MabesNews.com, Batam, 22 Januari 2025 – Rencana pertemuan dan silaturahmi yang dirancang oleh Pengurus Majelis Besar (PMB) Batam pada Sabtu mendatang menuai beragam tanggapan dari para anggota. Diskusi yang berlangsung melalui grup WhatsApp pengurus tersebut menjadi ajang adu pendapat terkait lokasi dan konsep acara yang dinilai kurang ideal oleh sebagian anggota.
Acara yang awalnya direncanakan berlangsung di sebuah restoran seafood di Nongsa dengan konsep family gathering di tepi pantai ini bertujuan mempererat hubungan antaranggota sekaligus membahas isu-isu strategis terkait organisasi. Namun, beberapa anggota menganggap lokasi yang dipilih terlalu jauh, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah Batam Kota dan sekitarnya.
Masalah Jarak dan Aksesibilitas
Salah satu anggota, Asmaldi, mengemukakan kekhawatirannya terkait jarak lokasi acara. “Sepertinya acara sudah pindah ke Nongsa, padahal anggota kita banyak di Batam Kota. Kasihan yang tidak mahir pakai motor dari Sungai Panas,” ungkapnya. Pernyataan ini mendapat dukungan dari Muhammad Juni Beddu yang juga menyoroti kondisi cuaca. “Apalagi sekarang musim hujan,” tambahnya.
Namun, tanggapan ini memancing respons berbeda dari beberapa anggota lain. Hasanudin, salah satu pengurus, berkomentar bahwa usulan seperti ini biasanya datang dari mereka yang jarang hadir. “Kalaupun dekat, juga tidak jamin akan datang atau tidak,” ujarnya dengan nada humor.
Argumen Lokasi dan Biaya
Ketua PMB Batam, Hidayat Hasbullah, berusaha memberikan penjelasan terkait keputusan pemilihan lokasi. Ia menyatakan bahwa acara ini dirancang sebagai silaturahmi santai sambil makan siang di restoran seafood Kampung Tereh, Nongsa. Pemilihan lokasi di tepi laut juga merupakan tindak lanjut dari usulan halaqah sebelumnya yang menginginkan acara family gathering di pantai.
“Wilayah Batam Kota tak ada seafood di atas laut, tempat dan menu sudah dipesan. Kalau banyak yang menginginkan acara ini dibatalkan karena kejauhan, maka acara tersebut dibatalkan. Namun, pertemuan tetap berjalan via Zoom demi efisiensi waktu, tenaga, serta biaya,” jelas Hidayat.
Beberapa anggota seperti Asmaldi tetap memberikan masukan agar acara digelar di lokasi yang lebih mudah dijangkau, seperti restoran Love Seafood di Batam Center atau Sungai Panas. Namun, kendala biaya menjadi perhatian. “Apa bisa dilobi bajet Rp1 juta untuk 30 orang?” tanya Hidayat dengan nada bercanda.
Peran Solidaritas dan Komitmen Anggota
Hasanudin menambahkan bahwa sesekali mengadakan acara di lokasi yang agak jauh akan menambah keunikan dan keseruan. “Anggota juga harus ikut serta dalam program pengurus. Kalau pengurus sudah bekerja tapi tidak direspons, ya tak perlu ada pengurus,” tegasnya. Ia juga menyoroti pentingnya rasa kebersamaan dalam mendukung program yang telah dirancang pengurus.
Sebagai tanggapan atas berbagai masukan, Ketua PMB Batam tetap memutuskan untuk melanjutkan rencana acara di Nongsa. “Terima kasih atas saran dan masukannya. Kebetulan, untuk lobi biaya sudah ada yang bertugas. Semoga banyak yang hadir, minimal 30 orang. Lain kali, kita ikuti saran teman-teman untuk memilih lokasi yang lebih mudah dijangkau,” tutupnya.
Harapan dan Komitmen Bersama
Diskusi panjang ini mencerminkan dinamika yang sehat dalam sebuah organisasi. Keberagaman pendapat menunjukkan bahwa setiap anggota memiliki perhatian terhadap keberlangsungan program PMB Batam. Terlepas dari perbedaan pendapat, seluruh anggota diharapkan tetap mendukung acara ini demi mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan solidaritas antaranggota.
Rencana pertemuan ini menjadi momentum penting bagi PMB Batam untuk menunjukkan komitmen terhadap kebersamaan, terlepas dari kendala jarak dan cuaca. Dengan semangat gotong-royong dan saling pengertian, acara ini diharapkan dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh anggota.(Nursalim Turatea).