MabesNews.com, Batam| Pertemuan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dengan Ketua Keluarga Masyarakat Adat Rempang Gerisman Ahmad, di Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, berlangsung akrab.
Pertemuan pada Minggu (17/9/2023) malam tersebut diunggah ke Tiktok oleh akun Fanbase Bahlil Lahadalia, “melangkah dari timur”.
Tampak usai menjelaskan tentang solusi terbaik terkait pembangunan Rempang Eco City, Menteri Bahlil dirangkul para pemuda seraya berkata:
“Kalau ini jelas. Kami lebih percaya dan setuju dengan Bapak Menteri (Bahlil). Jadi Bapak Menteri turun langsung untuk (menyelesaikan) masalah ini. Kami dukung pembangunan (investasi),” seru warga pemuda sambil mengacungkan jempolnya.
Sebelumnya Humas Humas Kekerabatan Masyarakat Adat Tempatan (Keramat) Suhardi, menjelaskan tentang apa harapan dan keluh-kesahnya atas Proyek Strategis Nasional ini.
Berikut petikannya:
Hari ini yang harus kita junjung tinggi itu dua marwah. Yang pertama marwah negara, tapi di sisi lain ada masyarakat yang mempertahankan harkat, derajat dan martabat. Tentu juga harus sama-sama kita junjung tinggi.
Hadirnya investasi membawa kemakmuran bukan hanya masyarakat Rempang, Kepri, bahkan menjadi sebuah kebanggaan Indonesia
Sebagai anak Rempang, kami bangga Pak, jika Rempang mampu menghasilkan APBN sekian. Itu saya rasa Subhanallah. Ada nilai ibadah juga nenek moyang kami yang memang menempati zuriatnya (keturunan) di sini.
Kita berharap, dari tangan sejuknya Pak Menteri (Bahlil) juga memberi kesejukan kepada masyarakat, yang sampai dengan hari ini -masyarakat memang tidak dipaksa didatangi untuk mendaftar relokasi- (tapi) menurut saya itu sebuah pemaksaan, dan membuat sentuhan-sentuhan yang negatif.
Jika memang Pak Menteri izinkan dan kita sepakati, (biar) Keramat yang mendata. Tiga hari kelar Pak. Pasukan (tim gabungan) ini kita tarik mundur, ya kan, dan biarkan masyarakat yang bekerja untuk masyarakat. Tapi jika diizinkan oleh Pak Menteri, sehingga tidak ada kegaduhan.
Kemudian dijawab Menteri Bahlil:
Saya tak sepakat dengan kata “penggusuran”. Siapa mau gusur? Ini barang nenek moyang kita. Siapa yang mau gusur?
Yang benar itu adalah, “masyarakat berjiwa besar untuk bergeser, dalam rangka pembangunan negara”. Itu mungkin kata yang paling pas. Bahwa di sini ada yang mempunyai Hak Kesulungan.
Menyangkut dengan persoalan, kalau kita geser, sosialisasinya di mana? Sebenarnya nggak perlu ada aparat masuk, kalau kita bersepakat.
Untuk selengkapnya silakan simak dalam video berikut ini. (Nursalim Turatea).