MabesNews.com, Tanjung Berakit, sebuah pelabuhan internasional yang dibangun dengan harapan untuk mendatangkan wisatawan asing dari Singapura dan Malaysia, kini terabaikan dan terbengkalai. Pelabuhan yang terletak di Bintan, Kepulauan Riau, ini telah lama mangkrak dan kondisinya sangat memprihatinkan. Terminal dan ponton yang ada di pelabuhan ini mengalami kerusakan parah. Bahkan, banyak warga yang mengungkapkan rasa kecewa terhadap pemerintah pusat dan daerah yang seakan tidak peduli terhadap fasilitas yang seharusnya menjadi salah satu gerbang ekonomi penting bagi daerah ini.
Menurut penuturan Ibu Mariah, seorang warga setempat yang juga Ketua RT 1 RW 1, pembangunan terminal ini dimulai pada tahun 2008, namun hingga kini belum juga berfungsi dengan maksimal. “Pelabuhan ini dibangun untuk mendatangkan wisatawan dari luar negeri, tetapi sampai sekarang kapal tidak bisa masuk karena masalah kedalaman perairan. Meski sudah beberapa kali dilakukan pengerukan, faktanya, pelabuhan ini tetap dalam kondisi sangat buruk,” ujarnya dengan nada kecewa.
Pelabuhan Tanjung Berakit seharusnya menjadi salah satu proyek unggulan yang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar, namun kenyataannya justru sebaliknya. “Terminal ini malah menjadi semacam bangunan mati yang tidak digunakan sama sekali. Ini sangat disayangkan, karena dana yang digunakan untuk pembangunan pelabuhan ini adalah uang rakyat,” tambah Ibu Mariah.
Warga lain, Ibu Mirna, yang juga dijumpai di lokasi, mengungkapkan bahwa lebih baik pelabuhan ini dihancurkan atau dijual kepada pihak lain yang lebih mampu mengelolanya. “Mendingan dirobohin aja kalau tidak, coba dijual saja biar pihak lain yang mengelola. Sayang kalau dibiarkan begitu saja. Itu kan uang kami juga yang dipakai untuk membangun terminal ini,” ujarnya dengan nada penuh harap.
Tentu saja, kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengelolaan anggaran yang seharusnya digunakan untuk proyek penting ini. Mengingat besarannya biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan terminal ini, sangat wajar jika masyarakat menginginkan hasil yang sesuai dengan investasi yang telah dikeluarkan. Apalagi, pelabuhan internasional ini seharusnya menjadi akses utama untuk mendatangkan wisatawan asing, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
Pihak pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun pusat, perlu melakukan evaluasi serius terkait dengan keberlanjutan proyek ini. Tidak hanya sekadar pengerukan yang berkali-kali dilakukan, tetapi juga adanya komitmen yang jelas untuk menyelesaikan permasalahan struktural yang ada. Pemerintah sebagai fasilitator pembangunan sarana transportasi dan pariwisata perlu memberikan perhatian lebih terhadap proyek ini agar tujuan awalnya untuk meningkatkan perekonomian daerah dapat tercapai.
Dengan kondisi yang semakin memburuk ini, pemerintah harus segera turun tangan. Warga berharap ada solusi yang jelas, apakah itu berupa revitalisasi pelabuhan atau penanganan yang lebih baik oleh pihak yang berkompeten. Jika dibiarkan lebih lama, kerugian akan semakin besar, baik bagi pemerintah maupun masyarakat yang berharap besar pada potensi ekonomi yang bisa dihasilkan dari pelabuhan ini.
Pelabuhan Tanjung Berakit adalah contoh nyata betapa pentingnya perencanaan dan pengelolaan yang baik dalam setiap proyek pembangunan. Harapan besar terhadap proyek ini tidak boleh dibiarkan sia-sia, karena ini bukan hanya tentang sebuah bangunan fisik, tetapi juga masa depan perekonomian masyarakat Bintan dan Kepulauan Riau. Pemerintah harus segera bertindak dan memastikan bahwa dana rakyat yang digunakan untuk pembangunan terminal ini tidak terbuang percuma.
( Nursalim)