Mabesnews.com
Jakarta : Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI), Dr. Iswadi, M.Pd, merupakan salah satu sosok tokoh yang memiliki pengaruh penting dalam dunia politik Indonesia. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas, Dr. Iswadi telah menjadi suara yang dihormati dalam menghadapi berbagai isu-isu politik yang kompleks di Indonesia.
Dalam konteks yang lebih luas, perannya sebagai Ketua Umum SPBI menunjukkan komitmennya terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. SPBI sendiri merupakan organisasi yang berusaha untuk mempersatukan beragam elemen masyarakat Indonesia, tanpa memandang perbedaan latar belakang sosial, budaya, atau politik. Sebagai pemimpin organisasi ini, Dr. Iswadi telah memimpin dengan bijaksana, memperjuangkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam segala aspek kehidupan bangsa.
Salah satu contoh konkret dari komitmen Dr. Iswadi terhadap persatuan bangsa adalah dukungannya terhadap ide ‘Presidential Club’ yang diusulkan oleh Prabowo Subianto. Ide ini memang belum banyak diketahui oleh publik, namun Dr. Iswadi melihat potensi besar di balik konsep tersebut.
“Mendukung ide ‘Presidential Club’? Pertama-tama, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan konsep tersebut. Secara umum, ‘Presidential Club’ dapat diinterpretasikan sebagai forum atau wadah bagi mantan presiden atau tokoh-tokoh tinggi negara untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan memberikan masukan dalam pengambilan keputusan penting bagi bangsa”katanya kepada Wartawan Selasa 7/04/2024.
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan Dalam konteks Indonesia, dimana sejarah politik dan pergantian kekuasaan sering kali menyisakan ketegangan, ide ‘Presidential Club’ dapat menjadi sarana untuk membangun jembatan antara pemimpin masa lalu dan masa kini. Dengan adanya forum seperti ini, diharapkan akan tercipta ruang untuk dialog dan kolaborasi lintas generasi, yang pada gilirannya dapat menghasilkan solusi-solusi inovatif untuk tantangan-tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Dr. Iswadi melihat bahwa konsep ‘Presidential Club’ memiliki potensi untuk memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia. Dengan melibatkan para mantan presiden dan tokoh-tokoh penting lainnya, forum ini dapat menjadi contoh nyata dari semangat gotong royong dan kompromi yang menjadi dasar dari sistem demokrasi yang sehat.
Selain itu, ‘Presidential Club’ juga dapat menjadi instrumen untuk memperkuat stabilitas politik dan keamanan nasional. Dalam konteks geopolitik yang semakin kompleks, memiliki forum di mana para pemimpin bangsa dapat berkomunikasi secara terbuka dan saling memahami adalah hal yang sangat berharga. Hal ini dapat membantu mencegah terjadinya konflik internal dan meningkatkan koordinasi dalam menghadapi tantangan-tantangan eksternal.
“Namun demikian, dukungan terhadap ide ‘Presidential Club’ juga tidak terlepas dari beberapa pertimbangan kritis. Salah satunya adalah pentingnya memastikan bahwa forum ini benar-benar bersifat inklusif dan representatif. Artinya, tidak hanya mantan presiden atau tokoh-tokoh politik tertentu yang memiliki akses ke dalamnya, tetapi juga perwakilan dari berbagai lapisan masyarakat dan kelompok kepentingan.
Selain itu, dan juga menyoroti pentingnya menjaga independensi dan integritas ‘Presidential Club’ dari pengaruh politik praktis atau kepentingan individu tertentu”tegasnya
“Forum ini haruslah berfungsi sebagai lembaga yang netral dan tidak terikat pada agenda politik tertentu, sehingga dapat menjaga otoritas dan kredibilitasnya di mata masyarakat.
Selanjutnya, Dr. Iswadi juga menekankan perlunya memastikan bahwa ‘Presidential Club’ benar-benar efektif dalam memenuhi tujuannya. Dalam arti lain, forum ini tidak boleh hanya menjadi wadah formal tanpa substansi nyata. Sebaliknya, ia harus mampu menghasilkan gagasan-gagasan konstruktif dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa ujarnya
“Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, menegaskan perlunya adanya mekanisme yang jelas untuk pengambilan keputusan dan implementasi hasil-hasil diskusi dalam ‘Presidential Club’. Ini mencakup proses pembentukan agenda yang transparan, penyelenggaraan pertemuan yang teratur dan produktif, serta mekanisme pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap kinerja forum ini”terangnya.
Terakhir, Dr. Iswadi juga menyampaikan mempertimbangkan dampak psikologis dan simbolis dari eksistensi ‘Presidential Club’. Dalam sebuah negara yang masih muda seperti Indonesia, kehadiran forum semacam ini dapat menjadi simbol dari kedewasaan politik dan kemajuan demokrasi. Ini mengirimkan pesan kuat bahwa meskipun terdapat perbedaan politik di antara kita, kita tetap mampu berkomunikasi secara damai dan membangun masa depan bersama.
Dengan demikian, dukungan Dr. Iswadi terhadap ide ‘Presidential Club’ dapat dipahami sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat fondasi demokrasi, membangun jembatan antara pemimpin masa lalu dan masa kini, dan menciptakan ruang untuk dialog dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan.
Sebagai seorang pemimpin yang memiliki visi yang luas dan komitmen yang kuat terhadap persatuan bangsa, Dr. Iswadi yakin bahwa ‘Presidential Club’ memiliki potensi untuk menjadi salah satu instrumen penting dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.Pungkasnya. (*)