Ketua Ikatan Wartawan Online Indonesia Provinsi Kepri Khotib di Masjid Jami’ Al Muhajirin Tiban BTN Sekupang

MabesNews.com – Batam – Perjalanan menuju mesjid Jami’ Al Muhajirin Tiban BTN Sekupang ditempuh dengan perjalanan 30 menit.

Perjalanan bukan suatu hambatan untuk sampai di tempat tujuan. Sampai di lokasi waktu pun menunjukkan pukul 06.00 WIB. Tempat pelaksanaan sholat idul adha pada hari Senin, 17 Juni 2024 bertepatan pukul 07.00 WIB.

Chris Triwinasis MSi ketua panitia korban Mesjid Jami’ Al-muhajirin dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah mesjid karena kita semua. Masih bersama sama melaksanakan sholat idul adha tahun ini dengan penuh kebersamaan.

Ditbahkannya bahwa tahun ini warga mesjid Jami Al Muhajirin Tiban BTN  berkorban dengan memotong 21 kambing dan 5 ekor kambing, ini menunjukkan bahwa semakin tahun warga disini semakin memaknai arti sebuah kebersamaan tutur ya dengan penuh keramah tambahan di depan awak media.

Senada dengan hal tersebut H. Tukijan Sarpan ketua pengurus mesjid Jami’ Al-muhajirin dalam sambutannya mengatakan bahwa kehadiran kita sholat idul adha hanyalah sebagian kecil dibandingkan dengan banyaknya yang melaksanakan jamaah haji tahun ini di tanah suci Mekah.

Di tempat ini H. Tukijan Sarpan berharap agar tahun depan lebih banyak yang berkorban baik itu sapi maupun kambing, kalau perlu dari warga masjid Al Muhajirin banyak yang berangkat ke tanah suci Mekah tuturnya dengan penuh kharisma.

Dalam acara khutbah Nursalim Tinggi Turatea, S. Pd., M. Pd yang bertindak sebagai khotib idul adha dalam khotbahnya mengatakan Hari ini, kita kembali menjadi saksi betapa luasnya kasih-sayang Allah Azza wa Jalla kepada kita semua. Pagi hari ini, kita kembali merasakan betapa besarnya rahmat dan ampunanNya untuk kita semua.

Dosa demi dosa kita kerjakan nyaris sepanjang hari. Perintah demi perintahNya hampir kita abaikan setiap saat. Tapi lihatlah, Allah Azza wa Jalla yang Maha Pengasih itu tidak pernah bosan memberikan kesempatan demi kesempatan kepada kita untuk bertaubat dan kembali padaNya. Allah Azza wa Jalla yang Maha Penyayang itu tidak pernah menutup pintu ampunanNya yang luas.

Selain dari itu ustadz Nursalim juga mengajak para jamaah untuk mengenang jasa pengorbanan seorang ibu. Setidaknya ada lima Air Ibu yang Tak Bisa Digantikan oleh Siapapun di dunia. Hal ini penting untuk direnungi karena mayoritas yang ada dalam tubuh manusia adalah air dan itu merupakan sumbangsih dari seorang ibu.

“Tubuh kita terdiri dari air. 85 persen tubuh kita terdiri dari air. Dan penyumbang utama air kehidupan bagi kita adalah ibu kita,” ungkap Nursalim yang juga sebagai ketua Ikatan wartawan online Indonesia Provinsi Kepulauan Riau.

Lima air yang dipersembahkan oleh sosok ibu ini tak pernah bisa digantikan oleh siapapun karena benar-benar menjadi penopang kehidupan. Air yang pertama adalah air ketuban. “Ketika kita tumbuh menjadi sosok janin, air ketuban inilah yang menopang hidup. Dan ini didedikasikan oleh seorang ibu dengan mengambil air dari tubuhnya,” ungkapnya.

Air kedua adalah air darah ibu yang ketika janin tumbuh menjadi jabang bayi, ibu memberikan air darahnya. Ketiga adalah air susu yang merupakan saripati makanan yang ia konsumsi dan dikorbankan untuk membesarkan anaknya. Keempat adalah air keringat untuk menjaga anaknya agar mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.

Terakhir (yang kelima), yang selalu menghantar kesuksesan orang-orang hebat adalah air mata seorang ibu yang mengiringi kehidupan anaknya,” ungkapnya.

Khotib juga mengajak kepada setiap insan manusia untuk senantiasa menghormati sosok Ibu karena hanya dengan cara itulah manusia akan memiliki makna terhadap kehidupan. Menurutnya, penciri orang hebat itu diantaranya adalah selalu menghormati ibunya.

Pesan ini juga khusus ia berikan kepada para guru besar untuk senantiasa bersyukur. Allah swt telah menjanjikan bahwa siapa saja yang bersyukur, maka akan ditambah nikmatnya. Namun ia juga mengingatkan bahwa syukur akan ditolak di pintu langit manakala tidak bisa bersyukur kepada sesama manusia khususnya orang tua. (Nursalim Turatea).