MabesNews.com.Bulukumba – Wanita berusia 13 tahun warga salah satu desa di Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga dicabuli lima orang pria di Desa Tanah Harapan, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.
Paman korban berinisial TA yang ditemui dikediamannya pada hari Kamis (11/1/2024) menjelaskan bahwa korban tinggal serumah dengan neneknya, ibu korban telah meninggal dunia sedangkan bapak korban telah menikah lagi lalu merantau ke Malaysia.
Kronologinya, kata TA, korban dijemput di rumahnya sekitar pukul 23.00 WITA oleh terduga pelaku berinisial DR lalu dibawa dan dicabuli di sebuah gubuk di Desa Tanah Harapan.
“Malam itu bukan hanya Deri (DR) yang mencabuIi tapi ada juga temannya atas nama Risal (RS). Jadi dua sekaligus malam itu sebagaimana yang disampaikan korban kepada kami. Setelah dicabuli, korban diantar kembali ke rumahnya,” kata TA.
“Dua malam kemudian, Risal datang lagi menjemput korban pada sekitar pukul 23.00 wita dan membawa korban ke gubuk yang sama dan mencabuIi korban bersama 3 rekannya. Jadi malam yang kedua itu korban dicabuli 4 orang sekaligus. Lalu korban diantar lagi kembali ke rumahnya,” imbuh TA.
“Keesokan harinya korban memberitahu adiknya bahwa kelaminnya sakit karena telah dicabuIi. Sang adik lalu menceritakan hal itu ke neneknya lalu terungkaplah kasus ini. Awalnya saya kira hanya dua orang pelaku jadi saya mau damai dan uang Rp150 juta selama 1×24 jam. Tapi setelah 24 jam, mereka (pelaku) tidak sanggup makanya saya langsung melapor ke Polisi,” pungkas TA.
Pengakuan Pelaku:
Sementara itu, empat terduga pelaku yang berusia dewasa inisial DR, RS, ASK, dan ASD, serta terduga pelaku yang masih di bawah umur inisial GU, saat ditemui di Desa Tanah Harapan mengakui perbuatannya telah menyetubuhi korban.
Namun mereka enggan disebut telah memperkosa korban, karena menurutnya, mereka telah sepakat dengan korban dengan cara pelaku membayar korban sebelum melakukan perbuatan layaknya suami istri itu.
“Kami tidak memperkosa pak karena kami telah sepakat dengan korban, dia (korban) jual dan kami beli. Kami bayar dulu baru kami ‘main,” tutur DR yang diaminkan pelaku lainnya.
Menurut DR, korban yang mula mula menghubunginya minta agar di save kontaknya, setelah itu korban juga minta kepada DR agar dijemput di rumahnya.
“Dia chatka pak melalui WhatsApp, dia bilang ‘simpan nomor ku ya’ jadi saya simpan nomor WA nya. Setelah beberapa hari kemudian dia chat ka lagi, dia bilang ‘ayo ketemuan di lapangan Bontomanai jam 9 malam (pukul 21.00)’ jadi saya ke lapangan Bontomanai tapi dia tidak jadi datang dia bilang tidak bisa keluar karena neneknya belum tidur, nanti jam 11 (23.00) baru bisa keluar kalau tidurmi neneknya. Jadi jam 11 dia chatma bilang jemputma jadi saya jemputmi,” tutur DR.
“Dalam perjalanan, saya ajak dia ‘main’ dan dia bersedia. Jadi saya bawa dia ke rumah kosong. Setelah saya ‘main’ saya bilang ada temanku juga mau, lalu dia bilang tidak apa apa panggil saja, lalu datanglah teman saya yaitu Risal (RS). RS kemudian ‘main’ juga, setelah main dibayarmi 50 ribu lalu dia diantar pulang sama Risal. Jadi malam pertama kejadian saya ada, tapi malam yang kedua kalinya saya sudah tidak ada, yang ada adalah empat orang itu (RS, ASK, GU, dan ASD),” imbuh DR.
Hal itu dibenarkan oleh RS, dia mengatakan bahwa dua malam pasca kejadian, dia menghubungi lagi korban melalui chat memanggilnya untuk melayani tiga orang lagi.
“Saya chat dia, saya bilang ada lagi yang mau main tapi tiga orang. Lalu dia bilang tidak apa apa biar empat orang bisaji. Jadi saya jemput dia jam 11 malam (pukul 23.00) saya bawa lagi ke rumah kosong tersebut lalu mainllah kami satu persatu setelah itu saya bayar Rp50 ribu yang tiga orang itu bayar juga Rp300 ribu jadi jumlah uang malam kedua itu sebanyak Rp350 ribu, setelah main saya antar dia pulang ke rumahnya,” pungkas RS.