MabesNews.com|Magelang – Belakangan ini beredar kabar terjadi serangan tikus melanda sawah di berbagai daerah terlebih pada daerah yang mulai mendekati masa panen. Gerakan pengendalian hama tikus pun dilakukan kelompok tani di berbagai daerah dengan metode pengendalian yang beragam.
Berbagai cara dilakukan untuk mengendalikan hama tikus di sawah. Ada yang menggunakan cara gopryokan, pengemposan, menggunakan anjing buru, dan racun tikus.
Gerakan massal pemasangan Rumah burung hantu dihadiri oleh kepala dinas pertanian jawa tengah Supriyanto M.P.M.M kepala BPTPHP Jawa Tengah lr Herawati Parastiyani ,Kepala Dinas Kabupaten Magelang yang diwakili Cahya Edi S.Hut. Kepala PUPT Wilayah Kedu Tri Wahyuni S.P..Koordinator BPP Candimulyo Sariyatun,S.P. Koordinator POPT Kabupaten Magelang Riswanto. S.p, PPlL Kec Candimulyo, Babinsa podosoko Serda Wahyu Triwijaya. Sabtu (13/7/2024).
Kepala BPTPHP Jawa Tengah lr Herawati Parastiyani melaporkan,”Kegiatan ini tingkat Nasional dilaksanakan di semua propinsi, jawa tengah ada 157 kelompok Tani,Rubuha ini sesuai dengan jumlah UPT dijawa Tengah ada 225 UPT dan Terpasang 305 Rumah burung Hantu,Jawa Tengah bisa Terpenuhi.untuk kabupaten Magelang 11 UPT, kata Herawati parastiyani didepan Awak Media
Tidak semua cara yang disebutkan di atas bersifat ramah lingkungan seperti halnya penggunaan racun tikus. Dalam jangka pendek mungkin penggunaan racun tikus terlihat memberikan hasil positif dalam pengendalian hama tikus, namun dalam penggunaan jangka panjang ternyata serangan hama tikus masih saja akan berulang terjadi juga memberikan efek negatif bagi pencemaran lingkungan.
Sejumlah daerah kini coba mengubah strategi dalam pengendalian hama tikus yang lebih ramah lingkungan serta efektif untuk pengendalian jangka panjang seperti trap barrier system dan pemanfaatan burung hantu sebagai predator / musuh alami tikus dengan mendirikan rumah burung hantu (rubuha) di sawah.
Khusus terkait pendirian rubuha, salah satu provinsi yang gencar mencoba strategi yang lebih ramah lingkungan ini adalah Jawa Tengah. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Supriyanto MP,MM, mengungkapkan, tahun ini kami mendapatkan bantuan untuk mendirikan rubuha dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan di 29 kabupaten/kota di Jawa tengah termasuk di Desa Podosuko Kabupaten Magelang.
“Dengan adanya bantuan ini kami harap akan menjadi contoh sekaligus stimulus untuk mendorong petani agar mau secara swadaya mendirikan rubuha di lingkungan persawahan mereka,” ujarnya.
Dengan mendirikan rubuha akan mengundang burung hantu yang berasal dari alam atau juga yang berasal dari penangkaran untuk hinggap dan menetap di lingkungan persawahan dan mulai secara rutin harian memangsa tikus terutama pada malam hari. Mengingat baik burung hantu dan tikus aktif mencari makan pada malam hari.
Untuk satu ekor Burung hantu saja dapat memangsa 3 – 5 ekor tikus per malam dengan radius terbang 12 Km yang berarti jika dihitung per bulan dapat memangsa hingga kisaran 90 – 150 ekor. Hal tersebut tentunya sangat membantu petani dalam mengendalikan hama tikus di sawahnya sehingga pertanamannya dapat aman dari serangan tikus sampai panen,” ungkap Supriyanto.
Salah satu daerah di Jawa Tengah yang telah merasakan manfaat program rubuha adalah beberapa Kelompok Tani (Poktan) yang ada di Jawa Tengah. Harapannya termasuk kelompok tani (Poktan) Tani Mulyo Desa Podosuko Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Berawal dari bantuan program rubuha dan burung hantu kini mereka akan merasakan manfaatnya.
Tresno Riyadi,Ketua Gapoktan didampingi ketua Kelompok Tani Mulyo Tarib, menuturkan, adanya rubuha di sawah kami diharapkan bisa membantu pengendalian serangan hama tikus yang menyerang di persawahan dusun Gledek Desa Podosoko
Di tempat yang sama Kepala Desa Podosuko Warjana, menyambut baik program rubuha yang diluncurkan Kementan. Kementan melalui Direktorat Perlindungan Tanaman telah mengucurkan bantuan rubuha tahun ini untuk yang berpotensi rawan serangan hama tikus. Bantuan ini tentu sifatnya adalah stimulus untuk mendorong para petani di daerah untuk mulai mendirikan rubuha serta pengembangbiakkan burung hantu di area sawahnya secara mandiri / swadaya.
“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh berbagai usaha pengendalian serangan tikus untuk pengamanan produksi pangan terlebih cara-cara yang bersifat ramah lingkungan”, ungkap Warjana Kades Podosuko
Dinas Pertanian Kabupaten Magelang yang diwakili oleh Cahya Edi Pramana, S.Hut, menambahkan, seluruh jajaran Kementan dari pusat sampai daerah harus bahu membahu untuk aktif turun membantu petani mengamankan produksi padi dari ancaman serangan hama tikus dan hama lainnya yang mengancam produksi pangan nasional.
“Sesuai arahan Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah dari pusat sampai daerah untuk terus aktif turun, mendampingi petani dan bersama stake holder lainnya terus giat melakukan pengendalian hama tersebut agar tidak mengancam produksi pangan kita,” pungkasnya.