Magelang, MabesNews.com – Sejumlah difabel di Kabupaten Magelang mengikuti pelatihan literasi digital yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magelang, bekerjasama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (7/11/2024) ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam memilah dan menyaring informasi di dunia maya, meskipun dengan berbagai keterbatasan fisik.
Sugeng Sugiarto, Pranata Humas Ahli Muda yang mewakili Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Magelang, menyampaikan harapan agar pelatihan ini dapat menciptakan generasi muda yang lebih bijak dalam menggunakan teknologi.
“Literasi digital yang baik sangat penting untuk mengukur kritis dalam menerima informasi dan memanfaatkan teknologi komunikasi dengan bijak,” ujarnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berguna, khususnya di era digital yang serba terhubung ini.
Sugeng juga menyoroti fenomena negatif yang berkembang akibat rendahnya literasi digital. Misalnya, penyebaran berita hoaks, tindakan perundungan siber, serta konten-konten berbahaya yang meresahkan masyarakat.
“Jika tidak diatasi, dampak negatif ini bisa merusak generasi muda dan memecah belah persatuan bangsa,” tambahnya.
Oleh karena itu, Dinas Kominfo Kabupaten Magelang berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan literasi digital yang positif di berbagai kalangan masyarakat, termasuk difabel.
Dalam kesempatan tersebut, Mufida Nastiti dari Mafindo Magelang Raya mengingatkan peserta tentang tingginya angka disinformasi yang beredar di internet.
“Lebih dari 50 video disinformasi per hari beredar di Indonesia melalui platform WhatsApp dan Telegram,” ungkap Mufida.
Pelatihan ini juga melibatkan praktik langsung mengenai cara memeriksa kebenaran informasi menggunakan aplikasi cek fakta, seperti www.turnbackhoax.id dan www.cekfakta.com, yang sangat diminati oleh para peserta.
Para peserta pelatihan berasal dari berbagai kelompok difabel yang ada di Kabupaten Magelang, seperti PERTUNI (Persatuan Tuna Netra Indonesia), FIDAKAMA (Forum Inklusi Disabilitas Kabupaten Magelang), serta organisasi lainnya.
Mereka terlihat antusias mengikuti setiap sesi pelatihan, yang juga bertujuan untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia digital dengan kemampuan literasi yang lebih baik.
Dengan adanya pelatihan literasi digital ini, diharapkan para difabel di Magelang tidak hanya lebih terampil dalam mengakses teknologi, tetapi juga mampu menghadapi ancaman informasi palsu yang beredar di dunia maya.
Sebagai bagian dari masyarakat yang inklusif, mereka pun diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun ruang digital yang lebih positif dan aman.