Hindari Silo Mentality

MabesNews.com, PADA November 1999, Sony, raksasa elektronik asal Jepang, memperkenalkan beberapa produk media musik dengan fitur yang berbeda-beda. Sangat kreatif.

Namun akibat tidak adanya koordinasi antar-departemen, sehingga membuat produk mereka pada akhirnya saling menyerang bahkan terjadi kanibalisme. Pada akhirnya, Sony dikalahkan oleh pesaing barunya, Apple!

CEO Sony pada saat itu, Nobuyuki Idei, menjelaskan kegagalan Sony tersebut karena faktor silo mentality, karyawan dari divisi yang berbeda di perusahaan yang sama, enggan berbagi program atau informasi. Ego sektoral mengeras,

Umumnya, mental silo ini terjadi akibat kompetisi antar manajer atau pimpinan organisasi yang kemudian menyeret anggota timnya. Akibatnya, lingkungan dan budaya kerja dapat berubah toxic.

Mentalitas silo ini bisa saja terjadi di organisasi manapun. Baik swasta maupun pemerintah. Jika pada sektor swasta dapat mengakibatkan penurunan atau kehilangan profit, di sektor pemerintah dapat mengganggu pelayanan publik.

Bersaing itu tentu baik, asalkan terukur dan terstruktur. Itulah pentingnya punya strong leadership yang mampu meng-orkestrasi visi yang sama antara dia dan timnya.

Setelah tujuan ini ditentukan, maka harus diukur secara akurat dengan melakukan fungsi manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengimplementasian dan pengawasan.

Dengan demikian, pemimpin tersebut akan mampu menciptakan tim yang berkembang dan produktif; pengetahuan, kolaborasi, kreativitas, dan kepercayaan diri.

Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).
_____
SATUNYA VISI: Wali Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), bersama Wakil Gubernur Kepulauan Riau Hj Marlin Agustina, kompak bersama masyarakat. Memahami adalah rahasia kepemimpinan mereka.