MabesNews.com, PONOROGO – Hujan dengan intensitas tinggi landa wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Minggu (15/12) malam hari. Curah hujan tersebut sebabkan naiknya debit air dan membuat tanggul jebol hingga menggenangi permukiman warga.
Berdasarkan laporan yang dihimpun, banjir akibatkan dua orang meninggal dunia yang disebabkan tersengat listrik saat akan menyelematkan diri. Sebanyak tujuh kecamatan sempat tergenang banjir pada minggu malam sampai Senin siang. Pantau hingga Senin sore, banjir mulai surut di beberapa titik.
Merespon kejadian itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M. yang sedang berada di Kota Surabaya pada Senin (16/12) siang guna melakukan persiapan Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Hidrometeorologi langsung menuju ke Kabupaten Ponorogo.
Kepala BNPB mengungkap langkah yang harus segera dilakukan agar masyarakat tidak terlalu lama menderita karena banjir.
“Banjir disebabkan tanggul jebol, langkah yang dilakukan menutup tanggul tersebut,” kata Suharyanto.
Dirinya menambahkan, dengan segera ditutupnya tanggul agar banjir tidak datang lagi, mengingat saat ini masih musim hujan
“Jangan menunggu banjir surut baru tanggul ditutup, masyarakat bisa berhari-hari bahkan berminggu-minggu menghadapi banjir, belum kalo hujan terus datang, walaupun masih banjir mulai besok sepakat akan ditutup,” imbuhnya.
Langkah selanjutnya adalah, dengan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca di langit Jawa Timur.
“Langkah supaya hujannnya tidak deras, mulai besok kita laksanakan OMC. Tidak menghentikan turun hujan tapi mengurangi debitnya air,” ucap Suharyanto
Pada kesempatan ini Kepala BNPB turut berdiskusi dengan perwakilan para pengungsi dan memberikan simbolis bantuan Dana Siap Pakai berupa logistik dan peralatan penanganan bencana hidrometeorologi.
“BNPB membantu selama tanggap darurat berjalan seperti kebutuhan dasar makan dan minum, air bersih, serta peralatan tanggap darurat termasuk untuk evakuasi contoh perahu karet,” jelasnya.
Donny bsg