Opini oleh : Prince Ade Karang
MabesNews.com, Suatu cetusan ide-ide musik, yang melawan arus trendy adalah sikap yang ditempuh oleh musisi-musisi Progresif Rock, yang mana akar musik Klasik atau Art Musik dikombinasikan dengan musik Rock, khususnya aliran musik Psychedelic, menjadi landasan utama, untuk melangkah menerobos arus trendy tersebut.
Mereka-mereka yang melakukan langkah Progresif ini, walaupun namanya menjadi besar maupun tidak besar, namun pada akhirnya melegenda pada garis/jalur musik progresif yang mereka tekuni.
Kelompok Band dengan nama “DREAM THEATER” asal Amerika telah melegendaris bagi para penggemarnya, walaupun tidak besar nama nama Band lainnya, seperti “LINKIN PARK”, “COLD PLAY”, maupun band-band lain, yang sedang nge-trend saat ini.
Sementara itu, para pendahulunya, yang telah melegenda dengan nama nama besar seperti kelompok musik “YES”, “GENESIS”, “EMERSON, LAKE & PALMER (ELP)”, “KING CRIMSON”, “JETHRO TULL” dan lain sebagainya, sampai saat ini kelompok band tersebut masih bertahan, dan musik mereka pun telah menjadi panutan bagi generasi musik trend saat ini.
Karena tindakan ini adalah melangkah 10 tahun kedepan, artinya musik yang akan ngetrend pada 10 tahun mendatang, telah dikerjakan saat ini, maka itulah Band/musisi yang mengambil langkah progresif akan menjadi legendaris dimasa mendatang, karena konsep musik yang mereka tawarkan merupakan gerbang masa depan, untuk aliran musik yang mereka karyakan.
Sebagai contoh, karya cipta Guruh Soekarno Putra dari kelompok “Guruh Gipsy”, yang menjadi incaran bagi penggemar dan pengamat musik, maupun musisi-musisi kreatif kelas dunia.
Berdasarkan eksperimen “Guruh Gipsy”, maka karya karya Guruh Soekarno Putra berikutnya akan menjadi legendaris, baik itu pada kelompok “Swara Mahardika” maupun pada kelompok group band “GSP”.
Cikal bakal karya Guruh Soekarno Putra yang besar ini, tak lepas dari ide-ide musik yang dikerjakan pada kelompok “Guruh Gipsy”, hanya bedanya pada “Guruh Gipsy” musiknya lebih rumit dan artistik, sedangkan karya Guruh pada kelompok “Swara Mahardika” dan “GSP” lebih simple dan lebih nge-trend alias mudah dicerna.
Selain Guruh, karya mendiang Harry Rusli pun merupakan hal yang sama, bedanya adalah musik Progresif Rock ala Guruh Gipsy, berbumbu musik Tradisional Bali, sedangkan musik karya mendiang Harry Roesli, mencampurkan unsur Musik Tradisional Sunda – Jawa Barat.
Sikap pemberontakan pada kemapanan musik trend bagi kaum Progresif ini, sebenarnya merupakan suatu tindakan pembebasan terhadap seniman musik, untuk menggali jati dirinya melalui konsep Progresif yang ditawarkannya tersebut.
Suatu proses kreatif yang bersifat Progresif ini, memerlukan tenggang waktu yang cukup panjang, dan banyak menguras tenaga serta biaya.
Namun langkah itu sebenarnya sama dengan menanam benih pohon legenda yang patut disirami dengan tepuk tangan dan acungan jempol para penggemarnya.
Hingga capaiannya pada suatu saat nanti, dan bila benih ini sudah tumbuh menjadi pohon legenda dan berbuah, maka tinggal memetik buah legenda itu.
Sejatinya Progresif Rock adalah suatu kebangkitan dari Kebebasan berekspresi, dengan sangat artistik, dalam kaidah estetika berkarya yang disampaikan dalam bermusik.
Imajinasi dan Intuisi serta Fantasi, masuk kedalam bawah sadar, hingga suatu ketika munculah cetusan cetusan ide yang tak disangka sangka, seperti contoh, saat kita membayangkan suatu melodi dan aransemen, yang terinspirasi dari pengaruh musik yang biasa kita dengar, kemudian setelah kita bayangkan lebih dalam, lalu akan muncul melodi melodi dan ide aransemen yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Apabila kita rembukan bersama teman atau partner dalam suatu band untuk mengaransemen bersama sama, tiba tiba komposisi lagu tersebut terbentuk sedemikian rupa, diluar bayangan yang diinginkan sebelumnya, seolah olah musik itu lahir dengan sendirinya, dan bukan karya sang pencetus ide, padahal berawal dari sang pencetus ide itu sendiri.
Inilah suatu proses kreatif, yang biasa dilakukan oleh musisi Progresif Rock.
Penulis adalah salah satu Musisi Progresive Rock yang bertempat tinggal di Denpasar Bali