MABESNEWS.COM – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) kini memikul tanggung jawab strategis dalam menggerakkan ketahanan pangan desa, sesuai amanat Kepmendesa No. 3 Tahun 2025. Dengan kebijakan pengalokasian minimal 20% dana desa untuk ketahanan pangan, peran BUMDes menjadi semakin krusial dalam membangun kemandirian desa sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat.
Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana strategi yang harus dilakukan agar dana desa benar-benar berdampak signifikan? Berikut langkah-langkah yang dapat diterapkan oleh BUMDes untuk menjawab tantangan tersebut.
Langkah Awal: Pemetaan dan Rencana Matang
Ketahanan pangan dimulai dari mengenali potensi desa secara mendalam. Misalnya, desa yang kaya akan hasil pertanian seperti padi, jagung, atau cabai dapat memfokuskan usaha pada pengolahan dan pemasaran hasil panen. Begitu pula desa dengan potensi peternakan dan perikanan, seperti ayam petelur atau budidaya ikan air tawar, dapat mengembangkan usaha berbasis sektor tersebut.
Setelah potensi desa teridentifikasi, BUMDes wajib menyusun rencana usaha yang komprehensif. Mulai dari kebutuhan modal, pengembangan infrastruktur seperti lumbung pangan desa, hingga penentuan target pasar. Penyertaan modal dari dana desa menjadi tulang punggung untuk mewujudkan rencana ini.
Investasi Infrastruktur dan SDM
Penggunaan dana desa tidak hanya fokus pada modal usaha, tetapi juga pada pengembangan fasilitas pendukung. Misalnya, pembangunan jalan usaha tani, irigasi, atau kandang komunal yang sangat diperlukan dalam meningkatkan produktivitas.
Tak kalah penting, masyarakat perlu dilibatkan secara aktif melalui pelatihan-pelatihan. Mulai dari manajemen usaha, teknologi pangan, hingga strategi pemasaran berbasis digital. Pemberdayaan SDM ini menjadi langkah kunci untuk memastikan program berjalan berkelanjutan.
Kolaborasi, Teknologi, dan Inovasi
Kerjasama dengan koperasi, perusahaan swasta, atau bahkan lembaga pemerintah dapat membuka akses terhadap pendanaan tambahan, teknologi modern, dan jaringan pemasaran yang lebih luas. Di era digital ini, BUMDes juga didorong untuk memanfaatkan platform e-commerce guna menjangkau pasar lebih besar.
Penggunaan teknologi dalam pertanian dan peternakan, seperti sistem irigasi pintar atau alat panen modern, dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menekan biaya operasional.
Tantangan dan Solusi Alternatif
Meski memiliki peluang besar, BUMDes kerap menghadapi sejumlah kendala seperti keterbatasan modal, rendahnya keterampilan masyarakat, hingga akses pasar yang terbatas. Untuk mengatasinya, BUMDes dapat:
- Mengelola Dana Desa Secara Transparan: Menjamin dana dialokasikan sesuai kebutuhan prioritas.
- Mengembangkan Diversifikasi Usaha: Membuka unit usaha baru, seperti penggilingan padi atau toko tani.
- Menggunakan Platform Digital: Memperluas pemasaran melalui aplikasi atau situs jual beli online.
Harapan Besar untuk Desa Mandiri
Ketahanan pangan tidak hanya tentang meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan kemandirian desa. Dengan pengelolaan dana desa yang tepat, BUMDes dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang memberdayakan masyarakat sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
Dalam upaya ini, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci utama. Jika semua pihak berjalan bersama, cita-cita desa sejahtera bukan lagi sekadar mimpi, tetapi sebuah kenyataan yang bisa diraih.
(Penulis: Tim Redaksi A-PPI Magelang Raya)