INSPIRASI PAGI: Air Beriak Tanda Tak Dalam

MabesNews.com, SEORANG psikiater top Amerika, Mark Goulston, menemukan cara untuk mengetahui apakah seseorang termasuk banyak bicara atau tidak. Ini bisa dilihat dari durasi waktu bicara. Goulston menyebutnya dengan “aturan lampu lalu lintas”.

Berikut penjelasannya:

Kelompok lampu hijau, yaitu orang yang berbicara selama dua puluh detik dan pendengar menyukainya.

Kelompok lampu kuning, yaitu orang yang berbicara lebih dari tiga puluh detik dan mulai membosankan bagi pendengar.

Kelompok lampu merah, yaitu orang yang berbicara lebih dari empat puluh detik sehingga mulai menyebalkan, bahkan terkesan egois.

Lalu, apakah penyebab orang menjadi banyak bicara? Jawabannya beragam. Bisa karena dia mengalami gangguan kesehatan mental, seperti skizofrenia, gangguan kecemasan, bipolar, gangguan kepribadian, hingga ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Penyebab lainnya, adanya niatan menyombongkan diri, tidak mampu menjadi pendengar yang baik, dan senantiasa ingin didengarkan. Istilah anak muda sekarang “caper” alias cari perhatian.

Penyebab lain, akibat merasa kesepian, bahkan juga karena untuk menutupi sebuah kebohongan besar. Hal ini lazim dalam strategi komunikasi yang dinamakan teori pengalihan: firehose of falsehood.

Caranya melakukan provokasi masif, repetisi pesan yang konsisten, pengabaian data dan fakta, serta penyebaran pesan yang inkonsisten atas substansi.

Ah sudahlah, bagi kita cukup pegang nasihat orang-orang tua dahulu, “air beriak tanda tak dalam”. Artinya, seseorang yang ilmunya sedikit akan lebih banyak berbicara. Ibarat tong kosong, nyaring bunyinya.

Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea)

_____

ILUSTRASI: Boneka Si Unyil