Prahara Ekonomi AS Bisa Jadi Kabar Buruk bagi IHSG dan Rupiah Sepekan Ke depan

Pemerintah187 views

 

MABESNEWS.COM | Medan – Gonjang ganjing perekonomian Amerika Serikat (AS) bakal membuat pasar keuangan di tanah air dalam tekanan di akhir pekan dan kabar buruk bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin.

Mayoritas bursa saham di AS dan Eropa mengalami tekanan hebat, yang bisa merembet ke pasar keuangan lainnya, tanpa terkecuali pasar keuangan Indonesia.

Seperti diungkapkan, pengamat ekonomi Gunawan Benyamin mengatakan hal utama yang memicu kekuatiran pasar saat ini adalah kebangkrutan di alami salah satu Bank terbesar di AS, yakni Silicon Valley Bank yang bisa menggerus saham perbankan di sejumlah negara.

Selain itu selama sepekan ke depan ada banyak agenda ekonomi besar baik dari dalam mau pun luar negeri. Dari tanah air akan ada rapat Gubernur Bank Indonesia yang diproyeksikan tetap mempertahankan besaran suku bunga acuannya di level 5.75%.

“Jika BI tetap mempertahankan bunga acuan tersebut, potensi Rupiah melemah cukup terbuka dalam sepekan ke depan,” ucap.Benyamin menjawab media ini, Senin 13/3/2023 terkait iklim perekonomian AS.

Dia.menyebutkan di sisi lain, rilis data inflasi inti AS serta inflasi Februari (YoY) bisa menambah tekanan selanjutnya. Sejauh ini inflasi inti di AS diproyeksikan akan turun dikisaran 5.5% secara year on year.

“Sementara inflasi secara keseluruhan diperkirakan turun hingga 6%. Tetapi jika rilis data inflasi justru lebih besar dari ekspektasi, akan sangat berpeluang memicu tekanan pada Rupiah,” kata analis pasar keuangan ini.

Karena bunga acuan The FED diproyeksikan akan berada dalam skenario yang paling besar yakni 6%. Perjalanan masih panjang bagi suku bunga acuan The FED untuk berhenti di level tersebut. Saya melihat potensi tekanan pada bursa saham khususnya saham saham sektor perbankan. Pelaku pasar perlu mewaspadai potensi tekanan tersebut.

Karena keruntuhan Bank terbesar di AS ini, seakan mengulang masa suram krisis yang sempat terjadi pada tahun 2008 silam. Dengan tekanan cukup besar pada bursa saham global belakangan ini, Benyamin menilai IHSG berpeluang untuk menguji level 6.600 di pekan ini.

Sentimen buruk dari sillicon valley bank, masih akan mempengaruhi kinerja bursa saham di banyak Negara termasuk IHSG.Sementara mata uang rupiah diproyeksikan juga berpeluang umengalami pelemahan pada perdagangan pekan ini.

“Tren US Dolar yang menguat seiring dengan tingginya inflasi membuat pasar kian mengkuatirkan daya tarik US Dolar di pasar keuangan global. Rupiah di pekan ini diperkirakan bergerak dalam rentang 15.400 hingga 15.600 per US Dolar,” rincinya..

Sementara untuk harga emas sendiri, imbuh Benyamin diproyeksikan akan menguat meskipun dibayangi dengan laju inflasi AS yang bisa saja merealisasikan angka di atas ekspektasi.

“Namun emas diyakini tidak akan begitu tertekan, karena pada dasarnya emas sangat diuntungkan dengan gejolak ekonomi di AS saat ini. Emas sendiri diproyeksikan bergerak dalam rentang $1.835 hingga $1.900 per ons troy,” papar Benyamin. (tiar )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *