Kontraktor Yang Mengerjakan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa Maibit Yang Roboh 40 Meter Akan Segera Diperbaiki

MabesNews.com, Jatim – Adanya hujan dengan intensitas tinggi yang akhir-akhir ini mengguyur daerah hulu yakni desa Gununganyar dan desa Nguruan kecamatan Soko, desa Pekuwon dan desa Maibit kecamatan Rengel, membuat jaringan irigasi yang baru beberapa bulan ini selesai di bangun, pada hari kamis malam, 13 pebruari 2025 mengalami abrasi dan roboh di ujung bagian atas sepanjang sekitar 40 meter.

Deras dan besarnya debit air yang masuk ke aliran sungai tersebut membuat air melompat dan meluber ke mana-mana yang mengakibatatkan terjadinya abrasi pada tanggul penyangga dan akhirnya bangunan yang berupa LPC/L-Guter atau lebih populernya di sebut L-sape itu roboh sepanjang sekitar 40 meter.

Dengan adannya kejadian robohnya bangunan jaringan irigasi tersebut, Achmad Ali, kepala desa Maibit kecamatan rengel kabupaten Tuban, saat dihubungi awak media MabesNews.com propinsi jawa timur menyampaikan, “Setelah saya tau adanya kejadian itu, saya langsung menghubungi Junaidi pimpinan CV. Adinda Agung Rizki sebagai kontraktor proyek dan menelepon Ichwan, kabid SDA PUPR-PRKP kabupaten Tuban atas robohnya sebagian bangunan tersebut. Waktu saya telepon keduanya menyampaikan, mereka akan segera datang ke lokasi,” katanya.

Masih menurut Achmad Ali, kepala desa Maibit, “Memang kemarin itu terjadi hujan lebat seharian. Sepanjang jalan di sebelah aliran sungai itu, jalan di sebelah proyek tersebut, tergenang air dengan arus yang cukup tinggi. Waktu air surut, bangunan itu akhirnya roboh. Robohnya bangunan itu, saya sendiri tidak akan menyalahkan siapapun, baik itu dari pihak rekanan maupun dari pihak PUPR-PRKP kabupaten Tuban. Karena menurut saya, ini murni faktor alam. Ini benar-benar murni bencana alam. Siapa to orang yang bisa memprediksi, mengubah dan bahkan melawan faktor alam? Ini yang perlu kita fahami dan kita renungkan bersama. Sehingga kita dapat mengambil hikmah atas kejadian-kejadian alam yang akhir-akhir ini tidak dapat kita prediksikan. Mungkin ini adalah suatu peringatan dari Allah SWT, agar kita selalu ingat dan selalu mendekatkan diri kepadaNya,” imbuhnya. (Jum’at, 14/02/202ini)

Saat awak media ini melintas di area proyek rehabilitasi jaringan irigasi di desa Maibit tersebut (sabtu, 15 pebruari 2025, pukul 10.35 WIB), melihat adanya mobil berjajar di dekat proyek. Setelah mendekat, akhirnya mengetahui bahwa mobil-mobil tersebut adalah milik orang-orang yang melakukan pengecekan atas informasi yang sebelumnya telah disampaikan Achmad Ali, kepala desa Maibit atas robohnya proyek tersebut.

Orang-orang itu adalah Ichwan Sulistyo, S.T., M.P., Kabid SDA PUPR-PRKP Kabupaten Tuban, Junaidi pimpinan CV. Adinda Agung Rizki, Achmad Ali kepala desa Maibit, Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa desa Maibit kecamatan Rengel kabupaten Tuban.

Wartawan media MabesNews.com propinsi jawa timur berhasil mewawancarai Ichwan Sulistyo, S.T., M.P., Kabid SDA PUPR-PRKP terkait proyek yang roboh ini dan menyampaikan, “Proyek ini kan masih masa pemeliharaan, jadi kontraktor secepatnya harus segera memperbaiki. Dalam 3 hari-4 hari ini supaya diperbaiki. Saya kuatir terjadi hujan susulan yang akibatnya akan lebih parah dan dapat merugikan warga, khususnya para petani. Jadi setelah saya lakukan sidak bersama unsur-unsur terkait, tidak ditemukan adanya unsur kesengajaan dan ini benar-benar murni faktor alam yang tidak dapat diprediksi oleh siapapun juga.

Kebetulan pimpinan kontraktornya juga ikut melakukan pengecekkan ini. Nanti akan saya perintahkan untuk segera diperbaiki sehingga manfaatnya bisa segera dirasakan oleh warga masyarakat, terutama para petani yang sawahnya bergantung pada air dari jaringan irigasi ini,” katanya.

Sementara itu Junaidi pimpinan CV. Adinda Agung Rizki, kontraktor proyek ini menyampaikan, “Saya sebagai kontraktor akan segera mengevaluasi dan segera memperbaikinya. Karena ini semua menjadi tanggung jawab saya. Saya sendiri juga berharap agar jaringan irigasi ini segera jadi 100%, sehingga dapat membantu dan bermanfaat bagi para petani untuk mengairi sawah-sawahnya,” tuturnya.

Beberapa warga yang bergerombol di seberang jalan, di dekat lokasi proyek tersebut juga mengapresiasi langkah sigap yang dilakukan baik oleh dinas maupun kontraktor untuk menanganinya. Ada yang nyeletuk, “Sak iki lak dino sabtu yo, berarti kan hari libur. Tapi wong-wong iku kok yo mrikso. Pk inggi, polisi, tentara karo sing jaketan iku mungkin kepolone. La hiyo memang keadaane koyok ngene. Maibit dewe sak uripku yo gak pernah banjir bandang, kenek opo winginane kok yo banjir. Mungkin ndonyo wis tuwek iki bekne.” (Sekarang kan hari sabtu ya, berarti kan hari libur. Tetapi orang-orang itu kok ya memeriksa. Pk kepala desa, polisi, tentara sama yg memakai jaket itu mungkin kepalanya. La hiya, memang keadaannya seperti ini. Maibit sendiri seumur saya juga tidak pernah terjadi banjir bandang, kena apa kemarin kok ya banjir. Mungkin dunia sudah tua ini mungkin. (Bukhori)