Mabesnews.com |Medan-Barangkali tak terbayangkan sebelumnya bagi masyarakat Aceh betapa semangat dan antusiasnya kaum muda Aceh berbisnis pasca tsunami.
Dahsyatnya tsunami meluluhlantakkan segalanya. Termasuk perekonomian tanah rencong itu. Duka dan luka membahana setiap keping hati namun, terobati dengan penuh kesabaran di dada masyarakat Aceh. Karena mereka tahu itulah cobaan dan ujian Allah bagi orang-orang beriman.
Masyarakat Aceh yang dikenal religius tentu berpedoman pada ayat suci Alquran yang artinya ‘Allah bersama orang sabar”. Maka tak heran, masyarakat Aceh pasca tsunami mulai bangkit kembali terutama kaum muda. Mereka banyak yang merantau ke luar daerah Serambi Mekkah tersebut.
Bahkan ada yang keluar negeri. Kaum muda Aceh menyingsing lengan baju berbisnis. Seakan jiwa pengusaha Aceh yang terkenal ulet tempo doeloe kini tersemat di dada kaum muda. Bagaikan pewaris llmu saudagar Aceh.Kaum muda merintis jalan membuka aneka jenis usaha di luar daerah.
Seperti diungkapkan pengamat ekonomi Aceh, H Lukmanul Hakim,SE. Ada sesuatu yang Allah turunkan yakni hidayah dan ilham kepada kaum muda Aceh. Menyusul provinsi paling ujung itu diterjang tsunami beberapa waktu lalu.
“Bahkan kesabaran kita juga ketika bergolaknya Aceh beberapa tahun silam. Tak ada yang terlalu berani ke luar rumah di tengah bisingan peluru,” ujar H Lukman, pria kelahiran Peudada Kabupaten Bireuen 69 tahun lalu, saat berbincang dengan media ini di Medan, Selasa 21/3/2023.
Pak Lukman, panggilan akrabnya mengamati setidaknya ada 4 sektor usaha yang digeluti kaum muda Aceh di berbagai daerah di Pulau Sumatera, Jawa dan lainnya termasuk di luar negeri. Seperti di Vietnam, Kanada,.Malaysia dan Singapura.
Lihat saja usaha warung kopi,. kuliner, pedagang grosir dan bahan bangunan di berbagai bilangan jalan protokol di kota Medan. Begitu juga kuliner seperti mie Aceh yang sudah terkenal dinilai sebuah bisnis sangat menjanjikan.
Malah kaum muda Aceh umumnya sudah memiliki keahlian tersendiri di bidang bisnis tersebut .Ada pula alumni pesantren. Pada siangnya berjualan grosir dan malamnya kembali ke dayah mengajar anak didiknya.
*Hasrat anak muda Aceh sekarang seperti dulu. Kalau dulu Aceh menaklukkan dengan kerajaan. Sekarang merubah dengan perdagangan. Bak kata pepatah. ” Aceh geuyue muprang, padang peugah haba, batak duek di kanto yang meu ato na oreung jawa,” tutur Lukman, mantan Ketua Umum Forum Kerukunan Masyarakat Bireuen (FKMB) Medan.
Dua pemuda.Bireuen katanya pernah pergi ke Kanada. Di sana mereka bekerja hingga terkumpulnya modal. Dengan modal yang mapan, mereka berhasil membuka usaha restoran di sana. Tak bisa dipungkiri memang, mereka yang berjiwa bisnis, kemana pun pergi pasti yang diliriknya adalah bisnis.
“Sebagai orang Aceh, saya bangga semangat wirausaha kaum muda Aceh luar biasa.Saya melihat di kota Medan banyak warung kopi Aceh, di Jakarta, di Kemang, di Palembang ada Warung Kopi Aceh 99 Putra Rencong dan di kota-kota besar lainnya,”.sebut .Lukman.
Agaknya harus diakui lanjut Lukman, kualitas dan cita rasa kopi Aceh sudah terkenal sejak dahulu. Tanah Gayo, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah misalnya salah wilayah penghasil kopi terbanyak. Kopi Aceh Tengah sudah terkenal di dunia.
Itu belum lagi yang membuka toko kelontong grosir. Ada juga menjual bahan kebutuhan pokok atau sembako di Medan maupun kota lainnya termasuk di.pulau Jawa. Memang harus diakui kebangkitan kaum muda Aceh berwirausaha termasuk kuliner seperti mie Aceh yang kini sudah terkenal di tanah air.
“Kita berharap semangat wirausaha kaum muda Aceh terus dipupuk dan hendaknya menjadi cikal bakal generasi Aceh mendatang. Sebab usaha berdagang merupakan pekerjaan yang paling mulia,” kata Lukman.
Lukman yang juga salah seorang pendiri FKMB Medan ini berpesan ada beberapa pesan Rasulullah dalam berbisnis atau berdagang agar mendapat berkah. Antara lain niat karena Allah SWT mencari rezeki. Bukan karena ingin menumpuk harta dan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Kemudian bersikap jujur dalam berbisnis barang apapun
“Artinya tidak mengurangi timbangan. Menjual barang yang halal dan berkualitas bagus. Mengambil keuntungan yang wajar. Hal ini untuk mendapat keberkahan dari Allah SWT,” ingat Lukman, yang berbisnis Sop Susum Langsa di Medan ini.(tiar)