Mabesnews.com | Tanjungpinang – Selama Tidak Ada Larangan Maka itu Boleh Dilakukan Hal Inilah Yang Membuat H. Mastur Amin adu argumen dengan ketua Pimpinan Pusat KISS Mukhlis Fatahna di hotel CK Tanjungpinang pada hari Sabtu, 25 Mei 2024 pukul 14.30 WIB.
Dari pantauan awak media Badan Pengurus Daerah (BPD) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam, benar benar geram dengan pelaksanaan muswil saat ini yang seharusnya pimpinan pusat bijak dalam mengambil sikap karena ini adalah kerukunan kita bersama tutur H. Mastur Amin, S. H.,MH yang juga sehari harinya berprofesi sebagai pengacara.
H. Mastur Amin juga dalam muswil KKSS Kepulauan Riau kali ini melakukan walk out pada Musyawarah Wilayah (Muswil) IV KKSS Kepri, dengan alasan bahwa muswil kali ini benar benar cacat hukum
Muswil KKSS Provinsi Kepulauan Riau bukan hanya dari Batam saja yang meninggalkan ruang muswil tetapi juga diikuti oleh beberapa yang memiliki hak suara. Pilar dari Toraja yang seharusnya mendapatkan hak suara, juga tidak diberikan hak suaranya oleh pihak panitia, dan akhirnya semua rombongan akhirnya meninggalkan ruang rapat dengan penuh kekecewaan dan tak mengakui hasil muswil.
Kali ini Ketua BPD KKSS Batam, Masrur Amin menegaskan bahwa muswil tersebut tidak sesuai dengan peraturan organisasi, Aturan Dasar (AD), dan Aturan Rumah Tangga (ART) di organisasi tersebut dan ini hasil ditindak lanjuti sesuai dengan mekanisme organisasi tutur Mastur Amin.
Apapun namanya dan bagaimanapun pelaksanaannya mska Ini termasuk kategori muswil ilegal.
Mastur Amin beralasan bahwa selama dasar yang digunakan untuk muswil tidak sesuai AD/ART, maka muswil KKSS Kepri ini ilegal,” dan tidak boleh dibiarkan berlarut larut.
Ditambahkan oleh Masrur bahwa dengan tetap dilanjutkannya Muswil KKSS Kepri demi memuluskan langkah salah satu kandidat yang berambisi menjadi Ketua BPW KKSS Kepri, maka ia tidak mengakui kepemimpian figur yang dimaksud, kita orang Bugis menghargai pelaksanaan muswil ini yang kita tidak terima karena tidak berjalan sesuai dengan mekanisme organisasi.
“Jika ini dilanjutkan, maka kami semua tidak akan pernah mengakui Ketua terpilih dari hasil Muswil yang kita anggap ilegal. Ilegal, kok mau diakui,” apanya yang mau diakui, maaf kalau seandainya dari awal berjalan sesuai dengan mekanisme mska pastilah sesuai apa yang diharapkan bersama yaitu “Pada Idi Pada Elo Sepatu, Sipatokkong sampai akhir menuju Taro ada Taro Gau tutur Masrur dengan penuh kekesalan di depan para peserta yang keluar dari ruangan.
Di sisi lain, ia juga merasa tidak diberikan kesempatan untuk berbicara dalam forum. Bukan hanya itu, Masrur melihat adanya petugas keamanan yang berjumlah ramai, padahal menurutnya muswil itu merupakan salah satu ajang untuk bersilaturahmi secara besar-besaran antar masyarakat di KKSS, ini adalah acara KKSS tak perlu melibatkan aparat yang seakan akan akan terjadi kerusuhan besar.
“Saya belum pernah jumpa mubes dengan jumlah keamanan sebesar ini, 47 petugas keamanan dikerahkan. Untuk apa? Ada orang tua yang kami hormati. Kalau disuruh diam, kami pasti diam,” ujarnya.
Olehnya itu, saya sebagai pengurus menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan KKSS Batam, dan juga bakal segera menyurati Dewan Pertimbangan dan penasehat KKSS pusat.
“Saya akan somasi pengurus pusat dan sekaligus akan melayangkan surat. Kami akan tembuskan ke dewan pertimbangan dan penasehat terkait kejadian tindakan ketua umum yang merupakan pelanggaran aturan organisasi,” kata Masrur.
Lanjut Masrur, Ketua Umum KKSS yang diharapkan menjadi penengah dan pemberi pencerahan dalam persoalan ini. Malah terkesan berpihak kepada salah satu calon.
“Seorang Ketum yang bijak tidak akan mengambil langkah melanjutkan Muswil tersebut. Melihat sudah ada konflik berefek pecah belah, seharus ia tenangkan. Bukan malah mengambil keputusan diluar aturan organisasi. Itu namanya pemimpin yang otoriter, pemimpin yang suka-suka dia. Seharusnya beliau skorsing Muswil itu. Bila perlu tunda. Apa ini namanya Kerukunan, kekeluargaan. Bohong semua itu,” tegasnya.kekeluargaanhari sebelum Muswil digelar kata dia. Ketua Umum BPP KKSS mendatangi rumah milik salah satu calon Ketua BPW KKSS Kepri.
“Apa itu etis. Seorang Ketua Umum mendatangi Salah satu calon. Sementara, calon yang kita usung telah meminta bertemu. Tapi tidak digubris. Bahkan luar biasanya. Penasehat BPP KKSS pun sampai turun di Muswil ini. Ada apa? Seperti ada rencana besar sehingga berambisi sekali memimpin KKSS,” beber Masrur.
Dengan kejadian itu, Masrur menyebut, bahwa Organisasi yang ia cintai selama ini sedang berduka.
“KKSS di Kepri sedang berduka. Karena dari keputusan dan sikapnya Ketum BPP KKSS. Maka tercipta perpecahan di Kepri. Ini akan menjadi sejarah buruk yang akan terus kita ingat. Bahkan acara kita saja. Sampai menyewa seseorang penjaga Muswil yang bukan merupakan Warga KKSS. Ini benar-benar memalukan!,” apapun namanya muswil KKSS saat ini tegas Masrur Amin dengan nada yang berapi api di depan para peserta myswil yang meninggalkan ruangan muswil (Nursalim Turatea).