Jakarta l Mabesnews.com
Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd, memberikan apresiasi yang tinggi kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terkait upayanya dalam mendorong Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam waktu tiga tahun ke depan.
Sebagai ketua umum ormas yang memiliki jangkauan luas di berbagai sektor ekonomi, Ketum SPBI mengakui pentingnya keanggotaan Indonesia dalam OECD sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing ekonomi negara. OECD adalah organisasi internasional yang terkenal dengan fokusnya pada pembangunan ekonomi, dan keanggotaan dalam organisasi tersebut dapat memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut menjelaskan secara rinci mengenai apresiasi dan dukungan Ketum SPBI terhadap upaya Airlangga Hartarto dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Hal ini mencakup pemahaman mereka tentang pentingnya keanggotaan Indonesia dalam OECD, tantangan yang mungkin dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut, dan langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai target tersebut.
Pertama-tama, Ketum SPBI menggarisbawahi pentingnya keanggotaan Indonesia dalam OECD dalam meningkatkan daya saing ekonomi negara.
Dengan menjadi anggota OECD, Indonesia akan memiliki akses ke sumber daya, pengetahuan, dan jaringan internasional yang dapat membantu dalam memperkuat kebijakan ekonomi domestik.
“Ini juga akan membuka pintu bagi investasi asing dan kerjasama ekonomi yang lebih luas dengan negara-negara anggota OECD lainnya, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang Indonesia,” kata Dr. Iswadi, M.Pd, Jumat 17 Mei 2024.
Selain itu, keanggotaan dalam OECD juga akan memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan standar dalam berbagai bidang, termasuk tata kelola perusahaan, kebijakan lingkungan, dan perlindungan pekerja.
“Ini akan membantu Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, yang memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan semua lapisan masyarakat, termasuk pekerja,” katanya.
Meskipun tujuan untuk menjadi anggota OECD dalam waktu tiga tahun merupakan tantangan yang besar, Ketum SPBI menyatakan keyakinannya bahwa dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, dan kerja sama antar sektor, target tersebut dapat tercapai. Namun, mereka juga menyoroti beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut.
Salah satu tantangan utama adalah memenuhi standar dan kriteria keanggotaan OECD.OECD memiliki standar yang tinggi dalam berbagai bidang, termasuk tata kelola perusahaan, kebijakan fiskal, dan perlindungan lingkungan.
“Untuk memenuhi persyaratan keanggotaan tersebut, Indonesia perlu melakukan reformasi struktural yang luas dalam berbagai aspek ekonomi dan sosial, yang memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan,” ucapnya.
Selain itu, proses negosiasi untuk menjadi anggota OECD juga bisa menjadi rumit dan memakan waktu.
Indonesia perlu berinteraksi dengan anggota OECD lainnya dan membangun konsensus dalam berbagai isu ekonomi dan kebijakan publik.
Ini memerlukan diplomasi yang kuat dan kemampuan untuk menyeimbangkan kepentingan nasional dengan kebutuhan organisasi internasional.
Namun demikian, Ketum SPBI yakin bahwa dengan komitmen yang kuat dan kerja keras, Indonesia dapat mengatasi tantangan tersebut dan menjadi anggota OECD dalam waktu tiga tahun.
Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka menyoroti beberapa langkah konkret yang dapat diambil oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
Pertama, pemerintah perlu mempercepat reformasi struktural dalam berbagai bidang ekonomi dan sosial untuk memenuhi standar OECD.
“Ini termasuk meningkatkan tata kelola perusahaan, memperkuat sistem perpajakan, dan meningkatkan infrastruktur serta akses pendidikan dan kesehatan,” katanya.
“Reformasi ini tidak hanya akan membantu Indonesia memenuhi persyaratan keanggotaan OECD, tetapi juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” tambahnya.
Kedua, Indonesia perlu memperkuat kerjasama regional dan internasional dalam mendukung upaya menjadi anggota OECD.
Ini termasuk membangun kemitraan strategis dengan negara-negara anggota OECD dan bekerja sama dengan organisasi regional seperti ASEAN untuk memperkuat integrasi ekonomi dan mempromosikan pertumbuhan yang inklusif di Asia Tenggara.
Ketiga, pemerintah perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses reformasi ekonomi untuk memastikan bahwa kebijakan yang diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Ini akan membantu membangun kepercayaan publik dan mendukung upaya untuk menjadi anggota OECD.
Terakhir, Ketum SPBI menekankan pentingnya melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk LSM dan.ormas, dalam proses reformasi ekonomi dan sosial.
Partisipasi aktif dari semua pihak akan memastikan bahwa kebijakan yang diimplementasikan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan semua lapisan masyarakat, termasuk pekerja.
Dengan komitmen, kerja keras, dan kerjasama antar sektor, Ketum SPBI yakin bahwa Indonesia dapat menjadi anggota OECD dalam waktu tiga tahun, dan hal ini akan membawa manfaat besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, mereka memberikan dukungan penuh kepada upaya Airlangga Hartarto dan pemerintah dalam mewujudkan tujuan ini, dan siap untuk berkontribusi dalam prosesnya. demikian.pungkas Dr. Iswadi, M.Pd. (*)