Isra’ Mi’raj dalam Maqam Tasawuf: Analisis Spiritual, Ilmiah, dan Sufistik

Oleh: 

– Kh.Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si – (Kepala Laboratorium Fisika Nuklir, Universitas Sumatera Utara-Medan,

– Habib Rais Ridjàly Bin Thàhir, Pimpinan & Mursyid Majlis Al Abrar Indonesia (Thariqat Musthafàwiyyah) – Bekasi Jawa Barat.

– Kh.Ustdz Khalifah Tarmizi, S.Ag. (Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs Negeri 1, Tanjung Pura – Langkat – Sumatera Utara).

– Nuddin Sinabang,S.Pd,MM (Guru MTs Negeri 32, Jakarta)

Abstrak

Sahabat yang di muliakan Alloooh dimana saja berada. Isra’ Mi’raj adalah peristiwa penting dalam Islam yang melibatkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Yerusalem dan naik ke langit. Artikel ini menganalisis Isra’ Mi’raj dari perspektif spiritual, ilmiah, dan sufistik. Dalam konteks spiritual, Isra’ Mi’raj menggambarkan pencarian jiwa untuk mendekatkan diri kepada Alloooh SWT. Secara ilmiah, konsep seperti Higgs boson, kuantum, tachyon, dan energi gelap dapat dihubungkan dengan pengalaman spiritual yang melampaui batasan fisik. Dari sudut pandang sufistik, perjalanan ini mencerminkan wahdatul wujud dan pencarian pengetahuan hakiki. Kesimpulannya, Isra’ Mi’raj menunjukkan bahwa pencarian spiritual dan ilmiah saling melengkapi dalam memahami realitas kehidupan dan keberadaan Alloooh.

Kata Kunci

Isra’ Mi’raj, spiritual, ilmiah, sufistik, Higgs boson, kuantum, tachyon, wahdatul wujud, energi gelap.

Pendahuluan

Isra’ Mi’raj adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang melibatkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian naik ke langit. Peristiwa ini tidak hanya memiliki makna religius tetapi juga dapat dianalisis dari berbagai perspektif, termasuk spiritual, ilmiah dan sufistik. Dalam konteks ini, kita akan membahas hubungan antara konsep-konsep ilmiah modern seperti Higgs boson, kuantum dan wahdatul wujud dalam kerangka tasawuf.

Isra’ Mi’raj : Sebuah Tinjauan

Isra’ Mi’raj terjadi dalam dua fase: Isra’ yang merupakan perjalanan fisik dari Makkah ke Yerusalem, dan Mi’raj, yaitu perjalanan spiritual ke langit. Dalam ajaran tasawuf, perjalanan ini melambangkan perjalanan jiwa menuju Alloooh dan pencarian makna hakiki dari eksistensi.

Analisis Spiritual

Dalam konteks spiritual, Isra’ Mi’raj menggambarkan pencarian jiwa untuk mencapai kedekatan dengan Alloooh. Konsep wahdatul wujud, yang menyatakan bahwa segala sesuatu bersatu dalam diri Tuhan (Alloooh), sejalan dengan pengalaman spiritual yang dialami Nabi Muhammad. Dalam tasawuf, perjalanan ini mengajarkan pentingnya pembersihan jiwa dan penguasaan diri untuk mengenali kehadiran Alloooh dalam setiap aspek kehidupan.

Analisis Ilmiah

Higgs Boson dan Partikel Dasar

Higgs boson, sering disebut sebagai “Partikel Tuhan”, merupakan elemen penting dalam fisika modern yang menjelaskan asal usul massa. Dalam konteks Isra’ Mi’raj, kita bisa menarik paralel antara pencarian ilmuwan untuk memahami materi dan pencarian spiritual untuk memahami Alloooh. Keduanya berusaha menemukan kebenaran di balik realitas yang tampak.

Kuantum dan Tachyon

Teori kuantum menjelaskan sifat partikel pada tingkat sub-atomik, sedangkan tachyon adalah partikel hipotetik yang bergerak lebih cepat dari cahaya. Konsep ini bisa dihubungkan dengan Mi’raj, di mana Nabi Muhammad mengalami perjalanan di luar batas waktu dan ruang. Ini mencerminkan ide bahwa realitas spiritual seringkali melampaui pemahaman ilmiah kita.

Supersimetri dan Energi Gelap

Supersimetri adalah teori yang mengusulkan adanya partikel pasangan untuk setiap partikel yang ada. Energi gelap, yang diyakini merupakan penyebab percepatan ekspansi alam semesta, mengingatkan kita pada konsep ketidaktahuan manusia tentang alam semesta dan bagaimana hal ini berkaitan dengan pencarian spiritual. Dalam tasawuf, pencarian akan pengetahuan ini adalah bagian dari perjalanan menuju Alloooh.

Analisis Sufistik

Dalam tasawuf, Isra’ Mi’raj dapat dilihat sebagai simbol perjalanan ruhani yang mendalam. Konsep eter, yang sering dianggap sebagai medium yang menghubungkan semua hal, dapat di-analisis dalam konteks perjalanan spiritual. Eter bisa dilihat sebagai re-presentasi dari kesadaran universal yang menghubungkan setiap makhluk dengan Tuhannya (Alloooh).

Kesimpulan

Isra’ Mi’raj bukan hanya sekadar peristiwa religius, tetapi juga menawarkan banyak perspektif untuk memahami hubungan antara spiritualitas, ilmu pengetahuan,, wawasan dan sufisme. Dengan menganalisis peristiwa ini melalui lensa konsep-konsep ilmiah modern, kita dapat menemukan kesamaan dalam pencarian kebenaran, baik di dunia material maupun spiritual. Perjalanan Nabi Muhammad menuju langit mengajarkan kita bahwa pencarian akan Alloooh dan pemahaman tentang alam semesta adalah dua sisi dari koin yang sama, yang saling melengkapi dalam perjalanan menuju pengetahuan dan kedamaian hakiki. Semoga berkenan, berkah & di redhoiNya.(*ms2)

Kepala Biro Mabesnews Kota Medan