MABESNEWS.COM | SUMENEP – Bus Trans Jatim merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Dimana kehadirannya sangat berdampak signifikan terhadap keberlangsungan Bus AKDP di Jawa Timur khususnya yang Trayek ke Madura hingga Sumenep.
Sistem ini terinspirasi dari konsep transportasi massal yang serupa dengan Trans Jakarta, namun lebih terfokus pada wilayah antar kota di Jawa Timur. Namun tentunya hal itu perlu dilakukan kajian serta Evaluasi ulang dan lebih dalam, mengingat pulau Madura adalah wilayah yang sangat kecil.
Utamanya yang harus di evaluasi oleh Pemerintah, Bus Trans Jatim koridor V yang memiliki 14 armada yang melayani rute Terminal Purabaya (Bungurasih) hingga Terminal Bangkalan. Rute ini melewati 55 halte, shelter, dan rambu.
Pastinya keberadaan Bus Trans Jatim koridor V sangat berdampak buruk terhadap keberlangsungan Perusahaan Transportasi Bus AKDP yang melayani rute dari pulau Jawa ke Madura hingga Sumenep.
Dampak itu tentunya tidak hanya menyasar kepada Perusahaan, akan tetapi terhadap para pekerja atau karyawan dan Kru Bus Perusahaan tersebut.
Hal itu dikeluhkan oleh beberapa Kru AKAS yang merasakan langsung dampak dari adanya Bus Trans Jatim dengan rute terminal Purabaya ( Bungurasih ) – terminal Bangkalan.
Sebut saja Joko ( nama samaran ), salah satu dari Kru AKAS trayek Madura mengeluhkan keberadaan Bus Trans Jatim Surabaya – Bangkalan.
” Sebelum adanya Bus Trans Jatim penumpang Bus sangat sepi apalagi sekarang, kami tambah kesulitan untuk mendapatkan penumpang ,” ungkap Joko.
” Kami berharap Pemerintah untuk berlaku adil, kami orang kecil mestinya diperhatikan nasib kami. Kami juga punya keluarga yang harus dihidupi. Selain Trans Jatim sebenarnya banyak faktor penyebab penumpang Bus sepi, misal : adanya Taxi gelap yang dibiarkan bebas menaikkan dan menurunkan penumpang di rutenya Bus. Petugas sepertinya tutup mata, karena saya yakin petugas pasti tahu adanya Taxi gelap itu, ” terangnya.
Lanjutnya, ” Bus sekarang sudah tidak lancar banyak yang ngandang, Perusahaan sudah mulai tidak mampu untuk membiayai operasional dan mengganti onderdil armada. Nah ini membuat kami kwatir dengan nasib kami selanjutnya. Saat ini apabila kerja kadang kami tidak mendapat bayaran bahkan bagi kondektur tekor modal, ” pungkasnya saat dikonfirmasi media di terminal Arya Wiraraja Sumenep.
Keterangan Kru diperkuat oleh beberapa penumpang asal Sumenep, mereka mengungkapkan dengan pengakuan yang sama, beberapa naik Bus AkAS dari terminal Sumenep – Surabaya dan sebaliknya, penumpangnya dapat dihitung dengan jari.
” Sekarang penumpangnya Bus sepi, saya sering naik Bus AKAS ke Surabaya, penumpangnya hanya belasan orang. Penumpang dari terminal Sumenep hanya 3 – 5 orang saja dan di terminal Pamekasan paling nambahnya 5 orang, ” ungkap Hasan, salah seorang penumpang yang sering ke Surabaya naik Bus AKAS.
Harapannya, dengan pemberitaan ini Pemerintah Provinsi diminta mengkaji dan mengevaluasi lagi adanya Trans Jatim yang beroperasi dengan rute Surabaya – Bangkalan.
Selain itu, diminta kepada Petugas kepolisian untuk lebih meningkatkan kinerja pengawasan serta penindakan yang lebih tegas dan disiplin terhadap adanya Taxi gelap yang nyata – nyata telah melakukan pelanggaran hukum.
Sampai berita ini tayang, media belum bisa mengkonfirmasi pihak – pihak terkait yang berwenang karena keterbatasan akses. Kendati demikian media akan tetap mengupayakan untuk bisa mengkonfirmasinya. ( Bambang )