MabesNews.com, Medan- Para teknisi dan supervisor dalam melakukan pengendalian vektor penyakit serta hama pemukiman harus mengetahui masalah di lapangan.
Langkah pertama definisi masalah, kedua identifikasi dan dokumentasi proses.Langkah ketiga mengukur perfomance, keempat memahami mengapa ? Kelima menggambarkan dan menguji ide-ide. Keenam inplementasi solusi dan evaluasi.
Harapan itu disampaikan Zulfan dari PT Rentokil saat menjadi pembicara pada Pelatihan Pengendalian Vektor Penyakit dan Hama Pemukiman di Hotel Hermes Palace, Jalan Pemuda Medan, Kamis 6/6/2024.
Kegiatan yang diikuti para teknisi dan supervisor ini berlangsung selama tiga hari (4-6 Juni 2024) digelar DPD Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia atau ASPPHAMI Sumatera Utara bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Medan.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua DPD Aspphami Sumatera Utara, Wilson Rio H Daulay, Penasihat Ir Wesly Sianipar, pengurus dan panitia lainnya.
Zulfan yang tampil di hari terakhir acara itu mengingatkan para teknisi dan supervisor bahwa tantangan besar dalam pengendalian hama di lapangan. Namun, paling penting mengetahui sekaligus memahami bagaimana terjadi masalah tersebut.
“Itu sebabnya kita harus memakai ide-ide yang jitu. Termasuk mendokumentasi solusinya dan menyampaikannya ke manajemen kita. Jadi system reporting salah satu manajemen berupa penyampaian perkembangan hasil dari kegiatan kita.Misalnya apa saja yang dibutuhkan dalam reporting itu,” ujarnya.
Bukan hanya itu, Zulfan juga mengingatkan peserta pelatihan agar mempunyai standar kerja masing-masing dari perusahaan. Termasuk harus ceklis inspeksi. Ini hal yang mejadi dasar untuk memastikan kualitas pekerjaan dan menginformasikan tentang kegiatan dan proses sudah selesai dilaksanakan kepada user/atasan/editor.
“Kita harus memahami betul jasa ini. Tak kalah penting adalah kualitas pelayanan yang baik kepada customers atau pelanggan,” pungkas Zulfan pada acara yang sebelumnya juga menampilkan pembicara Prof Dr Swastiko Priyambodo dari IPB Bogor melalui zoom, Prof Dr Darma Bakti Nasution, MSi dari USU, Kabid P2M Dinas Kesehatan Kota Medan, Edy Yusuf dan lainnya.
Sementara sesi kedua di hari ketiga pembicara Jonson Pangaribuan di hadapan puluhan teknisi dan supervisor menjelaskan tentang mesin penyemprotan. Dia mengingatkan jangan sekali-kali mengoperasikan mesin di ruang tertutup.
“Kita harus betul-betul melihat tidak ada orang atau hewan saat mengoperasikan mesin penyemprotan hama. Paling tidak diradius 20 meter. Begitu juga jangan mengoperasikan mesin yang rusak. Mesin, tidak boleh digunakan oleh yang bukan ahli.Ada pengalaman saya, suatu waktu saya mengarahkan mesin ke atas. Ternyata ada ikan dalam sebuah kolam. Akhirnya ikan itu mati semua,” sebut Jonson dari PT Rentokil.
Hal senada di sesi ketiga, pembicara Yudi menjelaskan tentang penggunaan alat dan teknis penyemprotan hama. Dia juga mengimbau para teknisi dan supervisor setiap penggunaan bahan kimia harus membaca lebelnya. Soalnya bahan kimia berbahaya.
“Jangan semprot cairan yang mudah terbakar. Pastikan juga mesin dalam kondisi baik.Jangan menutup area belakang blower. Begitu pula jangan sekali-kali biarkan beroperasi tanpa pengawasan.Perhatikan luasan area dan waktu aplikasi termasuk periksa kondisi kabel,” ingat Yudi dari PT Rentokil Jalan Gagak Hitam ini.
Secara terpisah Ketua DPD Aspphami Sumatera Utara, Wilson Rio H Daulay menjelang penutupan acara kepada media ini menjelaskan jumlah peserta dalam pelatihan teknisi dan supervisor kali dari Medan dan Pekanbaru. Kegiatan ini merupakan agenda rutin DPD Asppham setiap tahun. Tahun-tahun sebelumnya pernah dua kali pelatihan bahkan didatangkan pembicara atau narasumber dari DPP Aspphami.
Wilson menilai pelatihan teknisi dan supervisor atas kerjasama DPD Aspphami dengan Dinas Kesehatan Kota Medan penting. Soalnya kegiatan pengendalian vektor dan hama pemukiman harus dilakukan oleh tenaga ahli. Karena menyangkut bahan kimia yang bisa terkontaminasi manusia, hewan dan lingkungan sekitar.
“Itu sebabnya pekerjaan ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga yang memiliki sertifikasi dari Dinas Kesehatan setempat. Artinya mereka sudah memiliki kompentensi. Itu sebabnya mereka perlu mengikuti pelatihan,” ujar Wilson seraya menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan. Terima kasih juga kepada para pembicara dan panitia yang telah meluangkan waktu serta tenaganya sehingga kegiatan pelatihan pengendalian vektor dan hama pemukiman sukses.
Penasihat DPD Aspphami Sumut, Ir Wesly Sianipar menambahkan pihaknya berharap para teknisi dan supervisor yang sudah membekali diri dengan berbagai pengetahuan tentang pengendalian vektor penyakit dan hama pemukiman dapat menerapkan pengetahuannya dengan baik.
“Sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada customers. Pelayanan yang prima merupakan sebuah tuntutan bagi teknisi maupun supervisor di tengah persaingan yang semakin ketat ini,” kata Wesly.(tiar)