK, Andi Riyal, mengonfirmasi hal tersebut.
“Saya sangat geram mendengar informasi dari Kepala Puskesmas terkait pengaktifan kembali sopir ambulans melalui arahan Sekda Kabupaten Bulukumba,” ujar Riyal.
Riyal juga menyebut bahwa tindakan Sekda menunjukkan ketidakprofesionalan dalam menjalankan tugasnya, terlebih persoalan ini masih menjadi pembahasan di DPRD Bulukumba. Ia bahkan menuding adanya indikasi praktik pungutan liar (pungli) terhadap pasien BPJS yang melibatkan campur tangan Sekda.
“Sekda harus bertanggung jawab atas persoalan ini. Apalagi ada indikasi kuat dugaan pungli terhadap pasien BPJS. Ini mencoreng integritas pemerintahan Kabupaten Bulukumba,” tambahnya.
Saat berita ini diturunkan, Sekda Bulukumba belum memberikan tanggapan resmi meski telah dihubungi melalui pesan WhatsApp.
Riyal menegaskan bahwa GISK tidak akan tinggal diam. “Saya pastikan seluruh pengurus GISK akan turun untuk menggelar aksi besar-besaran dalam waktu dekat ini,” tegasnya.
Persoalan ini menjadi perhatian publik, dan aksi yang direncanakan oleh GISK diyakini akan membawa dampak signifikan terhadap dinamika pemerintahan di Kabupaten Bulukumba.*