MABESNEWS.COM | Medan – Pelaku pasar akan melihat bagaimana pandangan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed terkait kemungkinan kenaikan suku bunga acuannya yang tertuang dalam FOMC minutes pada hari kamis mendatang
“Sehingga lagi-lagi nanti kita akan dihadapkan pada ekspektasi pasar, yang diterjemahkan melalui testimoni yang akan disampaikan The Fed,” kata pengamat ekonomi, Gunawan Benyamin saat berbincang dengan media ini, Senin 20/2/2023.
Saat menuju FOMC minutes, pasar keuangan akan banyak digerakkan oleh faktor teknikal. Sedang kinerja IHSG akan bergerak dalam rentang 6.800 higga ke level 6.930.
“Sementara kinerja mata uang rupiah masih akan bergerak di rentang 15.100- 15.250 per US Dolar,” rinci Benyamin yang juga analis bursa saham ini.
Dia menyebutkan sejumlah agenda ekonomi di awal pekan, seperti rilis neraca pembayaran tanah air, dtambah rilis data indeks harga properti menjelang akhir pekan, tidak akan memberikan dampak besar bagi pasar keuangan di tanah air.
Pelaku pasar katanya masih akan fokus kepada rilis sejumlah data dari Negara lain, sehingga di pekan ini IHSG dan rupiah akan dipengaruhi oleh banyak sentimen eksternal.
Selain FOMC minutes yang nantinya akan menjadi motor penggerak pasar keuangan dunia. Estimasi untuk pertumbuan ekonomi AS kuartal keempat juga layak dicermati.
Sejauh ini ekspektasinya adalah penurunan kinerja pertumbuhan ekonomi AS. Selanjutnya, rilis data pertumbuhan ekonomi Jerman yang menjadi ekonomi terbesar di Eropa juga harus dicermati.
Pertumbuhan ekonomi Jerman secara YoY di kuartal keempat 2022 dirediksikan mengalami penurunan dikisaran 1.1%, dibandingkan dengan realisasi sebelumnya di level 1.4%.
“Setelahnya inflasi inti di AS yang diperkirakan mengalami penurunan juga menarik untuk diikuti. Mengingat inflasi ini kerap dijadikan acuan bagaimana suku bunga acuan The FED nantinya terbentuk, yang selanjutnya kerap diikuti dengan fluktasi pada pasar keuangan di banyak negara,” sebut Benyamin.
Bahkan juga menjadi acuan dalam memproyeksikan harga emas. Untuk harga emas sendiri Benyamin di pekan ini diproyeksikan masih akan bergerak dalam rentang $1.800 hingga $1.850 per ons troynya. Namun, harga emas memiliki potensi turun lebih dalam jika FOMC minutes nantinya bersikap hawkish dalam menetapkan besaran bunga acuan.
Menurut Benyamin ada potensi dimana harga emas berpeluang untuk terkoreksi cukup dalam. Harga emas berpeluang mengalami koreksi lanjutan, manakala US Dolar justru berada dalam tren naik setelah FOMC minutes itu sendiri.
“Jadi potensi koreksi yang akan terjadi nantinya bisa dimanfaatkan untuk kembali melakukan akumulasi emas. Karena koreksi ini diperkirakan hanya terjadi sesaat, sampai nantinya The Fed akan terlihat berhenti menaikkan suku bunga acuan di level tertentu,” imbuhnya.
(tiar)