MabesNews.com, GROBOGAN – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI dr. Suharyanto, S.Sos., M,M., memimpin rapat koordinasi (rakor) percepatan penanganan darurat bencana yang terjadi di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak. Usai melakukan peninjauan longsor pada jalur Kereta Api jurusan Surabaya-Jakarta, Suharyanto bertolak ke Pendopo Bupati Grobogan pada Kamis (23/1) siang. Rakor ini membahas mengenai upaya penanganan darurat pascabencana hidrometeorologi basah yang melanda kedua wilayah tersebut.
Sebagai informasi, banjir yang melanda Kabupaten Grobogan pada Senin (20/1) lalu dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi hingga Sungai Lusi, Sungai Serang dan Sungai Tuntang meluap hingga berdampak pada sejumlah fasilitas dan pemukiman warga. Kejadian ini juga menyebabkan akses perjalanan Kereta Api Surabaya-Jakarta di Kecamatan Gubug mengalami gangguan karena jalur rel mengalami amblas pada bagian pondasinya.
Sementara itu, banjir yang melanda wilayah Demak juga menyebabkan tanggul Sungai Tuntang jebol hingga limpasan air masuk ke pemukiman warga. Data sementara mencatat, 1.006 rumah terdampak yang tersebar pada empat desa di dua kecamatan. Banjir juga membawa material lumpur melimpas pada jalan raya yang menghubungkan Semarang-Grobogan.
Berdasarkan dua kejadian diatas, Suharyanto dalam arahannya menyampaikan beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam fase tanggap darurat. Dalam hal ini, upaya penyelamatan dan evakuasi menjadi fokus utama bagi warga yang terdampak.
“Saat fase tanggap darurat, yang utama penyelamatan evakuasi masyarakat korban dan pengungsi, karena dalam kondisi ini warga yang terdampak sangat memerlukan bantuan terutama pada _Golden Time Periode_ penanganan bencana,” ujar Suharyanto.
Jika melihat dampak dikedua wilayah, tercatat beberapa tanggul jebol serta bangunan sarana dan prasarana vital yang terdampak, salahsatunya jembatan. Suharyanto juga menekankan bahwa perbaikan fungsi fasilitas penunjang akan segera diperbaiki untuk memobilisasi bantuan dalam hal upaya penanganan darurat.
“Mengenai jembatan yang rusak, sudah kita perintahkan untuk segera diperbaiki dengan menggunakan jembatan sementara atau Jembatan Bailey, karena dalam hal tanggap darurat akses maupun mobilitas ini penting untuk menunjang percepatan penanganan darurat dilapangan,” tambah Suharyanto.
Pelibatan beberapa unsur pentahelix juga sangat diperlukan dalam fase tanggap darurat. Diantaranya pengerahan alat berat untuk melakukan penutupan tanggul yang jebol dan melakukan pengerukan sedimentasi sekitar wilayah sungai yang dangkal.
“Dalam hal kebencanaan, seluruh pihak juga harus mendukung seperti saat ini dibutuhkan pengerahan alat berat, koordinasi seara intensif juga terus dilakukan dengan Kemenhub, KemenPU dan BBWS untuk melakukan penutupan tanggul yang jebol serta memperbaiki jalur kereta yang longsor, karena bencana menjadi urusan bersama,” ujar Suharyanto.
Pada kesempatan ini, BNPB juga memberikan dukungan logistik dan peralatan, Dana Siap Pakai Operasional serta Dukungan Tanggap Darurat. Total bantuan untuk Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak masing-masing menerima total bantuan sebesar Rp. 2.368.375.250 dalam bentuk 15 item logistik dan peralatan, makanan siap saji dan Dana Siap Pakai (DSP).
Turut hadir dalam rakor tersebut, Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Bupati Grobogan Sri Sumarni, Bupati Demak Eisti’anah, unsur TNI-Polri, jajaran Forkopimda dan relawan.
Donny bsg