Lantaran anaknya tidak di terima masuk sekolah Belasan orang tua Datangi Sekolah SMAN 1 Rambutan

Pemerintah175 views

MabesNews.com -Banyuasin

Belasan orang tua asal kecamatan rambutan kabupaten Banyuasin mendatangi Sekolah SMAN 1 Rambutan.
Kedatangan para orang tua di karenakan anak anak nya terancam tidak bisa sekolah akibat anak nya tidak lulus tes di sekolah tersebut,
Mereka mendesak kepala sekolah agar bisa menerima anaknya bersekolah di sekolah SMA 1 tersebut.

Menurut salah satu orang tu yang tidak mau di sebut namanya:
Bukan hanya saya saja yang bertahan ada 15 orang tua yang masih berjuang ,awalnya ada 30 orang yang bernasib yang sama,katanya.

Sebenarnya saya bersama orang tua calon siswa yang lain ini kedatangan kami ini meminta agar kepala sekolah menerima anak kami,
” Kami menilai seharus masuk di sekolah ini,kami kan masuk zona kenapa malah menerimah siswa dari luar kabupaten seperti dari Oki” ujarnya.

Kami menilai ini ada indikasi yang tidak sesuai dengan prosedur.
Akibat dari ini anak kami belum bisa sekolah.katanya lagi.

Juga sama di ungkap kan Juanda warga desa tanah Lebak kecamatan rambutan,sejak di nyatakan tidak lulus tes PPDB anaknya belum masuk sekolah,Terancam putus sekolah.ujarnya.

Kepala sekolah beralasan anak kami tidak diterima karena tidak lulus tes. Itu hanya alasan saja,” ucapnya.

Untuk itulah, dengan alasan-alasan yang disampaikan, para orangtua menilai sangat tidak masuk akal.katanya.

Sekolah ini hanya satu-satunya di Rambutan. Kalaupun di sekolah lain,
letaknya jauh. Itu pun SMK, bukan SMA,keluh nya.

Sementara kepalaKepala SMAN 1 Rambutan, Drs Firman Ahmad mengaku jika anak dari orangtua yang mendatangi sekolah itu, telah dinyatakan tidak lulus tes PPDB.

“Peserta tes yang tidak diterima tersebut karena tidak lulus seleksi secara tertulis,” kata Firman, dikonfirmasi.

Meski anaknya tidak lulus tes, namun para orangtua ini tetap memaksa untuk menyekolahkan di SMAN 1 Rambutan.

Padahal calon siswa jalur zonasi sudah tidak tertampung lagi karena kuotanya sudah penuh.

Dia membantah kalau sejumlah wali siswa yang mengadakan protes bahwa anak mereka berada pada jalur zonasi pungkasnya.

Namun sampai berita ini di terbitkan belum ada pernyataan kalau ada menerima murid dari dari luar daerah.