MabesNews.com, BANGKIT dan berdirinya sebuah peradaban, tidak ditentukan dari banyak tidaknya orang yang menjadi partisipan, tetapi dari konsistensi sebuah kelompok kecil atau creative minority.(minoritas kreatif).
Ada dua model creative minority. Yakni yang memiliki akhlak yang baik lewat pengajaran dan pemahaman agama, serta orang-orang yang punya mimpi.
Mereka ini seperti lilin yang menerangi kegelapan di sekitarnya dengan membakar dirinya sendiri. Ya, karena salah satu ciri dari creative minority adalah seseorang yang tidak pernah berpikir untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Hal ini bisa dilihat dari kebangkitan dan kejatuhan peradaban dunia, dalam sketsa sosio-politik. Juga di Nusantara, mulai zaman peradaban mandala, kerjaan, hingga pergerakan kemerdekaan.
Di masa pergerakan, muncul tokoh minoritas kreatif seperti Ir Soekarno, Ahmad Dahlan, dan Agus Salim. Saat itu Indonesia dalam masa penjajahan, sehingga membuat krisis yang menyengsarakan rakyat: miskin dan bodoh.
Mereka pada awalnya menggagas kelompok-kelompok diskusi yang berpikir bagaimana caranya bisa menyelamatkan bangsa ini. Perjuangan mereka tidak sebentar, tapi konsisten, sehingga memperoleh kemenangan.
Creative minority dapat membangun peradaban. Namun waspadalah jika ini mulai hilang, maka peradaban akan runtuh. Penyebabnya karena individualisme yang semakin mengakar.
Maka berkacalah! Saat ini kita hanya perlu kelompok-kelompok kecil sebagai fondasi penggerak peradaban. Karena kalau kita tidak memperbarui peradaban, kita hanya akan bisa memikul puing-puingnya.
Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).
_____
Disarikan dari ceramah Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) Dr Tiar Anwar Bachtiar.