Cinta Kebaya, Cinta Budaya, Cinta Indonesia

Pemerintah389 views

MabesNews.com | Semarang– Kegiatan Workshop Tari, Ayo Wisata Semarang berlangsung pada hari Sabtu, 17 Desember 2022, pukul 16.00 sampai 20.00 Wib, di Merapi Hall Hotel Grasia Semarang.

Serangkaian acara tersebut adalah Kirab, pembacaan doa, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan Teks Pancasila.

Acara tersebut dihadiri Dr. Maria Tri Mangesti S.E Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi PDI Perjuangan.

Dalam sambutanya di era Globalisasi sekarang ini, dinamika kehidupan penuh kreasi dan inovasi salah satunya kebaya.

Dalam hal kebudayaan salah satu simbolnya adalah kebaya, perlu ada kebanggaan terhadapnya, terlebih saat memakai kebaya dikehidupan sehari-hari, entah ketempat kerja, swalayan, mall atau aktivitas lainya.

Jika generasi muda Milineal mulai akrab, maka ada peluang perkembangan model kebaya, tentu tanpa mengurangi nilai kesakralan dan kebudayaan, tandasnya.

Sasmitaning W.Kani Raras, S.Pd
(Seniman Semarang) menampilkan dua tarian, tarian tersebut adalah Tarian Ayo Wisata Semarang dan Tarian Perempuan Berkebaya Jawa, menari bersama-sama dengan peserta Workshop Tari, adapun dua tarian tersebut adalah hasil karya koreografi dari Rara, panggilan akrabnya.

Harapanya kedepan, mari terus mencintai dan melestarikan seni budaya yang merupakan warisan leluhur kita. Karena warisan budaya ini adalah kekayaan yang tak ternilai dan juga sangat adi luhung patut terus dilestarikan, terutama buat para generasi milineal mari Cinta Kebaya, Cinta Budaya, Cinta Indonesia, pungkasnya.

ME Widhi Suryani, S.E KETUA PERBAWA (Perempuan Berkebaya Jawa), menyampaikan, “Kebaya dalam pemaknaannya merupakan manifestasi budaya dan mozaik histori busana perempuan Indonesia, dengan rona pesona estetika yang membumi.”

Bentuk kebaya nyaris menutupi seluruh tubuh perempuan, dengan proporsi unik karena ukurannya mengikuti bentuk tubuh. Kebaya dikenakan perempuan Jawa sebagai penghormatan bagi tubuh perempuan maupun bagi orang lain.

Kualitas feminisme perempuan salah satunya terwujud pada kebaya yang dikenakan. Artinya perempuan menjadi sosok feminin ketika mengenakan kebaya, sebab kebaya memberikan ruang gerak yang mampu menampilkan keanggunan dan kesopanan.

Pada akhirnya kebaya menjadi komoditas lahiriah yang menggambarkan perempuan dengan tipikal lemah lembut, sopan, tenang, damai dan penuh kasih, ujarnya.

MH86B

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *