Diduga Jauh Dari Spek Dan RAB, Proyek P3A TGAI Desa Sihujur kecamatan Tarutung Terkesan Dikerjakan Asal Jadi

Pemerintah428 views

MabesNews.com, Tapanuli Utara – Proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3A-TGAI) dengan anggaran senilai Rp.195.000.000,- bersumber dari APBN Tahun 2023, Desa Sihujur Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, sudah selesai dikerjakan dan terkesan tidak rapi dan asal jadi terpantau tim awak Media ,Rabu (30/07/2023).

Berdasarkan hasil investigasi kami dilapangan bersama awak media dan Lsm ada beberapa dugaan indikasi temuan atas pekerjaan yang saat ini belum rampung yang dikerjakan oleh kelompok P3A, diduga tidak ada galian sepatu batu, hanya disenderkan disisi tanggul galeng tanpa ada cerucuk bambu, sedangkan medan lokasi tanahnya berlumpur dan labil. lantai dasar hanya disirami air semen atau tidak dilantai karena terlihat sangat tipis lantai semenisasinya.

Terpisah, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Pemantau, Pembangunan dan Asset Republik Indonesia (LPPAS RI) DPC Kabupaten Tapanuli Utara, Bangun MT Manalu saat mekakukan Investigasi kelokasi mengatakan, “kalau pekerjaan irigasi saluran tersier sudah banyak melanggar spek dan juknis dalam proses pembangunan, kemungkinan besar kualitas dan kuantitas pekerjaan itu, bisa jadi akan cepat rusak dan tidak bisa bertahan lama, Terangnya.

Saya berharap untuk pihak konsultan pendamping harus diawasi secara benar dalam proses pelaksanaan proyek ini, Karena anggaran yang sudah digelontorkan oleh pihak Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera ll dalam hal ini pihak Balai besar yang sifatnya swakelola untuk Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) Sumber Tani, Desa Sihujur dan saya berharap Konsultan Manajemen Balai (KMB) dan para pendamping agar selalu monitoring, Tegasnya.

Lanjut Bangun MT Manalu, jangan sampai anggaran yang diperuntukkan untuk pembangunan atau rehab saluran sekunder atau Tersier banyak digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya,” tandasnya.

Pihak terkait harus benar-benar mengawasi proyek pembangunan P3A agar tidak terkesan mubajir.

Di tempat berbeda ketika ketua kelompok masyarakat P3AI saat dikonfirmasi awak Media melalui telepon seluler tentang standar pemasangan batu untuk proyek P3A yang masih dikerjakan, tetapi nomor ponsel ketua kelompok masyarakat P3A tidak aktif.

Lebih lanjut tim mencoba kembali konfirmasi kepada KMB (Konsultan management Balai) tentang standar pemasangan batu program P3A, namun telepon dan Whatsapp tidak direspon”

Sampai Berita ini di terbitkan awak media mencoba menghubungi kepala desa sihujur saat dikonfirmasi awak media melalui pesan WhatsApp tidak menanggapi dan hanya membalas WhatsApp: “maaf saya buru-buru berangkat pesta ke Nias kita tidak bisa ketemu pada jam 15.20 sore.

Eduard. J. H