Mabesnews.com, Jakarta Kondisi makro eko nomi Indonesia pada posisi kuat menghadapi risiko resesi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Berlawanan dengan kondisi AS yang melemah, Indonesia sedang dalam kondisi pemulihan ekonomi seiring pembukaan kembali ekonomi pasca pandemi Covid.
“Beberapa indikator ekonomi menunjukkan momentum pemulihan seperti penjualan ritel, penjualan otomotif, dan aktivitas manufaktur,” kata Samuel Kesuma, CFA-Senior Portofolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) saat menjadi narasumber pada Seeking Alfha, di Jakarta, pertengahan Mei 2023.
Lantas bagaimana dampak resesi
Selain itu ekonomi Indonesia juga ditopang oleh pemulihan ekonomi China yang merupa kan negara mitra dagang terbesar kita,” ujar Samuel seraya menyebutkan potensi mening katnya permintaan dari China diharapkan da pat memitigasi risiko melambatnya permin taan dari kawasan negara maju.
Ekspor Indonesia ke China mencapai 25% dari total ekspor. Angka ini nilai Samuel lebih besar dari ekspor ke Amerika di kisaran 9%. Kondisi ekonomi Indonesia yang stabil juga menjadi faktor positif bagi arus dana asing yang sepanjang tahun ini mencatat pembelian bersih di pasar saham dan obligasi Indonesia sehingga mengurangi risiko defisit bagi neraca pemba yaran Indonesia.
Bagaimana potensi pertumbuhan laba emiten Indonesia di tengah risiko resesi AS?
“Kami melihat momentum earnings emiten tetap positif di 1Q23 didukung perbaikan akti vitas ekonomi. Indikasi awal konsumsi di pe riode Lebaran tahun ini cukup positif, di mana survei penjualan eceran diper kirakan tumbuh 7% MoM, 1% YoY di April. Per tumbuhan eko nomi resilien akan menjadi katalis bagi per tumbu han earnings emiten tahun ini,” sebut Samuel Kesuma.
Dia memperkirakan pertumbuhan earnings 6% untuk tahun ini, angka yang tidak terlihat fantastis, namun apabila sektor komoditas dikesampingkan dalam perhitungan, masih banyak sektor lain yang dapat mencatat pertumbuhan earnings >10% tahun ini.
Lalu apa katalis yang dapat mengangkat kinerja pasar saham Indonesia?
Stabilitas kondisi domestik lanjut Samuel merupakan fondasi untuk mendukung kepercayaan investor terhadap pasar saham Indon esia. Dari sisi ini dia melihat pasar Indonesia sangat potensial didukung faktor seperti pertumbuhan ekonomi stabil, inflasi yang menurun dan nilai tukar Rupiah stabil.
Dari sisi global, Samuel menyebutkan salah satu faktor ketidak pastian telah berkurang, di mana The Fed diperkirakan sudah mencapai puncak suku bunganya sehingga dapat mendukung sentimen investor.
Potensi katalis bagi pasar apabila terdapat indikasi The Fed mulai mempertimbangkan untuk melakukan pemangkasan suku bunga, atau apabila terdapat indikasi pelemahan ekonomi di AS lebih terbatas dari ekspektasi pasar.
Faktor lain yang dapat dipertimbangkan investor menurut Samuel tingkat valuasi pasar saham Indonesia saat ini yang atraktif. PE ratio IHSG saat ini di kisaran 13x yang masih di bawah rata-rata 15x sehingga menawarkan titik masuk menarik bagi investor.
Apa sektor unggulan Anda untuk meng hasilkan alpha bagi portofolio?
Di tengah volatilitas global, strategi portofolio diarahkan pada sektor yang diuntungkan dari pemulihan ekonomi domestik, potensi pertumbuhan struktural jangka panjang Indonesia, dan periode puncak suku bunga
Beberapa sektor yang menangkap tema investasi ini contohnya sektor finansial yang merupakan proksi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan neraca yang konservatif dibanding emiten perbankan di negara maju.
“Untuk tema pertumbuhan struktural, sektor yang berhubungan dengangreen econo my merupakan unggulan kami karena diuntungkan dari tren jangka panjang dekar bonisasi dan meningkatnya adopsi teknologi energi terbarukan,” ucap Samuel Kesuma.
Sementara itu sektor teknologi kata dia berpotensi diuntungkan dari strategi sebagian besar perusahaan yang saat ini lebih berfokus pada profitabilitas dan semakin jelasnya ke bijakan The Fed sudah mencapai puncak suku bunga.
(bachtiar adamy)