MabesNews.com, Desa Weewulla, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam pekerjaan jalan Rabat di Dusun II di duga di kerjakan asal jadi oleh Pemerintah Desa,jalan rabat di kerjakan sendiri oleh Pemerintah Desa sedangkan masyarakat di pekerjakan dengan sebutan kerja bakti.
Pada saat Jalan rabat di kerjakan,masyarakat mempertanyakan Rab dan jumlah anggaran Rabat tersebut,namun Pemerintah Desa selalu sembunyikan Rab dan jumlah anggaran rabat dan APBDesa juga selalu di rasiakan di Desa Weewulla.
Mabes New.com Jeminikson Dappa saat turun langsung di lapangan di Desa Weewulla tepatnya di Dusun II pada tanggal 04/07/2024 ,sesuai realita di lapangan jalan Rabat yang di kerjakan Pemerintah Desa di Dusun II di duga bukan rabat yang di kerjakan tetapi bentuk pasangan yang di kerjakan,fisiknya bentuk pasangan dan lante jalan rabat hanya di buka lante biasa tanpa di cor.
Media Mabes New.com saat wawancara beberapa masyarakat di Desa Weewulla yang bernama Dominggus Umbu Wada ( Tokoh masyarakat ),Bili Lende ( LPM) dan Anderias Ngongo ( RT ).
Dominggus Umbu Wada menyampaikan,saya sebagai tokoh masyarakat sangat prihatin dengan jalan rabat yang di kerjakan Pemerintah Desa Weewulla,jalan rabat yang di kerjakan bukan seperti rabat tetapi pasangan yang di kerjakan,karena pengetahuan saya bentuk rabat itu seharusnya di cor lantenya tetapi yang di kerjakan sekarang lantenya hanya buka lante biasa,batu gunung hanya di bentangkan di atas tanah tanpa di gali.
Saya juga sangat prihatin melihat jalan rabat ini,kualitasnya tidak menjamin karena batu gunung hanya di bentangkan di atas tanah dan lantenya hanya di buka lante biasa,jika pekerjaan di kerjakan seperti ini sampai kapapun Desa tidak akan maju,karena hanya mementingkan asal kegiatan selesai tanpa memikirkan kualitasnya. Sahutnya.
Bili Lende ( LPM ) menyampaikan keluhan terkait pelaksanaan Rabat di Dusun II,saya sebagai LPM tidak di libatkan dan Rab maupun anggaran saya tidak mengetahuinya dan hanya pemerintah Inti yang mengetahuinya,saya sebagai LPM seharusnya mengetahui jumlah anggarannya tetapi di rahasia oleh perangkat Inti dan saya sebagai LPM di Desa Weewulla hanya sebagai lambang saja,terkait kualitas tidak menjamin karena batu gunung hanya di bentangkan di atas tanah dan lantenya di buka lante biasa,pengetahuannya saya ini bukan yang nama jalan Rabat tetapi pasangan karena kalau rabat otomatis lantenya di cor dan kualitasnya tidak menjamin sedangkan di dalamnya banyak batu yang berongga,Sahutnya.
Anderias Ngongo ( RT ) menyampaikan juga keluhannya,saya sebagai RT di suruh Pemerintah Inti untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa dalam pekerjaan jalan rabat akan di kerjakan secara bakti dan tidak ada anggarannya,tetapi dalam pelaksanaannya ketika masyarakat mempertanyakan kenapa krikil tidak ada namun jawaban dari Pemerintah inti bilang krikil tidak ada,padahal jalan rabat seharusnya di cor tetapi pelaksanaannya bukan rabat tetapi pasangan karena dalam pelaksanaannya batu hanya di bentangkan di atas tanah dan lantenya hanya di buka lante biasa.sahutnya.
Dalam keterangan yang di sampaikan masyarakat bahwa pemerintah Desa Weewulla di duga dalam pelaksanaan Rabat hanya mementingkan asal kegiatan berjalan tetapi kualitas sangat tidak di perhatikan,sesuai realita di lapangan bukan bentuk jalan rabat tetapi hanya bentuk pasangan yang di kerjakan.
Harapan besar Media mabes new.com Jeminikson Dappa,kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia agar benar benar memperhatikan apa yang terjadi di Kabupaten Sumba Barat Daya terlebih khusus di Desa Weewulla karena pelaksanaan kegiatan tidak mengutamakan kualitasnya tetapi hanya mementingkan asalkan kegiatan terlaksana.
Harapan Besar masyarakat agar KPK turun langsung di Desa khususnya di kabupaten Sumba Barat Daya agar semua Kepala Desa di periksa dalam penggunaan Dana Desa,karena hal ini apabila di biarkan terjadi di Desa maka masyarakat yang akan selalu di korbankan oleh Oknum kepala Desa maupun PLT Desa.
Ketegasan itu yang di butuhkan masyarakat karena ketegasan dapat menyelamatkan banyak orang. Jurnalis Jeminikson Dappa.