Paguyuban Pasundan di Magelang Eksis Sejak 2004

Sosial67 views

Jateng | MabesNews.com – Jalinan silaturahmi warga Sunda di Magelang dan sekitarnya sudah eksis sejak tahun 2004 dengan nama Paguyuban Pasundan. Komunitas ini mengadakan pertemuan secara rutin tiap bulan guna menjaga silaturahmi antarwarga Sunda yang tinggal di Magelang.

Sesepuh Paguyuban Pasundan Kolonel (Purn) Drs. Hernadi (86) menuturkan, awalnya paguyuban ini terbentuk dari lima orang yang sepakat mengumpulkan warga asal Sunda (Jawa Barat) di Magelang dalam satu wadah silaturahmi.

“Waktu itu hanya kami berlima dalam satu komplek Perumahan Lembah Hijau Mertoyudan pada bulan Agustus 2004. Kemudian anggota bertambah pada bulan berikutnya hingga sekarang sekitar 40 orang,” ujarnya, Yayasan Amanah Qolbu Indonesia, di Kota Magelang, Sabtu (21/09/2024).

Dalam pertemuan di yayasan yang dikelola salah satu anggota paguyuban, Agus Sobir Syuwhada, S.Sos. di jalan Perintis Kemerdekaan No. 27 Kota Magelang itu, Drs. Hernadi mengungkapkan tujuan paguyuban. Disebutkan bahwa Paguyuban Pasundan ini merupakan wadah silaturahmi dengan tujuan merekatkan persaudaraan sesama warga asal tanah Pasundan.

“Selain itu, kita mengedukasi kepada anak-anak dan para cucu tentang pentingnya menjaga tali silaturahmi. Karena kami yakin, dengan silaturahmi akan banyak mendapat manfaat dan keberkahan dalam hidup,” ujarnya.

Sesepuh Paguyuban Pasundan ini mengatakan, paguyuban ini memiliki motto berbahasa Sunda “Rasa, Rumasa, Tumarima” (rasa, merasa, menerima kehendak Yang Maha Esa).

“Kita jangan memutus tali silaturahmi, namun dengan sesama terlebih dari satu daerah harus bersaudara. Mengedepan Rasa, Rumasa, Tumarima, yaitu memiliki rasa kasih sayang, menyadari siapa diri kita, dan menerima kehendak Yang Maha Esa di mana pun,” ucapnya.

Drs. Hernadi berharap Paguyuban Pasundan semakin banyak anggotanya, meningkatkan silaturahminya, dan berlanjut hingga generasi selanjutnya.

Sesepuh Paguyuban Pasundan yang lain, Kolonel (Purn) Ulis Ading Aszuqi (74) menambahkan, dalam paguyuban berlaku saling asah, saling asih, dan saling asuh. Semua sama dan tidak membedakan latar belakang masing-masing, namun tetap menjunjung tinggi kebersamaan dan persaudaraan.

“Kita berasal dari daerah yang sama, tanah Pasundan. Masih banyak yang belum tahu paguyuban ini meski sudah 20 tahun berdiri dan bersilaturahmi. Kami bertemu bergilir tempat, atau sesekali di tempat tertentu. Kita berharap Paguyuban Pasundan dapat menjadi wadah silaturahmi bagi siapa pun yang berasal dari tanah Sunda,” katanya.

Disebutkan Kolonel (Purn) Ading, dari anggota Paguyuban Pasundan ini ada yang laki-laki asal Sunda beristri orang Jawa, ada yang beristri Kalimantan dan lainnya. Ada juga perempuan asal Sunda bersuami Jawa atau daerah lain.

“Jadi kami bersyukur, anggota Paguyuban Pasundan menjadi lebih banyak dan bisa menjaga silaturahmi serta mengajarkan kepada anak dan cucu kami pentingnya silaturahmi dan persaudaraan,” pungkasnya.