Dukung Percepatan Penurunan Stunting, Babinsa Koramil 07/PKL Monitoring Imunisasi Balita

TNI121 views

MabesNews.ComLAMPUNG TIMUR – Kegiatan pemberian imunisasi bagi Balita (Anak Bawah Lina Tahun) berlangsung di Desa Adirejo, Kecamatan Pekalongan, Kab. Lampung Timur, Kamis (21/9/2023).

Serma Budi Santoso selaku Babinsa Koramil 429-07/Pekalongan Kodim 0429/Lamtim sepenuhnya mendukung kegiatan tersebut sebagai upaya dari pemerintah yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tertentu yang beresiko pada bayi termasuk mencegah terjadinya Stunting.

“Program imunisasi merupakan langkah untuk mencegah penyakit menular dengan cara memberikan vaksin pada seseorang sehingga tubuhnya resisten terhadap penyakit tertentu. Sehingga dengan imunisasi akan membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit”, ucapnya.

Lebih lanjut Babinsa menambahkan bahwa, pemberian imunisasi pada bayi menjadi hal yang penting, sebab tubuh bayi memiliki tingkat imunitas yang rendah sehingga harus segera mendapatkan perlindungan dari infeksi penyakit menular.

Imunisasi penting dan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, termasuk saat anak baru lahir. Saat imunisasi, anak akan diberikan vaksin untuk membantu mencegah atau menurunkan risiko infeksi atau pada penyakit tertentu sehingga akan meminimalisir angka kejadian kesakitan dan komplikasi.

“Manfaat imunisasi bagi bayi sangat bagus untuk menghindari penyakit infeksi berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga si bayi bisa tumbuh sehat dan cerdas”, pungkasnya.

Sebagai informasi, beberapa penyebab dan ciri-ciri terjadinya stunting diantaranya, kurangnya kecukupan gizi atau nutrisi pada masyarakat, terutama pada ibu hamil dan balita, serta ada kaitannya dengan pola hidup sehat, seperti tersedianya sanitasi yang layak (sarana mandi, cuci, kakus atau toilet) dan ketersediaan air bersih.

Besarnya wilayah dan jumlah penduduk Indonesia dengan beragam kondisi geografisnya, membuat permasalahan yang mendasar tersebut tidak mudah untuk diselesaikan.

Bahkan sesuai dengan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan dan BPS, data anak-anak yang mengalami stunting terdapat pada seluruh wilayah di 34 provinsi di Indonesia. Kasus stunting tidak hanya berada pada wilayah yang terluar, terdepan dan tertinggal, tetapi juga terdapat pada wilayah perkotaan yang tingkat pendidikan dan pendapatannya relatif tinggi.

Dengan demikian maka tentu ada permasalahan lainnya yang menyebabkan masih tinggi kasus stunting di Indonesia. Pendidikan atau pengetahuan mengenai cara hidup sehat, sanitasi yang baik, ataupun mengenai makanan bergizi sudah diajarkan pada pendidikan tingkat dasar yaitu sejak Sekolah Dasar.

Namun sudah menjadi hal yang jamak pada masyarakat bahwa terdapat jarak antara pengetahuan yang sudah dimiliki oleh seseorang dengan penerapan dari pengetahuan oleh orang tersebut, belum tentu sejalan.  (ARIEF)