Jakarta : Pendiri Pejuang Pendidikan Indonesia Dr. Iswadi, M.Pd. sebagai salah satu pihak yang peduli terhadap kesejahteraan seluruh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), menyampaikan harapannya kepada semua pihak terkait untuk menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan pembayaran gaji dosen dan staf. Sebagai pilar utama dalam pelaksanaan pendidikan di universitas, dosen dan staf memiliki peran yang sangat vital. Oleh karena itu, memastikan hak-hak mereka terpenuhi merupakan tanggung jawab bersama yang tidak dapat ditunda Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Minggu 29 Desember 2024
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan Dalam institusi pendidikan, dosen dan staf adalah elemen kunci yang mendukung keberhasilan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mereka adalah individu yang bekerja keras, tidak hanya untuk memastikan mahasiswa mendapatkan pendidikan terbaik tetapi juga untuk memajukan universitas sebagai institusi yang unggul di tingkat nasional maupun internasional. Tanpa dukungan penuh dan kesejahteraan yang terjamin, sulit bagi mereka untuk memberikan kontribusi terbaik.
Dr. Iswadi menekankan bahwa pembayaran gaji dosen dan staf bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap kontribusi mereka. Setiap gaji yang diterima oleh dosen dan staf mencerminkan pengakuan atas upaya keras mereka dalam mendidik generasi muda. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, baik manajemen universitas maupun pihak eksternal yang memiliki kewenangan, untuk bersama-sama mencari solusi terbaik.
“Masalah ini bukan hanya tentang keuangan, tetapi juga tentang menjaga martabat dan semangat kerja mereka. Dosen dan staf yang tidak mendapatkan haknya tepat waktu akan merasa tidak dihargai, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kinerja dan dedikasi mereka terhadap institusi,” ujar Dr. Iswadi.
Keterlambatan pembayaran gaji tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada operasional universitas secara keseluruhan. Para dosen dan staf memiliki tanggung jawab finansial terhadap keluarga mereka. Ketika hak mereka terabaikan, hal ini bisa menyebabkan tekanan psikologis dan sosial yang memengaruhi produktivitas mereka. Selain itu, hal ini juga bisa menciptakan citra negatif terhadap universitas, baik di mata mahasiswa, masyarakat, maupun pihak luar.
“Sebagai lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang harus menjadi teladan dalam memperlakukan semua elemen di dalamnya dengan adil dan penuh penghargaan. Penyelesaian masalah ini bukan hanya kewajiban, tetapi juga refleksi dari nilai-nilai yang kita yakini bersama,” tambahnya.
Dr. Iswadi mengajak seluruh pihak, baik internal maupun eksternal, untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah ini secara adil dan transparan. Ia percaya bahwa dengan komunikasi yang baik, setiap kendala dapat diatasi. Dalam konteks ini, itikad baik harus diwujudkan melalui tindakan nyata, seperti menyusun prioritas anggaran yang tepat, mempercepat proses administrasi, dan mencari dukungan dari pihak yang memiliki otoritas dalam pengelolaan keuangan universitas.
Selain itu, penting bagi manajemen universitas untuk membuka dialog terbuka dengan para dosen dan staf guna memberikan kejelasan terkait situasi yang sedang terjadi. Dengan adanya komunikasi yang jujur, rasa saling percaya dapat terbangun sehingga semua pihak dapat bersama-sama mencari solusi yang terbaik.
Sebagai salah satu pemimpin yang memegang teguh nilai-nilai keadilan dan keberlanjutan, Dr. Iswadi berharap bahwa Universitas Muhammadiyah Tangerang dapat menjadi lembaga yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga dalam pengelolaan sumber daya manusia. Ia menekankan pentingnya menciptakan sistem yang lebih kokoh untuk memastikan kesejahteraan dosen dan staf terjamin dalam jangka panjang.
“Jika kita ingin membangun universitas yang berkelanjutan dan mampu bersaing di era globalisasi, kesejahteraan sumber daya manusia kita harus menjadi prioritas utama. Tidak ada kesuksesan tanpa dukungan dari orang-orang yang bekerja di balik layar untuk mewujudkannya,” tegas Dr. Iswadi.
Ia juga berharap agar semua pihak, termasuk mahasiswa dan masyarakat, dapat memahami kompleksitas yang mungkin terjadi dalam pengelolaan keuangan universitas. Dukungan dari semua elemen sangat diperlukan untuk menciptakan suasana yang kondusif, di mana setiap individu merasa didukung dan dihargai.
Melalui tulisan ini, Dr. Iswadi, M.Pd mengajak seluruh elemen di Universitas Muhammadiyah Tangerang untuk bersatu padu dalam menyelesaikan tantangan yang ada. Dengan itikad baik, kerja sama, dan semangat kebersamaan, masalah pembayaran gaji dosen dan staf dapat segera teratasi.
Semangat untuk menciptakan universitas yang unggul harus dimulai dari langkah kecil, yaitu memastikan kesejahteraan setiap individu yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian, Universitas Muhammadiyah Tangerang tidak hanya akan menjadi lembaga yang dihormati secara akademik, tetapi juga sebagai tempat di mana nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dijunjung tinggi. demikian pungkas Dr. Iswadi, M.Pd. (*)