Diduga Salah Dalam Mengambil Kebijakan Bidan “VN” Melakukan Tindakan Persuasif Mengakibatkan Bayi Yang Dilahirkan Meninggal Dunia

MabesNew.com,Pontianak Kalimantan Barat
Bidan UV mengambil langkah inisiatif penanganan dini yang menyebabkan bayi yang di lahirkan meninggal dunia

Pontianak,Kalbar-Seorang bidan berinisial VN yang bertugas pada klinik bersalin Utin Mulia yang beralamat di jalan
apel kecamatan Pontianak Barat kota Pontianak Kalimantan Barat.

Bidan VN melakukan tindakan persuasif tentang penanganan persalinan kelahiran anak dari ibu Mery Lestary umur 40 dan suami bernama Asidot Jamat Tua (Edo Simbolon).

Pada saat dikonfirmasi oleh awak media 07/4/2025, Asidot Jamat Tua selaku orang tua bayi yang meninggal tersebut mengatakan, saya merasa sangat kehilangan perihal meninggalnya putra saya.

Dalam masa persalinan yang menurut saya ada sedikit masalah dalam proses penanganannya.

Pada saat saya datang pada malam itu ke klinik Utin Mulia di jalan Apel posisinya di klinik tersebut hanya ada bidan (VN) dan
perawatnya atau asistennya tidak ada orang lain saya dan istri saya yang datang bersama.

Malam itu saya menggunakan Maxim,
jadi karena saya belum bayar Maxim, saya langsung bawa istri saya, saya pesan kepada Maxim untuk menunggu sebentar, selesai antar istri saya, saya minta diantarkan pulang kembali pesan Edo kepada sopir Maxim.

Sesampainya di dalam bidan (VN) melihat keadaan istri saya panik tetapi dia sempat bertanya ini mau di rujuk kemana pak. Rumah sakit kota atau rumah sakit Antonius ucap bidan VN kepada saya.

Saya belum menjawab dikarenakan panik melihat istri saya dalam masa fase pembukaan. Sambil memeriksa detak jantung dalam keadaan panik bidan VN tidak melakukan pemanggilan kepada kepala bidan atau bidan kepala serta tidak langsung mengeluarkan surat rujukan dan menghubungi rumah sakit.

Tapi dia panik melihat istri saya dalam fase pembukaan itu mungkin dugaan saya bidan VN mencoba berusaha dengan segala usaha karena dengan segala kekurangan atau tidak lengkapnya fasilitas pendukung untuk membantu pasien
melahirkan bayi dalam posisi sungsang.

Dia terus mencoba, saya tahu niatnya mungkin baik, tapi saya
merasa caranya yang salah kenapa saya katakan salah, ketika dia melakukan seperempat usaha atau seperempat mencoba membantu persalinan tersebut.

Dalam posisi gantung itu dia langsung panik karena mendengar juga maxim yang mengantar kami belum pergi langsung tanpa pikir panjang saat saya jatuh lunglai atau lemas karena melihat banyaknya darah yang keluar.

Saya hanya mendengarkan suara saya tidak melihat lagi jelas Edo. Lanjut dalam keadaan kaki dan tangan anak saya yang sudah keluar dia bungkus pakai kain langsung dibawa keluar dari klinik itu memakai kursi roda didorong keluar dan dimasukkan didalam maxim dalam
posisi terlentang dan bidan VN juga dalam posisi memegang janin yang sudah keluar separuh tersebut.

Masalahnya dimana saya merasakan ada masalah dalam penanganannya, terhitung jeda waktu dia panik dan mencoba melakukan penanganan persalinan dalam keadaan sungsang dimana yang dia tahu dari awal.

Nah inilah bidan VN tidak diselesaikannya. tapi karena panik dia mencoba untuk mengalihkan tanggung jawab persalinan
tersebut kepada rumah sakit disini yang menurut saya permasalahan dan disini yang saya tidak terima.

Terlepas dari itu tentang masalah ajal, saya pasrah dan berserah kepada Allah tapi yang saya belum bisa menerima proses persalinan yang ditangani bidan VN yang belum dapat saya terima hingga sampai saat ini pungkas Edo.

Lanjut bagaimana tidak, bidan VN sebelumnya mengatakan bahwa anak saya yang berada di dalam kandungan ini akan lahir tidak normal dan posisi anak dalam keadaan sungsang, namun dalam keadaan situasi itu bidan VN terus mengambil langkah-langkah penanganan persalinan tersebut.

Dia meminta saya untuk membantunya dalam proses membuka kedua belah pangkal paha isteri saya untuk memudahkan kelancaran persalinan dengan penuh cemas saya melakukan apa yang dipinta bidan VN tersebut.

Dan mulai terlihat kaki bayi yang keluar dari rahim isteri saya beserta banyaknya darah yang keluar pada saat itu mengakibatkan saya mulai lemas dan tak berdaya dan jatuh kebawah.

Lanjut, penanganan persalinan yang dilakukan bidan VN dari mulai jam 01.47Wib sampai jam 01.55Wib tersebut merasa situasi semakin tidak memungkinkan bidan VN mengambil inisiatif untuk merujuk
pasian Mery istri saya ke RS Antonius yang dimana pasien dan anak yang dilahirkannya tersebut bergantung
dimulut rahim

“Dengan kata lain sebagian kepala dan badan masih di dalam dan dari badan ke kaki dalam posisi diluar”

Pasien Mery merigai kesakitan saat dibawa menuju maxim yang sudah disiapkan berjalan dalam kondisi
bayi yang bergantung saat tiba di rumah sakit antonius pada jam 02.00Wib, malam dinihari.

Pihak klinik langsung melakukan serah terima pasien ke manajemen RS Antonius dan pasien langsung dibawa keruang bersalin lantai 3 setelah diadakan penangan pehak RS Antonius.

Setelah dilakukan penanganan dari petugas medis bayi Mery yang tersangkut di pintu rahim pun dapat
dikeluarkan secara lancar namun sangat disayangkan bayi yang dikeluarkan tersebut sudah dalam keadaan
tidak bernyawa dengan kata lain meninggal dunia, jelasnya.

Dilain waktu dimana dokter RS Antonius berinisial Pj, yang menangani pasien rujukan dari klinik Utin Mulia tersebut saat dimintai keterangan mengatakan bahwa pasien persalinan yang bayi yang
ditanganinya sudah dalam keadaan tidak bernyawa dikarenakan lama tersangkut di mulut rahim ibunya.

Jadi kami hanya melakukan tindakan emergensi mengeluarkan bayi secepatnya dan menyelamatkan ibu
dari bayi tersebut, pungkas dokter berinisial PJ sepesialis persalinan RS Antonius.

Dilain tempat di klinik persalinan Utin Mulia awak media mencoba mendatangi bidan VN yang mana pada saat itu bidan VN yang menangani persalinan Mery istri dari Asidot Jamat Tua (Edo Simbolon) saat
dimintai keterangan mengatakan, pada saat menerima pasien persalinan memang sangat singkat tidak sampai dua menit sudah mulai keluar bayinya memang kondisi tersebut sudah sampai puncak proses melahirkan, jadi melalui pemeriksaan didalam memang sudah tidak benar dan tidak normal.

Posisi bayinya dalam keadaan lintang detak jantungnya juga bermasalah semenjak datang saja sudah bermasalah jadi disitu namanya gawat janin, kalau gawat janin itu harus persalinannya ke rumah sakit makanya tidak bisakah kita lahiran disini itu belum proses meneran karena saya tidak nyuruh menerang makanya saya persiapan untuk mengawal pasien ke rumah sakit, saya harus ada persiapan di perjalanan kalau ada apa-apa.

Saat itu maxsim yang masih menunggu didepan dimintai tolong buat mengantar Mery kerumah sakit
Antonius dengan cepat pasien Mery diangkat dengan posisi anak yang keluar separoh sesampainya di IGD
langsung pindah tempat tidur bidan VN beserta dokter dan perawat RS langsung bawa ke lantai 3.

Sesampai di lantai 3 dilakukan pemeriksaan ulang terhadap detak jantung dan ternyata detak jantungnya masih ada.

Dan mereka mempersiapkan ke ruangan khusus untuk bayi yang gawat darurat selepas itu bidan VN diminta turun untuk melakukan pendaftaran karena pasien pada saat datang belum sempat di daftarkan.

Berhubung penanggung jawabnya bidan VN jadi dia yang mendaftarkan si pasien setelah itu saya tidak tahu lagi apa yang terjadi di ruang persalinan, ungkapnya.

“Bidan VN selaku bidan di klinik Utin Mulia. yang mengakibatkan bayi tersebut meninggal dunia”

Dalam pernyataan klinik bidan Utin Mulia dan pernyataan dokter spesialis persalinan RS Antonius sedikit terdapat perbedaan yang dimana klinik Utin Mulia menyatakan pada saat kontrol akhir yang
dilakukan pihak RS Antonius saat di periksa anak tersebut masih terdapat detak jantung makanya sempat
mempersiapkan micu buat anak tersebut.

Berbeda dengan pernyataan yang disampaikan oleh dokter spesialis RS Antonius berinisial PJ bahwa
saat di periksa detak jantung anak tersebut sudah tidak ada lagi makanya mereka menganggap pasien
emergensi ini harus diambil tindakan penyelamatan ibunya.

Keduanya memang sudah melakukan tindakan-tindakan persuasif dalam penanganan pasien emergency yang
dimana hal tersebut mereka lakukan dengan alasan juga menurut kita memang benar.

Namun ada hal hal yang memang harus perlu melalui pertimbangan yang cepat dan tepat mengingat tindakan penyelamatan menyangkut nyawa seseorang, serta memperhatikan langkah-langkah yang diambil harus sesuai dengan peraturan standar SOP sehingga pada saat mengambil tindakan tidak melanggar aturan.

Sungguh hal yang wajar kalau ada seseorang atau orang tua yang merasa belum bisa menerima apa yang terjadi dengan melihat kejadian di hadapannya dan sangat tidak wajar serta mempertanyakan hal hal yang terjadi.

Apakah sudah benar apa tidak dalam
penanganan proses persalinannya tutup Mulyadi Ms selaku Sekretaris Lembaga Perlindungan Konsumen Kalimantan Barat.

Narasumber Asidot Jamat Tua/ Edo Simbolon.
Editor Basori