The Patriot 

MabesNews.com, HIDUP adalah perjuangan, dan setiap perjuangan memiliki prinsip. Orang yang rela menderita bahkan mati demi membela prinsipnya, disebut patriot. Sedangkan sebaliknya, dicap pengkhianat!

Di masa penjajahan dahulu, banyak orang di Nusantara yang memegang prinsip demi membela bangsa dan akidahnya. Mereka kita kenang saat ini sebagai patriot dan pahlawan bangsa.

Namun penjajah tahu bagaimana menakar karakter seseorang. Bisa saja semua orang tahan dengan penderitaan, tapi tidak dengan kesenangan, harta dan kekuasaan.

Maka ditawarkanlah hal tersebut bagi yang ingin menjual prinsipnya. Ternyata ada yang bersedia. Tak hanya bekerja sama, jadi boneka pun mau asal hidup terjamin.

Namun, tak sedikit yang menolak. Di antaranya, KH Mas Mansoer (25 Juni 1896 – 25 April 1946), pejuang kemerdekaan dan ulama pergerakan kala itu.

Tokoh Islam dan pahlawan nasional Indonesia ini tegas menolak tawaran menjadi Ketua Hod van Islamietische Zaken, yaitu lembaga yang bertugas memberikan nasihat-nasihat keagamaan Islam kepada Pemerintah Hindia Belanda.

Ia tetap tegak pada pendirian: tidak ingin menjadi alat pemerintahan penjajah, meski saat itu ditawari gaji sebesar seribu gulden setiap bulan, setara gaji bupati atau kepala daerah kala itu.

Hidup adalah pilihan, dan semua pilihan akan menegaskan siapa diri kita sebenarnya. Patriot atau penghianat? Just a matter of time!

Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea).

______

PRINSIP: Wali Kota Batam/Kepala Badan Pengusahaan Batam H Muhammad Rudi (HMR), membantu Wakil Gubernur Kepulauan Riau Hj Marlin Agustina, keluar dari kapal. Prinsip menyejahterakan rakyat selalu dipegang.