Dari Gethek ke Ikon Kota: Jembatan Kali Progo Sucipto Suwigo, Warisan Perjuangan

Berita26 views

MABESNEWS.COM – Setahun lalu masyarakat Magelang masih bisa melihat sebuah jembatan gantung yang menghubungkan Kabupaten Magelang dengan Kota Magelang. Tepatnya antara Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang dengan Kampung Ngembik Lor, Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.

Jembatan gantung itu sering disebut dengan Jembatan “Indiana Jones”, karena bentuknya sederhana dan bergoyang saat dilintasi seperti dalam film yang dibintangi Harison Ford berjudul “Indiana Jones” itu. Kini diganti lebih kuat dan bagus, bahkan diberi nama baru yaitu Jembatan Kali Progo Sucipto Suwigo.

Jembatan baru pengganti “Jembatan Ngembik” itu diresmikan oleh Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, pada Kamis (09/01/2025). Jembatan Kali Progo Sucipto Suwigo menjadi jawaban warga kedua daerah yang sudah lama menantikan terwujudnya jembatan permanen sebagai akses yang membantu kelancaran perekonomian dan pendidikan.

Dilansir dari sejumlah media dan narasumber, diketahui asal muasal nama untuk jembatan ikonik yang baru diresmikan tersebut. Kisahnya bermula dari inisiatif seorang warga Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, almarhum Sucipto Suwigo.

Diketahui, pada tahun 1989, Sucipto melihat kebutuhan mendesak akan sarana penyeberangan yang aman bagi warga terutama anak-anak sekolah dan pedagang dari wilayah Rejosari Bandongan ke Kota Magelang. Dahulu, sebelum adanya jembatan gantung, untuk ke Kota Magelang atau sebaliknya, warga menggunakan gethek (rakit bambu) untuk menyeberangi Sungai Progo. Hal itu jelas berisiko tinggi terutama saat musim hujan.

Melihat kondisi ini, Sucipto kemudian berinisiatif membuat jembatan gantung. Sehingga dapat memberikan kemudahan bagi anak sekolah dan para pedagang atau pekerja menuju Kota Magelang dan sebaliknya.

Seperti dikatakan putra Sucipto Suwigo bernama Pantopo (49), selama 20 tahun Sucipto mengelola jembatan gantung tersebut. Kemudian pengelolaan diwariskan kepada Pantopo dan berlangsung selama 15 tahun hingga jembatan itu dibangun (2024).

Atas perjuangan dan jasanya, pihak keluarga dan masyarakat meminta agar nama almarhum Sucipto Suwigo diabadikan pada jembatan baru yang dibangun pemerintah. Permintaan tersebut mendapat dukungan dari pemerintah daerah, termasuk mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Semangat perjuangan Sucipto yang murni membantu sesama, tidak pernah mematok tarip untuk jasa menyeberang. Bahkan sumbangan sukarela dari masyarakat pengguna semua untuk perawatan jembatan, seperti mengganti lantai jembatan dan sebagainya.

Inisiatif, semangat dan perjuangan Sucipto ini mendapat sorotan Ganjar Pranowo, dan hal itu pun diungkapkan oleh Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana saat peresmian. Nana mengungkapkan, pemberian nama Jembatan Sucipto ini sebagai bentuk penghargaan kepada almarhum sebagai sosok yang peduli kepada sesama dan memprakarsai pembangunan jembatan gantung sebelumnya.

“Ini merupakan bentuk penghargaan atas jasanya,” ungkap Nana.

Proyek pembangunan jembatan dan akses jalan ini direncanakan sejak 2023, dengan pelaksanaan selama 10 bulan pada 2024 dengan biaya total biaya mencapai Rp 48,6 Miliar.

 

Simak breaking news berita dan artikel pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita di https://www.mabesnews.com