Mabesnews.com
Bireuen, Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) kabupaten Bireuen selalu menjadi perhatian publik, bukan saja masyarakat kabupaten Bireuen tetapi ikut menjadi perhatian masyarakat yang ada di sekitar daerah Aceh pemilihan dua yang meliputi delapan kabupaten kota yang ada di Provinsi Aceh.
Sejauh ini menurut Chaidir Toweren hanya ada tiga nama yang bisa di jagokan dalam Pilkada serentak yang akan di gelar bulan November 2024 mendatang, ujarnya kepada awak media saat di mintai tanggapan terkait Pilkada kabupaten Bireuen yang mulai duluan memanas saat di kunjungi awak media di RSUD Langsa, karena sedang dalam proses perawatan kesehatan, Rabu (17/4/2024).
Ketiga nama tersebut bukan tanpa alasan untuk dijagokan, seperti Teungku H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop), H. Ruslan M. Daud, SE, M.AP (HRD) dan H. Muklis, ST, SH (Mukhlis Takabeya), ujarnya.
Mari sama-sama coba membahas dan kilas balik ke belakang peran politik ketiga calon. HRD berhasil memenangkan Bupati definitif ketiga untuk kabupaten Bireuen, atau menjadi Bupati ke 4 dikota Juang. Setelah gagal pada Pilkada berikutnya tidak mematahkan semangat politiknya, dirinya berhasil melenggang ke senayan pada pemilu 2019 dan bahkan pada pemilu legislatif tahun 2024 yang baru saja berlalu, dirinya kembali berhasil terpilih dengan torehan suara terbanyak kedua dari daerah pemilihan Aceh dua dari total suara PKB 267.750 suara, HRD berhasil meraih 141.953 suara badan, ungkap Chaidir yang juga mantan pengurus Partai Nasional tingkat Provinsi Aceh.
Bukan itu saja, di bawah daerah pemilihan DPR RI Aceh dua PKB berhasil menghantarkan 4 kursi ke parlemen Aceh dari 5 kursi di bawah daerah Pemilihan Aceh dua hanya dapil 7 yang gagal mengirimkan perwakilannya ke senayan Aceh, tidak sampai disitu sepanjang sejarah PKB selalu menjadi partai pengembira di kabupaten Bireuen bahkan pada pemilu legislatif tahun 2019 PKB hanya berhasil mengantarkan 1 kursi di parlemen kabupaten Bireuen.
Tetapi, Pemilu legislatif tahun 2024, PKB hadir bak petarung yang sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi pemilihan kali ini, ia berhasil menghantarkan 7 kursi perwakilannya dari enam dapil yang ada di kabupaten Bireuen, dan secara statistik hasil pemilu, PKB akan menduduki salah satu wakil ketua di DPRK kabupaten Bireuen, ujarnya penuh dengan semangat kepada para awak media, karena sedikit banyaknya saya sedikit mengenal HRD.
H. Muklis Takabeya, berlatar belakang kontraktor, bukan wajah baru di kabupaten Bireuen. Pilkada tahun 2017 di kabupaten Bireuen yang memenangkan H.Saifanur menjadi Bupati ke 5 di kabupaten tersebut tak lepas dari peran dan strategi beliau yang ada di belakang layar pemenangan Almarhum H.Saifanur menduduki kursi orang nomor satu di kabupaten penghasil palawija tersebut.
Terlepas dari cerita miring yang pada intinya Pilkada ketika itu di menangkan oleh H.Saifanur yang di komandoi langsung oleh H.Mukhlis Takabeya, tegas Chaidir, yang ketika Pilkada tersebut menjadi pengurus salah satu partai pengusung.
Berkat tangan dingin beliau, Pemilu legislatif tahun 2024 Golkar mengukir sejarah menjuarai kursi parlemen dengan torehan 9 kursi dan tak tanggung-tanggung Golkar diprediksi akan menduduki posisi ketua DPRK pada parlemen mendatang dari sebelumnya Golkar hanya memperoleh 7 kursi dari 6 dapil di kabupaten Bireuen. Dan sejarah baru juga di ukir oleh Golkar kabupaten Bireuen, mereka berhasil menghantarkan jagoan mereka ke kursi Senayan sebagai perwakilan rakyat Aceh di DPR RI dari daerah pemilihan Aceh dua bersama-sama Ilham Pangestu. Sudah di pastikan kedua calon tersebut memiliki strateginya masing-masing.
Nah, satu lagi yang akan kita bahas ungkap Chaidir, Teungku H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau yang sering di panggil Tu SOP, salah satu ulama kharismatik yang di miliki oleh kabupaten Bireuen, yang punya banyak pengikut sampai ke seluruh Aceh bahkan Nasional.
Sebahagian orang mengatakan Tu SOP salah satu ulama yang memiliki strategi politik yang tidak bisa di pandang ringan, fakta menyatakan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2019 lalu, Tu Sop hampir saja memenangkan pertarungan pada waktu itu.
Banyak masyarakat Aceh berharap, Tu SOP terjun ke pemilihan kursi G1, dilihat dari kharismatik beliau, jamaah pengajiannya bahkan ada salah seorang pengamat politik di Aceh mengatakan dirinya punya potensi besar menjadi orang nomor satu di Provinsi Aceh.
Chaidir menambah, ketiga figur tersebut juga jangan sampai mengesampingkan siapa yang akan menjadi pendamping mereka, salah menentukan pilihan rekan kerja juga akan mempengaruhi penilaian masyarakat, jangan sampai karena sudah merasa jumawa akhirnya mengesampingkan kualitas siapa yang akan menjadi pendamping dirinya masing-masing.
Kita tunggu saja cerita selanjutnya, semua masih bisa berubah, apalagi perolehan suara hasil pemilu di Aceh pada pemilu kali ini banyak memberikan perubahan dan warna baru tidak ada yang tidak mungkin, tutup Chaidir yang juga pimpinan salah satu media online, dan bekerja pada salah satu media nasional dan menjadi owner beberapa media online di Aceh tersebut Pungkas Chaidir Toweren. (*)