Mabesnews.com.Bulukumba — Ratusan petani yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Petani bersama masyarakat tani menggeruduk Kantor DPRD Bulukumba, Jumat (11/04). Aksi mereka berlangsung panas dengan orasi keras yang menyuarakan keresahan petani terkait anjloknya harga gabah dan lemahnya peran pemerintah.
“Ini negara ada atau tidak? Kami petani sudah tidak tahu lagi mau jual ke mana hasil panen kami!” teriak salah satu orator dari atas mobil komando. Mereka menuding Bulog tidak mampu menyerap gabah petani dan menyebut pernyataan pihak Bulog sebagai “hoaks belaka”.
Massa aksi bahkan menyindir keras anggota DPRD yang dinilai hanya “menikmati gaji dari uang rakyat tapi tidak berpihak pada penderitaan petani”. Mereka menuntut DPRD segera mencari solusi konkret, bukan sekadar janji.
Setelah aksi berlangsung beberapa jam, para petani akhirnya diterima oleh perwakilan DPRD. Dalam pertemuan tersebut, pihak DPRD menyatakan harga gabah tetap berada di angka Rp6.500 per kilogram.
Namun, petani menolak diam. Mereka mendesak DPRD segera membuat surat resmi kepada Presiden sebagai bentuk keseriusan daerah dalam menyuarakan keresahan petani yang dianggap sudah berada di titik nadir.
“Ini bukan hanya soal harga, tapi soal keberpihakan. Petani bukan hanya mesin pangan, tapi juga tulang punggung negeri ini,” ujar salah satu koordinator aksi.