MabesNews.com, Jakarta, 23 Januari 2025 – Pada hari yang penuh frustrasi bagi Bapak G, nasabah PLN yang memilih untuk berbagi kisah kekecewaannya dengan jurnalis Andri Sihombing dari MabesNews.com. Dalam sebuah wawancara yang menggugah, Bapak G mengungkapkan bagaimana dirinya terjebak dalam jaringan praktik licik yang terjadi di dalam PLN UP3 Kebun Jeruk.
Menurut cerita Bapak G, ia memang sempat telat membayar tagihan listriknya, namun segera melakukan pembayaran dua bulan sekaligus. Namun, yang terjadi setelah itu jauh dari harapan. Bukan hanya masalah pembayaran, tetapi proses pelayanan yang ia terima benar-benar mengguncang kepercayaannya terhadap instansi yang seharusnya melayani masyarakat dengan baik.
Tunggu dulu, ceritanya jauh lebih mengejutkan. Begitu sampai di kantor PLN, Bapak G disuruh menunggu oleh satpam selama hampir satu jam, hanya untuk kemudian bertemu dengan petugas yang tampaknya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Para staf bagian administrasi seolah-olah tidak peduli dengan nasabah, dan Bapak G merasa seperti terabaikan begitu saja.
Setelah akhirnya berhasil bertemu dengan petugas bernama Pak Agung, Bapak G justru mendapat penjelasan yang semakin membingungkan. Pak Agung mengatakan bahwa tagihan dengan denda sebesar Rp 449.000 sudah dibayar, namun Bapak G diberi informasi yang berputar-putar. Tidak hanya itu, alih-alih mendapatkan pengembalian uang atau solusi yang jelas, Bapak G malah diberi token listrik senilai Rp 20.000 yang tidak masuk akal.
Rasa kesalnya semakin menjadi-jadi karena penjelasan yang tak pernah konsisten. Bayangkan saja, uang yang sudah dibayarkan seolah menguap begitu saja tanpa ada kejelasan. Bapak G, yang menganggap dirinya sudah melakukan kewajibannya dengan membayar penuh, merasa bahwa tindakannya malah dibayar dengan penipuan yang licik. Ia pun tak terima dengan perlakuan yang tidak profesional tersebut.
Menurutnya, banyak petugas PLN yang seharusnya menjalankan tugas dengan baik justru lebih mementingkan uang pribadi daripada melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. “Para staf PLN seperti makan gaji buta, mereka tidak bertanggung jawab terhadap nasabah, malah ada yang tidak tahu harus mengurus apa,” kata Bapak G dengan nada kesal.
Berkaca pada cerita ini, jelas bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki di dalam sistem pelayanan PLN. Skandal seperti ini menggambarkan betapa pentingnya pengawasan yang ketat dan pemahaman yang jelas bagi petugas di lapangan, agar kejadian serupa tidak terus berulang dan merugikan masyarakat.
Bapak G pun berharap agar pihak yang berwenang segera turun tangan untuk menyelidiki praktek buruk ini, dan memastikan bahwa setiap nasabah mendapatkan hak-haknya dengan cara yang jujur dan transparan.
Andri Sihombing, Jurnalis MabesNews.com