Produksi Garam Jangka Menguasai Pasar 7 Kabupaten Kota Di Aceh

Pemerintah213 views

MabesNews.Com – Jangka merupakan nama salah satu Kecamatan di Kabupaten Bireuen yang terletak di pesisir utara dibibir pantai Selat Malaka yang memiliki areal tambak ikan yang sangat luas mulai dari barat berbatas dengan Kecamatan Kuala sampai ketimur berbatas dengan Kecamatan Kuta Blang.

Sebagian penduduk Jangka sebagai nelayan, petani, petani tambak ikan, pengrajin patarana (Pliek U/Aceh Red) dan petani garam.

Pada tulisan ini diSampaikan tentang Produksi garam Jangka mampu menguasai pasar 7 Kabupaten/ Kota di Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Benermeriah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan Kota Lhok Seumawe.

Proses pembuatan garam diperoleh Wartawan Media Online MabesNews.Com berkunjung ke Jangka Minggu pagi 7 mei 2023 disampaikan Roslaini (55 tahun) sedang memasak garam dan dia penduduk Jangka Keutapang.

Dikatakan diawali dengan menyiapkan air sumur khusus pengeboran yang rasa asin dimasak dalam tempayan besar pada tungku api selama 3 jam dengan campuran 1 zak garam bibit yang didatangkan dari Madura.

Setiap tempat usaha garam meneri rima garam bibit madura oleh pedagang yang mengantar ketempat. Setiap minggu mencapai belasan ton garam bibit dibawa dengan truk ketempat usaha garam mencapai 40 dapur masak garam di Tanoh Ano dan Jangka Keutapang.

Sekali masak menghasilkan 50 kg garam dijual ditempat 10 ribu perkilo dan mendapatkan uang 500 ribu. Satu hari 2 kali masak berarti didapat 1 juta rupiah.

Kak Rosmenambahkan bahwa dirinya memasak garam sudah turun temurun dari usaha keluarga mulai dari kakek berlanjut ke Bapak dan sekarang semua keluarga kami pekerja garam. Ada garam lapak dari air asin dijemur dan ada garam masak di belanga tempayan.

Kemudian para pedagang garam dengan kenderaan sepeda motor setiap pagi membawa dagangan garam ke Aceh Tengah, Benermeriah, Pidie Jaya, Aceh Utara, Bireuen dan Kota Lhokseumawe.

H Daud Luthan Pedagang garam mengaku setiap hari mencapai 4 ton garam dikirem ke berbagai daerah Kabupaten dan kota kecamatan yang ada di Bireuen, Aceh Tengah, Aceh Utara dan Pidie Jaya.

Petani garam mengaku ada kesulitan usaha yang dijalani bila saat tertentu pasokan garam bibit madura payah didapat dan harga bisa naik. Sebelumnya 150 ribu perzak sekarang mencapai 200 ribu.

Dapat dimaklumi bahwa kami petani garam butuh dana usaha untuk menunjang berbagai kebutu

han dalam proses penyulingan air asin, kayu bakar dan pembelian garam bibit.(Faizin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *