MabesNews.com, “KEHIDUPAN kita dibuat miskin oleh pemimpin yang tidak mampu berpikir,” ujar Rocky Gerung, suatu ketika dalam sebuah forum intelektual.
Untuk itu, Rocky menganjurkan kepada calon pemimpin untuk mengenalkan diri dengan ide dan gagasan. Terlebih lagi dengan karya nyata pembangunan. Bukan dengan senyam-senyum, atau cengar cengir tak jelas. Seperti badut yang menjadi maskot restoran waralaba.
Kata-kata Rocky nan tajam ini tentu sangat masuk di akal. Bahkan sejak zaman prasejarah, seorang pemimpin atau ketua suku dipilih karena memiliki kelebihan dari manusia purba-manusia purba lainnya.
Makanya disebut “primus inter pares”, berasal dari bahasa Latin dengan arti “pertama di antara yang sederajat”.
Kita tentu ingin peradaban politik di negeri ini dibangun dengan argumentasi. Bukan sentimen.
Apalagi Batam dan Kepulauan Riau ini sejak awal sudah bertemu dengan pikiran global karena selain pusat Kerajaan Melayu, bahkan cikal bakal Bahasa Indonesia, juga terletak di gerbang dunia.
Bahkan jauh sebelum Singapura dan Malaysia menjadi negara, Kepulauan Riau sudah memimpin dengan peradaban berpikirnya. Pulau Penyengat di masa itu menjadi simbol intelektualitas.
Karena itu kita mesti olah kekuatan pemikiran leluhur kita untuk membangun Indonesia lebih bermutu, khususnya Kepulauan Riau dan Kota Batam ini. “Orang yang berakal niscaya dirinya akan bersinar,” pungkas Rocky.
Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea)
