MabesNews.com | Medan-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Nurul Hasanudin menyatakan pada 2023 provinsi ini mengalami deflasi sebesar 0,18 persen.
“Ternyata cabai merah komoditas dominan utama memberikan andil deflasi month to month (mtm) yaitu sebesar 0,18 persen,” katanya di Kantor BPS Sumut, Medan, Selasa (2/5/2023).
Data BPS Sumut tercatat harga cabai merah yang mengalami penurunan signifikan hingga Rp 23 ribu per kilogram menjadi penyebab terjadinya deflasi.
Dari hasil pantauan di Pasar Sukaramai Medan, harga cabai merah sempat anjlok hingga turun menjadi Rp 10 ribu per kilogram pada Kamis (27/04/2023).
“Komoditas lainnya penyebab deflasi tomat sebesar 0,10 persen, ikan tongkol/ambu-ambu sebesar 0,06 persen, bawang merah, daging ayam ras, dan ikan dencis masing-masing sebesar 0,04 persen dan cabai rawit sebesar 0,03 persen,” rtinci Nurul
Dia juga menyebutkan gabungan lima kota di Sumut (Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli) mengalami inflasi tahunan sebesar 4,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,88.
Dari lima kota IHK di Sumut, lanjutnya inflasi yoy tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 5,11 persen dengan IHK sebesar 116,69 dan terendah di Gunungsitoli sebesar 3,20 persen dengan IHK sebesar 114,12.
“Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,28 persen,” sebut Nurul Hasanuddin.
Sedangkan kenaikan pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,82 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,38, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,83 persen.
Demikian juga pada kelompok kesehatan sebesar 2,37 persen, kelompok transportasi sebesar 16,54 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 7,00 persen.
Kemudian kelompok pendidikan sebesar 0,56 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,23 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,21 persen.
Dikatakannnya, komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada April 2023, antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, angkutan udara, angkutan dalam kota, telur ayam ras, dan ikan dencis.
Pada April 2023 tingkat inflasi yoy sebesar 4,16 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 0,10 persen.
Sedangkan tingkat inflasi year on year (yoy) untuk April 2022 dan April 2021 masing-masing sebesar 3,63 persen dan 1,80 persen.
Sementara, tingkat inflasi ytd April 2022 dan April 2021 masing-masing sebesar 1,99 persen dan 0,09 persen.
“Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi yoy, antara lain cabai merah, minyak goreng, daging ayam ras, tomat, bawang merah, cabai rawit, dan sabun cair/cuci piring,” rinci Nurul Hasanuddin. (tiar)