Besok, Prosesi Penobatan Reje Linge Ke XXI Dilaksanakan 

MabesNews.com, TAKENGON I Setelah sempat mengalami kekosongan pasca dinobatkannya Almarhum Tengku Iklil Ilyas Leube menjadi Pemangku Reje Linge Ke XX meneruskan ayahnya Almarhum Tengku Ilyas Leube sebagai Reje Linge ke XIX, yang pelantikannya berlangsung pada, Jum’at, 11 Rabiul Awal 1434 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal, 28 Januari 2013, dimana pada saat dinobatkan sebagai Reje Linge Ke XX, Sri Alam Ilyas Leube sudah terlebih dahulu wafat sekitar 31 tahun sebelumnya, atau tepatnya pada tanggal 15 April 1982.

 

Tgk Iklil Ilyas Leube sendiri wafat pada 30 Juli 2015, maka pasca wafatnya Tgk Iklil yang menjabat sebagai Reje Linge ke XX, posisi Reje Linge sendiri sempat kosong hingga saat ini.

 

Dengan maksud untuk melestarikan khazanah sejarah eksistensi Kerajaan Linge, tatanan adat Gayo yang luhur dan mengandung nilai-nilai peradaban yang tinggi seperti ajaran dan kebijaksanaan hidup yang terkandung dalam “Peri Mestike”.

 

Maka masyarakat Linge menganggap perlu dilakukan suatu ikhtiar dan upaya-upaya yang serius melalui musyawarah mufakat yang meliputi unsur Pasak Opat guna untuk mengukuhkan kembali eksistensi Reje Linge sebagai simbol adat Gayo. Dengan berpatokan kepada silsilah Reje Linge XVI, Banta Cut Bin Djawan Aman Nyak.

Dimana jika menilik silsilah Reje Linge ke XVI tersebut, sebagai simbolis, Juhursyah Ama Bin Asa Bin Banta Djawan (Aman Nyak) yang lahir pada, 5 Mei 1968 silam, dinobatkan sebagai Reje Linge ke XXI.

Pengobatan Reje Linge ke XXI ini sendiri akan berlangsung besok, Selasa, (25/02/2005) bertempat di Buntul Linge, Kampung Linge, Kecamatan Linge, Aceh Tengah.

Untuk diketahui, Kerajaan Linge adalah salah satu kerajaan yang pernah didirikan oleh suku Gayo di wilayah Dataran Tinggi Gayo, Provinsi Aceh.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, diantaranya berupa catatan lisan Suku Gayo, hasil penelitian Snouck Hurgrunje, Catatan perjalan sang penjelajah dunia, Marcopiko dan Buku Aceh Sepanjang Abad karangan Muhammad Said pendiri Koran Waspada, Kerajaan Linge diperkirakan mulai dikembangkan sejak abad ke-10 Masehi di wilayah Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah saat ini.

Menurut cerita rakyat dari suku Gayo, raja pertama Kerajaan Linge ialah Meurah Adi Genali yang merupakan ayah dari Meurah Johan atau dikenal dengan Sultan Johansyah sang pendiri Kesultanan Aceh (1203–1234 M).

Berdasarkan penelitian para sejarawan dan para tokoh peneliti Kerajaan Linge, maka ditemukan catatan tentang silsilah dan urutan Reje Linge, sebagai berikut :

oleh para sejarawan dan para tokoh tentang Kerajaan Linge, berikut

1. Reje Linge I : Ahmad Syarif

2. Reje Linge II : Meurah Ishaqsyah

3. Reje Linge III : Meurah Jernang

4. Reje Linge IV : Adi Genali

5. Reje Linge V : Alisyah

6. Reje Linge VI : Bujang Lano

7. Reje Linge VII : Kejurun Jagong

8. Reje Linge VIII : Ayub

9. Reje Linge IX : Hud

10. Reje Linge X : Mahmud

11. Reje Linge XI : M. Saleh

12. Reje Linge XII : Lhut

13. Reje Linge XIII : Bukit

14. Reje Linge XIV : Alisyah

15. Reje Linge XV : Djawan Aman Nyak

16. Reje Linge XVI : Banta Cut

17. Reje Linge XVII : Sasa

18. Reje Linge XVIII : Abdul Muthalib

19. Reje Linge XIX : Tgk. Ilyas Luebe

20. Reje Linge XX : Tgk. Iklil Ilyas Leube

Informasi terkait pelantikan Reje Linge ini disampaikan langsung oleh Utusan Reje Linge untuk media, Fauzan Azima.

“Iya benar besok akan ada berlangsung acara sakral di Aceh Tengah, yaitu acara Pelantikan Reje Linge ke XXI di Buntul Linge, Kecamatan Isak, Aceh Tengah,” ujar Mantan Panglima GAM Wilayah Linge yang kini menjabat Deputi I BRA tersebut.

Lebih lanjut mantan Kepala Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Lauser (BPKEL) tersebut menerangkan, bahwa membayangkan Reje Linge saat ini bukanlah seperti raja dimasa lalu yang punya istana megah, kekuasaan yang luas dan harta yang melimpah.

“Kita hanya berupaya melestarikan kembali Reje empuni edet (Raja Pemilik Adat) yang tentu saja memiliki pengetahuan dan pemahaman makna dan nilai adat Gayo yang lebih. Reje Linge lebih kepada membangun istana di dalam jiwanya,” tutup Fauzan Azima.

 

(Samsul/Tim)