MabesNews.com, Pasangan calon ( paslon) bupati dan wakil bupati kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut Saipullah- Atika ( SAHATA) dengan nomor urut 02 merupakan paduan kolaborasi tepat, pasalnya Saipullah merupakan birokrat lebih dari 30 tahun dengan jabatan strategis dibidangnya, begitu juga Atika yang pernah jadi wakil bupati.
Keduanya merupakan pernah langsung komunikasi dengan warga negara asing (WNA) tentunya dengan komunikasi bahasa internasional ( bahasa inggris/England language). Saipullah Nasution sebagai pejabat di Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan selalu berinteraksi dengan orang luar negeri begitu juga dengan Atika Azmi Utammi yang menempuh perkuliahan di luar negeri tentu bukan hal tabu dia berkomunikasi dengan bahasa Inggris setiap harinya.
Apa nilai plusnya jika seorang pemimpin suatu daerah menguasai bahasa asing?, memajukan suatu daerah tidak terus-menerus bergantung pada anggaran pendapatan belanja daerah ( APBD), tentu sumber dari pendapatan asli daerah ( PAD) sangat diharapkan. Salah satu meningkatkan PAD adalah menggait investor masuk ke daerah. Menjalin hubungan didasari Komunikasi yang baik secara head to head (komunikasi langsung) tanpa translator ( penerjemah).
Terbentuknya hubungan dengan investor asing yang mau menginvestasikan modalnya di Madina dianggap mampu menampung/menyerap lapangan kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Diluar mengurangi angka pengangguran PAD meningkat.
Peran nilai plus itu mampu meningkatkan hal lain untuk suatu daerah. Paslon SAHATA diyakini dengan menguasai bahasa asing itu sudah melirik hal itu.
Demikian disampaikan Ahmad warga Gunung Tua Jae kecamatan Panyabungan yang pernah menimba ilmu pendidikan bahasa inggris di fakultas bahasa inggris Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) kepada media ini, Rabu, (16/10/2024).
Menurut dia, Paslon SAHATA bisa menciptakan lapangan kerja di Madina kedepannya. Ini baru sektor dari penguasaan bahasa asing belum lagi dari intelektual mereka lainnya.
” Pengalaman mereka bisa melirik hal lain yang diserap dari hal lain dan bisa diterapkan di Madina kedepannya untuk kemajuan daerah. Madina saat ini banyak perusahaan asing bergerak diberbagai sektor dipastikan bahasa asing diperlukan” tambahnya
Menurut dia, ini saatnya Mandailing Natal go internasional ( memahami bahasa asing/prioritas bahasa inggris atau bahasa lainnya).
” Saya yang pernah jadi mahasiswa di fakultas pendidikan Inggris namun tidak menyelesaikan studinya sampai wisuda berharap ada wadah yang di bina oleh pemerintah daerah ( Pemda) untuk generasi muda kedepannya. Saya ingin lebih fasih lagi melafalkan dan menguasai bahasa asing” lanjutnya
Menurutnya, adanya wadah semacam workshop atau tempat/lokasi yang diwajibkan berkomunikasi untuk membiasakan Bahasa inggris. Misalnya, taman raja batu atau tempat lain diwajibkan pengunjung berkomunikasi Bahasa inggris/atau bahasa asing, semisal digelar pada weekend ( Sabtu-Minggu).
“Generasi muda bisa lebih fasih dengan pembiasaan melafalkan dan praktek langsung, tentunya Saifullah-Atika sesekali bisa berinteraksi langsung setiap minggunya dengan para generasi muda. Disamping itu ada juga mentor yang ditunjuk langsung oleh Pemda untuk bahannya. Target Generasi Muda Madina tercapai dengan bahasa inggris. Masyarakat Madina sudah banyak yang sudah berpendidikan sarjana tentu ingin melanjutkan studinya ke jenjang S2 ( Pascasarjana), nah topel Bahasa inggris ada targetnya. Terlebihnya banyak promosi dan tawaran Beasiswa S2 di luar negeri, dengan itu generasi muda Madina sudah siap untuk keperluan bahasa” jelasnya
Dia meyakini, Paslon SAHATA sudah terpikir dengan hal itu. Paslon SAHATA sudah merasakan komunikasi langsung dengan WNA serta sudah pernah kuliah di luar negeri. Itulah nilai plusnya untuk SAHATA.
” Upaya seperti ini juga bahagian dari prestasi. Tumpuan harapan Madina ini kedepannya adalah generasi muda, libatkan mereka, bina mereka, fasilitasi mereka dan rangkul mereka” Tandasnya