Mabesnews.com
Jakarta, Pada bulan Oktober tahun 2024, Indonesia akan memasuki periode transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Menanti momen tersebut, Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd menilai, proses tersebut akan berjalan lancar dan baik.
“Meskipun awalnya banyak yang meragukan kelancaran proses transisi ini, namun ketika hari itu tiba, Indonesia terkejut dengan kehalusan dan ketertiban yang mendominasi pergantian kekuasaan,” ujar Dr. Iswadi, M.Pd, Selasa 30 April 2024.
Menurutnya, meskipun banyak peristiwa dan dinamika politik, namun proses tersebut adalah bagian dari demokrasi Indonesia.
“Mari kita jelajahi peristiwa-peristiwa utama dan dinamika politik yang membentuk transisi pemerintahan ini dalam narasi yang terperinci,” katanya.
1. Persiapan Menuju Transisi:
Kata pria kelahiran Aceh ini, Sebulan sebelum periode transisi dimulai, kedua kubu, baik Jokowi maupun Prabowo, menyusun tim-tim transisi yang terdiri dari para ahli politik, ekonomi, dan hukum terkemuka.
“Tim-tim ini bertugas mempersiapkan peralihan kekuasaan dengan mulus, memastikan kontinuitas pemerintahan, dan mencegah kebuntuan administratif,” katanya.
2. Kerja Sama Antara Pemerintah Keluar dan Masuk:
Di tengah peralihan kekuasaan, pemerintah keluar dan masuk bekerja sama erat untuk memfasilitasi proses transisi yang lancar.
“Kedua belah pihak bertukar informasi penting tentang kebijakan, program, dan isu-isu strategis yang memerlukan perhatian khusus,” sebut Dr. Iswadi, M.Pd.
3. Peran Masyarakat dan Media:
Masyarakat Indonesia juga memainkan peran penting dalam mendukung transisi yang damai dan tertib. Mereka secara aktif terlibat dalam proses politik, memberikan dukungan moral kepada kedua belah pihak, dan mempromosikan persatuan nasional di tengah perubahan politik yang signifikan.
“Media massa memainkan peran yang serupa dengan memberikan liputan yang cermat dan seimbang tentang transisi pemerintahan, mempromosikan dialog antara berbagai pihak, dan menjaga agar proses tersebut tetap transparan dan akuntabel,” jelas nya.
4. Pengaruh Kepemimpinan Jokowi dan Prabowo:
Kepemimpinan Jokowi yang tenang dan stabil, serta Prabowo yang berpengalaman dan tegas, membantu mengurangi ketegangan politik selama periode transisi.
“Keduanya secara terbuka menunjukkan komitmen mereka untuk bekerja sama demi kepentingan nasional, memperkuat keyakinan publik akan stabilitas pemerintahan yang berkelanjutan,” katanya.5. Faktor-faktor Eksternal:
Di samping dinamika internal, faktor-faktor eksternal juga memainkan peran penting dalam kelancaran transisi pemerintahan.
“Dukungan dari komunitas internasional, termasuk negara-negara tetangga dan mitra dagang, memperkuat legitimasi transisi dan memberikan dorongan tambahan untuk stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia,” katanya lagi.
6. Pelantikan Presiden Prabowo Subianto pada Oktober.
Puncak dari periode transisi ini adalah pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru. Upacara pelantikan nantinya akan diadakan dengan megah di Istana Negara, juga dihadiri oleh tokoh-tokoh politik, pemimpin negara, dan rakyat Indonesia yang antusias.
“Pada kesempatan itu, pasti nya Prabowo akan menyampaikan komitmennya untuk meneruskan dan memperkuat fondasi yang telah dibangun oleh pemerintahan sebelumnya,” kata dia.
“Dia berjanji untuk memimpin Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah, memperhatikan aspirasi rakyat, dan memajukan kepentingan nasional di panggung global,” tambahnya.
7. Kontinuitas Kebijakan dan Inovasi Baru:
Meskipun terjadi pergantian kepemimpinan, banyak kebijakan dan program yang diluncurkan oleh pemerintahan Jokowi akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan Prabowo. Namun, ada juga inovasi baru yang diintegrasikan ke dalam agenda pemerintahan yang bertujuan untuk mengatasi tantangan dan peluang baru yang dihadapi Indonesia.
“Ada evaluasi nanti nya di kepemimpinan awal,” katanya.
8. Evaluasi Awal:
Setelah beberapa bulan di kantor, pemerintahan Prabowo Subianto dinilai oleh masyarakat dan pengamat politik.
“Disini nantinya pasti ada Evaluasi awal menunjukkan bahwa transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo telah berjalan dengan cukup mulus, dengan kontinuitas kebijakan yang kuat dan komitmen terhadap reformasi struktural yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial,” ucapnya.
9. Tantangan dan Peluang di Masa Depan:
Meskipun transisi telah berjalan lancar, pemerintahan Prabowo masih dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks, termasuk masalah ekonomi global, ketimpangan sosial, dan perubahan iklim.
“Namun, dengan dukungan publik yang kuat dan komitmen untuk bekerja sama, pemerintahan baru juga dihadapkan pada peluang besar untuk menciptakan perubahan positif yang signifikan di Indonesia,” Dr. Iswadi, M.Pd.
10. Kembali ke Rakyat:
Di tengah segala dinamika politik dan perubahan, satu hal yang tetap menjadi fokus utama bagi pemerintahan Prabowo adalah kesejahteraan rakyat Indonesia.
Mereka berkomitmen untuk mendengarkan aspirasi rakyat, memperjuangkan keadilan sosial, dan memastikan bahwa setiap langkah kebijakan yang diambil bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup semua warga negara.
“Dengan demikian, transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo pada bulan Oktober 2024 tidak hanya berjalan dengan mulus, tetapi juga menjadi titik awal bagi Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan,” pungkas Dr. Iswadi, M.Pd. (*)